Liputan6.com, Bandung Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung tak henti-hentinya melakukan berbagai cara untuk meningkatkan kunjungan wisatawan. Selain terus berusaha mewujudkan Bandung sebagai kota pariwisata berbasis teknologi, Pemkot juga getol membangun kampung wisata.
Wakil Walikota Bandung, Oded Danial, mengatakan bahwa pihaknya menargetkan memiliki puluhan kampung wisata pada 2018. Menurutnya, kampung-kampung wisata itu bisa menambah opsi bagi wisatawan saat berkunjung ke Bandung.
"Insya Allah ke depan kami akan membuat 30 kampung wisata," ujar Oded, Kamis (14/9/2017).
Dia menambahkan, kampung-kampung wisata itu akan membantu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Bandung. Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bandung, kunjungan wisatawan pada 2016 mencapai 5.000.625.
Perinciannya, sebanyak 173.036 merupakan wisatawan mancanegara (wisman). Sementara itu, 4.827.589 adalah wisatawan domestik.
Advertisement
Tahun ini, Pemkot Bandung menargetkan sekitar tujuh juta kunjungan wisatawan. Menurut Oded, kampung wisata itu akan dikonsep dengan menonjolkan tema tertentu. Dia menargetkan setiap kecamatan minimal memiliki satu kampung wisata.
"Harapannya di setiap kecamatan (sebanyak) 30 itu berbeda tema," ucap Oded.
Lanjutnya, program kampung wisata sebenarnya sudah digagas sejak 2013. Salah satu kampung wisata yang sudah ada adalah Kampung Wisata Kreatif Dago Pojok.
"Di dalam kampung wisata itu, termasuk industri kreatif segala macam, bisa di situ. Kami sudah mulai membangun gedungnya (gedung kreatif)," kata Oded.
Selain itu, Pemkot juga akan membangun pusat oleh-oleh khas Bandung. Dia berharap pusat suvenir itu bisa memanjakan para wisatawan.
Menurut Oded, Kota Bandung belum memiliki pusat oleh-oleh yang representatif seperti di daerah lain. Toko oleh-oleh yang ada masih terpusat di pusat perbelanjaan, terminal, dan stasiun.
"Harus ada pusat oleh-oleh Kota Bandung yang representatif supaya perputaran ekonomi bisa masuk ke Bandung," ujarnya.
Pehatian Pemkot Bandung untuk membangun banyak Desa Wisata tersebut pun dipuji Menpar Arief Yahya. Dia berharap, kampung itu dihidupkan dengan berbagai atraksi yang back to village.
"Semakin menggunakan banyak pendekatan budaya, semakin kuat desa wisatanya," ucap Arief.
Program tersebut bisa dipadu dengan home stay. Rumah untuk disewa, sebagai amenitas, dan desanya menjadi atraksi.
"Kombinas atraksi dan amenitas di dalam desa wisata itu, akan sangat organik dan hidup," kata Arief.
(*)