Liputan6.com, Lumajang Gunung Semeru di Lumajang Jawa Timur tidak hanya menyuguhkan keindahan alam, sejumlah kesenian dan budaya warga Suku Tengger yang tinggal di Gunung Api tertinggi di Pulau Jawa ini juga menjadi salah satu daya tarik bagi para wisatawan.
Dalam peringatan Hari Raya Karo atau Hari Kelahiran Suku Tengger, ribuan warga di Desa Ranupani Kecamatan Senduro Lumajang menggelar Festival Semeru 2017.
“Festival Semeru yang dilaksanakan pada tahun ini adalah pelaksanaan yang kedua, yang bertepatan dengan Hari Raya Karo Suku Tengger," tutur Kabid Kesenian dan Budaya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Lumajang, Indrijanto, akhir pekan kemarin.
Rangkaian acara Festival Semeru yang dimulai dengan mengarak sejumlah hasil bumi, kesenian dan kebudayaan khas Suku Tengger mengelilingi desa setempat dan berakhir dilapangan desa setempat.
Advertisement
"Festival Semeru ini sebetulnya mengangkat kearifan lokal dari masyarakat Suku Tengger yang sudah dilaksanakan secara turun temurun. Kami dari Pemerintah Lumajang hanya memfasilitasi saja tapi kegiatannya murni dari Suku Tengger baik ritualnya dan adat istiadatnya," katanya.
Festival Semeru yang menampilkan sejumlah kesenian khas Suku Tengger seperti kesenian Jaranan, Bentengan, Tayub hingga Remong ini diharapkan mampu melestarikan budaya lokal dan mampu menarik para wisatawan yang mendaki ke Gunung Semeru.
"Kami berharapan Festival Semeru ini tidak hanya melestarikan adat dan budaya Suku Tengger tetapi ini juga menjadi suatu daya tarik karena Ranupani ini pintu gerbang menuju puncak semeru," ucapnya.
Simak juga video menarik berikut ini:
Antusias Warga
Festival Semeru ini disambut antusias oleh warga Lumajang maupun warga luar Kabupaten Lumajang, mereka ramai-ramai menyaksikan acara ini. Mereka juga saling berebut gunungan hasil bumi dan saling berdesak desakan untuk saling mendapatkan hasil bumi berupa sayur mayur dan buah buahan.
"Saya tadi ikut rebutan gunungan, dapat kentang, kubis dan cabe," ujar salah satu wisatawan, Supriyati.