Festival Sriwijaya Hebohkan Palembang

Setelah Countdown Asian Games, Giliran Festival Sriwijaya Hebohkan Palembang

oleh Cahyu diperbarui 24 Agu 2017, 13:30 WIB
Diterbitkan 24 Agu 2017, 13:30 WIB
Festival Sriwijaya 2015
Setelah Countdown Asian Games, Giliran Festival Sriwijaya Hebohkan Palembang

Liputan6.com, Jakarta Pelataran Benteng Kuto Besak di Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel), kembali meriah. Jika sebelumnya kemeriahan terjadi dalam rangka peluncuran hitung mundur (Count Down) Asian Games 2018, pada Selasa (22/8/2017), giliran Festival Sriwijaya yang menyita perhatian publik.

Netizen yang bergabung dalam Generasi Pesona Indonesia (GenPI) menaikkan hashtag #PesonaSF2017. Trending topic dalam dua hari itu, membuat festival itu semakin dikenal publik luas.

Sejak sore hari, ribuan masyarakat hadir dalam acara yang merupakan hasil kolaborasi Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), dan didukung Kementerian Pariwisata (Kemenpar).

Acara diawali dengan pembukaan "Kreatifood 2017", sebuah ajang yang digelar guna mendukung industri kuliner Indonesia, yang kini telah bertransformasi menjadi salah satu industri kreatif Indonesia. Kreatifood 2017 mengusung tema "Kopi Kita Kopi Giling Lokal" (Koling Lokal).

Kreatifood 2017 diikuti Asosiasi Kopi Nasional dan Lokal, para pengusaha di bidang kopi, dan pengusaha kuliner lokal di kota Palembang. Selain itu, turut berpartisipasi para start-up di bidang kuliner yang menjadi program binaan Bekraf. Kopi merupakan salah satu kekayaan milik Indonesia yang sudah dikenal hingga ke mancanegara.

"Kopi giling lokal saat ini telah menjadi tren sendiri di masyarakat Indonesia. Hal ini menjadikan industri kopi olahan di Indonesia meningkat. Acara ini berupaya mendorong dan meningkatkan potensi kopi lokal bukan hanya sekadar komoditi, tetapi juga menjadi gaya hidup bagi pecinta kopi di Indonesia," ujar Kepala Bekraf, Triawan Munaf, saat membuka "Kreatifood 2017" bersama Gubernur Sumatera Selatan, Alex Noerdin.

Saat matahari mulai kembali ke peraduannya, masyarakat kian banyak hadir memenuhi area panggung Festival Sriwijaya. Jika di Kreatifood masyarakat disuguhi ragam potensi kopi dan kuliner Sumatera Selatan, di Festival Sriwijaya giliran ragam budaya yang menjadi daya tarik. Mulai dari Tari Gending Sriwijaya, Tari Tradisi, hingga penampilan fashion kolosal oleh PPS Sriwijaya.

Alex Noerdin mengatakan, Festival Sriwijaya yang tahun ini memasuki tahun ke-26 penyelenggaraan, merupakan sebuah festival yang menghadirkan ragam budaya dan potensi wisata dari seluruh kabupaten dan kota yang ada di Sumatera Selatan.

"Setiap kabupaten dan kota menampilkan kebudayaan khas daerah masing-masing agar semakin dikenal masyarakat," ucap dia.

Festival Sriwijaya 2017 yang akan berlangsung hingga 27 Agustus mendatang, akan diisi berbagai kegiatan, antara lain pagelaran Orkestra Sriwijaya, Atraksi Silat, Syarofal Anam, Festival Kuliner, Lomba lari, Lomba Paduan Suara, Lomba Fashion Show Anak-Anak, Lomba Instagram, Lomba Blog, dan Fashion Show Kolosal.

Ada juga panggung hiburan yang menampilkan musik etnik, parade musik jalanan, parade teater tradisional Dul Muluk, serta penampilan gelar budaya dari kabupaten atau kota se-Sumsel.

Tak ketinggalan juga pementasan teater mini, Festival Batanghari Sembilan yang menampilkan 60 peserta gitar tunggal, pementasan musik jalanan, dan pementasan wayang kulit Palembang.

Guna menjaring pengunjung ke Festival Sriwijaya 2017, disediakan paket city tour Palembang selama tiga hari untuk menikmati kuliner Palembang, songket tour, mengunjungi tempat bersejarah, serta shopping.

Lebih lanjut, Alex menjelaskan, Festival Sriwijaya pada tahun ini juga punya misi istimewa. Bukan sekadar penyelenggaraan festival tahunan bernuansa budaya masyarakat Sumatera Selatan, tetapi juga sebagai bagian dari ajang mempromosikan Asian Games 2018. Seperti diketahui, Palembang menjadi salah satu tuan rumah bersama DKI Jakarta.

“Dengan adanya festival ini, kebudayaan dan wisata di Sumatera Selatan akan semakin dikenal masyarakat, termasuk luar negeri. Sehingga diharapkan kunjungan wisatawan ke provinsi ini semakin meningkat,” kata dia.

Deputi Bidang Pengembangan Pariwisata Mancanegara Kementerian Pariwisata, I Gede Pitana, memuji kembali terselenggaranya Festival Sriwijya ke-26 pada 2017. Dilihat dari waktu penyelenggaraan yang sudah berlangsung sejak lama, Festival Sriwijaya adalah festival tertua kedua di Indonesia.

“Sejak tahun 1991, masyarakat dan pemerintah Sumatera Selatan secara berkelanjutan melaksanakan Festival Sriwijaya ini. Menjadikan festival tertua kedua di Indonesia setelah Pesta Kesenian Bali,” ujar I Gde.

Menurutnya, pelaksanaan festival tersebut akan dapat memajukan pariwisata di Sumatera Selatan. Terlebih, dalam menyambut Asian Games 2018, sehingga lebih banyak lagi publik yang mengenal kebudayaan dan ragam pariwisata di Bumi Sriwijaya ini.

“Saya benar-benar bangga terhadap eksistensi pelaksanaaan Festval Sriwijaya karena akan dapat memajukan pariwisata,” ucap I Gde.

Menteri Pariwisata, Arief Yahya, mengatakan bahwa penyelenggaraan festival merupakan salah satu cara yang paling efektif dalam mempromosikan satu daerah atau destinasi pariwisata, yang ujungnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Sebuah event, imbuh Arief, memiliki manfaat ganda, yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Manfaat yang pertama adalah memperkenalkan destinasi. Kedua, bisa menjadi ikon untuk mendatangkan wisatawan langsung pada saat event berjalan.

Selanjutnya, memacu masyarakat lokal dalam mengembangkan kreativitas dan secara langsung terlibat dalam kepariwisataan.

“Tidak kalah pentingnya, sebuah event atau festival akan menggairahkan dan membangkitkan kesenian dan kebudayaan lokal yang merupakan modal dasar pembangunan kepariwisataan,” kata Arief.

Arief yakin Festival Sriwijaya akan menjadi salah satu ikon yang bisa mencitrakan Palembang dan Sumatera Selatan sebagai destinasi pariwiasta berkualitas sehingga makin menarik kedatangan wisatawan, baik wisatawan mancanegara maupun wisatawan nusantara.

"Tahun ini konsentrasi kita adalah meningkatan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia. Meski targetnya masih melingkupi wilayah Bali, Kepulauan Riau, dan Jakarta sebagai tujuan utama wisman, tetapi perlu juga ada daerah-daerah baru sebagai tujuan wisata baru. Sebagai daerah yang kental dengan sejarah peradaban kerajaan Sriwijaya di masa lampau, Sumatera Selatan telah siap dan telah mempersiapkan segala hal yang berkaitan dengan peningkatan pariwisata sehingga menjadi tontonan menarik bagi wisatawan nusantara (wisnus) dan wisman yang berkunjung ke Sumsel," ujar Arief.


(*)

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya