Minggu Ini Pasar Karetan Hadirkan Atraksi Edukatif Panahan

Makin Seru, Pasar Karetan Hadirkan Atraksi Panahan

oleh Cahyu diperbarui 11 Nov 2017, 10:14 WIB
Diterbitkan 11 Nov 2017, 10:14 WIB
Riau Ega Agatha
Makin Seru, Pasar Karetan Hadirkan Atraksi Panahan (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Liputan6.com, Kendal Kreativitas tinggi dan semangat berkreasi menjadi sumber energi Generasi Pesona Indonesia (GenPI) Jawa Tengah (Jateng) dalam berinovasi mengemas Pasar Karetan. Sebuah tempat untuk kopi darat alias kopdar di Dusun Segrumung, Desa Meteseh, Kecamatan Boja, Kabupaten Kendal.

Penyelenggaraan Pasar Karetan di RadjaPendapa Camp itu sudah memasuki minggu ke-dua. Di minggu ini, tepatnya pada Ahad (12/11/2017), mereka akan menghadirkan atraksi baru, yakni panahan atau archery dari Semarang Archery School yang selama ini berlatih di GOR Manunggal Jati Semarang.

Panahan merupakan sebuah cabang olahraga klasik, yang sudah berumur lebih dari 5000 tahun. Olahraga ini telah melalui evolusi sejarah yang amat panjang.

Dulu, panah digunakan untuk berburu dan kemudian berkembang sebagai senjata dalam pertempuran. Kisah Arjuna, Abimanyu, dan Adipati Karna dalam pewayangan juga menjadikan panah sebagai senjata andalannya. Panah Pasopati, misalnya, sangat tersohor sampai-sampai kini menjadi julukan suporter Persis Solo.

Lalu, panahan berkembang lagi menjadi olahraga ketepatan melepas busur ke sasaran. Setelah melewati tujuh Olimpiade tanpa medali, akhirnya, untuk pertama kalinya, Indonesia meraih medali di Olimpiade Seoul, Korea Selatan, 1988. Cabang olahraga yang membuat bendera Merah Putih berkibar di pentas dunia adalah panahan.

Medali perak tersebut diraih oleh tiga atlet putri dari cabang olahraga panahan nomor beregu, Lilies Handayani, Nurfitriyana Saiman, dan Kusuma Wardhani. Sayang, olahraga ini kurang populer dan kurang banyak diminati. Karena itu, GenPI Jateng ingin lebih mempopulerkan lagi olahraga panahan.

“Kami ingin memperkenalkan lebih dekat kepada masyarakat akan panahan ini melalui Pasar Karetan. Kami bekerja sama dengan Sekolah Panahan, mereka akan membawa perlengkapan panahnya ke Pasar Karetan, dan masyarakat bisa ikut mencoba melepas busur,” ujar Ketua Pasar Karetan, Mei Kristianti.

Tema Panahan pun diyakini bakal menarik perhatian masyarakat karena Pasar Karetan ingin selalu ada edukasi baru di setiap penyelenggaraannya.

“Cerita soal panahan, akan mewarnai pekan ini di Pasar Karetan Radja Pendapa. Nah, yang ingin tahu soal panahan, silakan hadir kembali di Dusun Segrumung, Meteseh, Boja, Kendal,” ucap Mei.

Tak hanya itu, Pasar Karetan juga akan menyajikan kuliner serba tradisional, baik dari kemasan, suasana, penampilan, cara memasak, penyajian, maupun cara makannya.

“Termasuk aneka permainan tradisional yang sudah langka bagi anak-anak kecil,” kata Mei.

Dengan berbekal pengalaman bekerja di mal yang terpercaya di Kota Semarang, Mei pun mengajarkan ke masyarakat tentang pentingnya performance. Sopan santun, hospitality, dan menjaga kualitas. Biarpun di tepi hutan, penampilan tetap memikat dan makanan tetap enak.

“Kami ajari mereka berbisnis dengan manajemen modern agar bisa maju dan berkelanjutan,” ujarnya.

Modern yang dimaksud adalah menerapkan standar mal atau pujasera yang memperhatikan kenyamanan pengunjung. Sistem pembayarannya tertib, ditata rapi, performance-nya keren, bersih, bebas plastik, dan punya nilai estetika.

“Meskipun di kebun, tetapi suasananya dijaga agar tetap nyaman dan homey,” ucap Mei.

“GenPI Jateng ingin menjadikan Pasar Karetan sebagai tempat edukasi. Kisah apa saja, cerita apa saja, yang sudah langka dan terancam hilang, bisa dipamerkan di Pasar Karetan, biar bisa menjadi objek foto, video, dan vlog netizen. Kami bisa dapat content menarik, mereka bisa mempublikasikan, dan pasar ini akan selalu ditunggu-tunggu publik, ada apa lagi?” kata Shafigh Pahlevi Lontoh.

Nah, bagi masyarakat yang ingin mengedukasi sesuatu silakan ke Pasar Karetan. Bagi netizen yang belum gabung GenPI, silakan bergabung.

“Kami bersifat terbuka. Aktivitas kami banyak di online. Pasar ini sebagai salah satu cara berkopi darat!” ucap Shafigh.

Aktivis GenPI Jateng, Wahyudi, menambahkan, bagi netizen seperti yang tergabung GenPi ini, content itu penting. Mereka paling suka mem-posting sesuatu yang khas, unik, dan belum banyak yang upload. Edukasi ini akan membuat materi media sosial mereka lebih variatif, lebih asyik, dan lebih kekinian.

“Ya begitulah kids zaman now!” kata dia.

Menteri Pariwisata (Menpar), Arief Yahya, berharap kreativitas anak-anak muda yang tergabung dalam GenPI ini terus bergerak. Menciptakan sesuatu, baik dalam bentuk atraksi, akses, maupun amenitas, untuk menghasilkan destinasi baru.

“Buat anak-anak muda milenial, menciptakan peluang melalui digital itu sudah dunianya,” ujar Arief, melalui Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Media, Don Kardono.

Komunitas GenPI memang sangat positif. Mereka betul-betul mengutamakan kreativitas, tidak memposting hoax, SARA, dan politik. Mereka menjaga keutuhan dan komitmennya dengan tiga ethic itu.

“Agar sustainable, berkelanjutan, mereka harus punya 2C, creative value dan commercial value,” ucap Arief.

“Pasar-pasar ini hanyalah sebagian kecil dari banyak rencana besar lain GenPI. Dalam waktu dekat, beberapa pasar Mingguan juga akan dibuat di banyak daerah di Indonesia, sebagai kegiatan offline. Online-nya, juga akan membangun OTA, online travel agent,” kata Don.

 

 

(*)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya