Mencicipi Kuliner Khas Tabanan Kaki Lima Rasa Bintang Lima

Kuliner khas Tabanan kaki lima unjuk gigi dalam acara tahunan Tanah Lot Creative Food & Art Festival, apa saja?

oleh Novi Nadya diperbarui 14 Jul 2017, 13:48 WIB
Diterbitkan 14 Jul 2017, 13:48 WIB
Bupati Tabanan Eka Wiryastuti
Bupati Tabanan Eka Wiryastuti bersama beberapa selebritas ibu kota (Foto: Ferry Noviandi)

Liputan6.com, Jakarta Bali sebagai destinasi wisata telah populer di penjuru dunia. Kepopuleran tersebut juga diharapkan dapat mendongkrak produk kuliner usaha kecil di Pulau yang dikenal sebagai Island of God.

Sebab itu diselenggarakanlah Tanah Lot Creative Food & Art Festival pada 7-9 Juli 2017. Acara yang digagas Badan Pengelola Daya Tarik Wisata (BPDTW) Tanah Lot bersama Bekraf bertujuan untuk mempromosikan usaha makro, kecil, dan menengah (UMKM) kaki lima dengan kualitas bintang lima.

Beberapa stand kuliner khas Tabanan dalam Tanah Lot Creative Food & Art Festival (Foto: Ferry Noviandi)

Salah satu menu yang diangkat dalam festival tahunan ini adalah bebek atau kuwir. Menurut Bupati Tabanan Eka Wiryastuti, bebek masih menjadi yang digemari dan sedang viral.

"Sekarang kuwir lagi viral, jadi tahun ini kami ingin mengangkat bebek. Nantinya menu-menu ini akan kami patenkan," ujar Eka saat ditemui Liputan6.com di sela-sela acara.

Untuk memeriahkan tema kuwir, digelar pula lomba masak kuwir dari 8 sekolah SMA di Tabanan. Chef Juna yang didapuk sebagai juri juga makin meramaikan lomba tersebut.

Demo masak Chef Juna di SMA di Tabanan (Foto: Ferry Noviandi)

Tanah Lot Creative Food & Art Festival juga dibuka dengan parade Gebogan dari desa-desa di Tabanan. Berbagai stand makanan khas Bali, khususnya dari Tabanan juga dijajakan. Seperti kopi Leak dan laklak.

Tanah Lot Creative Food & Art Festival juga dibuka dengan parade Gebogan dari desa-desa di Tabanan (Foto: Ferry Noviandi)

Ia juga berharap, festival ini tak hanya sekedar untuk bersenang-senang, tetapi bisa berdampak mengangkat perekonomian para wirausahawan. Ia tak ingin festival ini hanya dinikmati 'orang gedean' karena sejatinya dibuat untuk rakyat.

"Kami juga ingin mengangkat ekonomi kerakyatan dari kearifan lokal. Belum lama ini beberapa petani Tabanan berangkat ke Jepang untuk belajar tenaga listrik. Kami ingin rakyat juga menikmati pesta ini dan Tabanan lebih dikenal lagi," tutup Eka.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya