Liputan6.com, Jakarta Saat orang lain menekuni surfing dengan shortboard, Flora Christine Butar-Butar malah konsen dengan longboard. Berbeda dengan surfing pada umumnya, papan surfing longboard berukuran lebih besar, sekitar 3 meter, dan lebih berat, orang di atasnya bisa menari di antara deburan ombak.
Flora saat dihubungi Liputan6.com, Selasa (10/10/2017) mengatakan, hobi traveling telah memperkenalkan dirinya dengan olahraga nyentrik ini. Sejak Februari 2016, dirinya aktif menekuni hobinya tersebut. Pernah ikut kompetisi Deus 9 ft and single, Renextop Asian Tour di Canggu Bali dan Makinohara, Jepang, kini Flora menjadi satu-satunya classic female longboard di Indonesia.
Baca Juga
“Cara surfing pakai longboard itu berbeda sama surfing pada umumnya, dengan longboard kita bisa menari dari ekor papan sampai ke ujung depannya. It’s so beautiful relaxing and I feel like lady to be on it,” ungkap Flora.
Advertisement
Meski hobi “berteman” dengan ombak pantai dan menyusuri keindahan bahari Indonesia, Flora tidak takut kulitnya akan menjadi gelap. Dirinya yakin, cantik tak harus putih, dan putih belum tentu berarti cantik.
“Waktu tinggal di Jakarta sih enggak pede kalau kulit iteman. Tuntutan lingkungan sosial mungkin, doktrin orangtua dari zaman dulu itu standar cantik perempuan itu yang berkulit putih. Tapi buat saya sekarang, warna kulit enggak penting lagi, cantik itu adanya dari dalam diri. Dark skin in beautiful too,” kata Flora.
Flora yang menyukai Batu Bolong, Double Six Legian, dan Batu Karas untuk menyalurkan hobi surfing longboardnya itu, juga berpesan kepada anak-anak muda Indonesia, khususnya perempuan, untuk berani mengambil sikap dan lakukan yang benar-benar ingin dilakukan. Meraih cita-cita, menjalani hidup dengan gairah, dan jangan jadikan orang lain sebagai tolok ukur kebahagiaan Anda.
“Being different is hard but it feels amazing,” ungkap Flora menambahkan.
Iklan Rasis Dove di Facebook
Brand kecantikan Dove baru-baru ini mengeluarkan iklan kontroversial. Pariwara yang dirilis di Facebook memperlihatkan seorang model perempuan berkulit hitam, yang sehabis mandi dengan produk tersebut berubah menjadi berkulit putih.
Iklan itu dikecam karena bernada rasis. Atas kritikan tersebut, pihak Dove pun menyampaikan permohonan maaf.
Namun meski Dove dikecam telah berbuat rasis lewat iklan, perusahaan itu bersikeras bahwa "ada pesan yang hilang" dalam gambar-gambar yang diunggah ke Facebook. Akibatnya, pesan yang menurut Dove ingin disampaikan pun tak sesuai dengan harapan.