Anton Apriyantono Gelar Ekspedisi '7 Summits in 100 Days'

Hampir genap berusia 60 tahun, Anton Apriantono akan melakukan ekspedisi menjamahi puncak gunung tertinggi Indonesia dalam 100 hari.

oleh Ahmad Apriyono diperbarui 28 Agu 2017, 12:18 WIB
Diterbitkan 28 Agu 2017, 12:18 WIB
Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono
Mantan Menteri Pertanian Anton Apriyantono. (Liputan6.com/Fatkhur Rozaq)

Liputan6.com, Jakarta Anton Apriantono, Menteri Pertanian di era Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) sejak remaja dikenal gemar mendaki gunung dan aktivitas outdoor lainnya. Pertemuan dengan hobinya tersebut terjadi saat Anton ikut dalam peringatan “Long March Siliwangi”, yaitu jalan jauh yang dilakukan pasukan Siliwangi dari Jawa Tengah ke Jawa Barat. Bersama Pramuka Jawa Barat, dirinya selama 9 hari menempuh medan berat yang dahulu pernah dilalui pasukan Siliwangi.

“Waktu itu tahun tujuh lima, saya masih kelas 1 SMA, long march dari Wonosobo ke Jatibarang dalam rangka peringatan Long March Siliwangi yang digelar Pramuka Jawa Barat. Saya mewakili Kabupaten Serang. Nah dari situ saya menyukai kegiatan seperti ini,” kata Anton dalam wawancara eksklusif dengan Liputan6.com, Jumat (25/8/2017).

Dari pengalaman itu, Anton Apriyantono kemudian membentuk komunitas pencinta alam di sekolahnya. Beberapa ekspedisi juga telah dilakukan, antara lain ekspedisi Gunung Cikuray, Gede Pangrango, Tangkuban Perahu, dan beberapa gunung lain yang ada di Banten.

Hobinya naik gunung kemudian berlanjut saat dirinya menempuh kuliah S3 di Inggris. Pengalaman mendaki gunung di luar negeri telah dimilikinya. Beberapa puncak gunung di Inggris dan beberapa negara Eropa lainnya juga telah dijamahi mantan menteri Kabinet Indonesia Bersatu I.

Simak juga video menarik berikut ini:

Seven Summits in 100 Days

Setelah pensiun, Anton bersama dengan dua pendaki muda, yaitu Trihardiyanto dan Mila Ayu hariyanti berencana melakukan ekspedisi tujuh gunung tertinggi di Indonesia hanya dalam seratus hari. Kegiatan yang diberi nama “Seven Summits in 100 Days” ini rencananya akan berlangsung mulai Oktober hingga akhir tahun 2017. Puncak-puncak gunung yang menjadi target secara berturut-turut antara lain, Gunung Bukit Raya di Kalimantan (2.278 m dpl), Gunung Binaiya di Maluku (3.027 m dpl), Gunung Cartenz Pyramid di Papua (4.884 m dpl), Gunung Rantemario di Sulawesi Selatan (3.478 m dpl), Gunung Kerinci di Sumatera (3.805 m dpl), Gunung Semeru di Jawa (3.676 m dpl), dan Gunung Rinjani di Nusa Tenggara Barat (3.726 m dpl).

Anton mengatakan, tujuan ekspedisi “Seven Summits in 100 Days” utamanya adalah untuk mempromosikan wisata gunung dan pelestarian lingkungan, mengingat kawasan Indonesia memiliki banyak gunung dengan keindahan alam yang luar biasa menakjubkan.

“Tujuan utamanya promosi pariwisata dan pelestarian lingkungan. Makanya program kita nanti gak selesai sampai setelah ini, akan terus berlanjut sampai akhir 2018 nanti. Jadi kita ingin gunung-gunung Indonesia ini jadi lebih dikenal, oleh pendaki-pendaki luar terutama. Kemudian yang lebih penting adalah bagaimana semua pihak itu konsern dengan pelestarian lingkungan tadi,” ungkap Anton.

Lebih jauh Anton mengatakan, jauh sebelum merencanakan ekspedisi 7 Summits ini, pihaknya telah melakukan berbagai kegiatan penyuluhan kebersihan lingkunagn gunung di beberapa sekolah yang ada di Tangerang.

“Kita ikut motivasi mereka, bagaimana itu menjaga kelestarian lingkungan, kalau naik gunung itu jangan nyampah,” kata Anton.
Jika Anton Apriantono bersama tim “7 Summits in 100 Days” berhasil melakukan ekspedisi ini, maka akan tercatat dalam Museum Rekor Indonesia sebagai pendakian Seven Summits tercepat, yaitu 100 hari. Dirinya juga akan tercatat sebagai pendaki tertua yang berhasil melakukan seven summits dalam waktu tercepat.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya