Sensasi Seru Menikmati Kopi Lokal di Lereng Gunung Merapi

Tak ada yang lebih asyik dari menikmati kopi lokal langsung di tempat produksinya.

oleh Yanuar H diperbarui 28 Des 2017, 09:45 WIB
Diterbitkan 28 Des 2017, 09:45 WIB
Kopi Merapi
Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Liputan6.com, Yogyakarta Menikmati kopi lokal langsung di tempatnya menjadi pengalaman wisata yang luar biasa. Pengalaman ini bisa Anda rasakan saat berkunjung ke Warung Kopi Merapi di Dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Haris, salah satu penikmat kopi dari seduhan biji kopi yang ditanam langsung di tanah vulkanik lereng Gunung Merapi mengaku, aktivitas minum kopi ini menjadi pengalaman yang tidak ada duanya. Apalagi rasa yang ditawarkan kopi ini cenderung pas di lidahnya.

"Rasanya memang soft dan cocok bagi saya yang sebenarnya enggak terlalu sering ngopi," ujar Haris kepada Liputan6.com, Selasa (26/12/2017).

Haris juga mengaku, dirinya sudah beberapa kali datang ke warung ini. Suasana yang ditawarkan memang berbeda, apalagi dengan tambahan panorama keindahan Gunung Merapi. 

"Suasananya jelas cocok buat nongkrong, recomended pokoknya, enggak akan dapat di tempat lain," ujar Haris.

Walaupun akses jalan menuju warung masih belum bagus, rasa dan suasana yang ditawarkan akan menjadi berbeda setelah menyeruput kopi Merapi. Ia pun tahu saat awal warung kopi ini muncul dan hingga saat ini sudah mulai ramai penikmat kopi Merapi.

"Karena khas ini makanya banyak yang datang ke sini," ujarnya.

 

Berawal dari Warung Kopi Kecil

Kopi Merapi
Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Sumijo, pemilik Warung Kopi Merapi, mengatakan November 2012 lalu kopi ini muncul dengan kapasitas delapan orang saja. Namun, saat ini warung kopi miliknya sudah mulai dikunjungi ratusan orang setiap hari.

"Awal dulu itu cuma delapan, kalau sekarang ya kursinya untuk 200 orang. Kan, outdoor juga ada bisa muat banyak," ujar Sumijo.

Sumijo mengatakan warung ini buka dari jam 08.00 pagi sampai 02.00 dini hari. Padahal, awalnya warung ini hanya buka hingga pukul 19.00 malam saja.

"Banyak yang datang sampai malam, kasihan mereka sudah ke sini dengan perjuangan berat, yas udah saya buka dan pekerjakan karyawan malam," ungkap Samijo.

Menurut dia, penikmat kopi yang datang malam malam ke kaki Merapi ini memang sengaja untuk menikmati kopi Merapi. Sehingga jalanan menuju ke warung juga mulai ramai walaupun malam hari.

"Saya amati memang gitu mereka cuma mau ngopi," ujarnya.

 

Kopi Camping

Kopi Merapi
Foto: Yanuar H/ Liputan6.com.

Menikmati kopi Merapi langsung dari kebun miliknya dan koperasi Kebun Makmur bisa dua jenis, yaitu arabika dan robusta. Kopi robusta bisa dinikmati seharga 5 ribu dan arabika 8 ribu. Jika ingin ditambahkan susu, maka perlu menambah 3 ribu.

"Cirik hasnya banyak bilang soft kopinya, termasuk robustanya. Jadi kekentalan berkurang, tapi cita rasa unggul. Juga banyak komentar yang punya masalah lambung minum kopi ini enggak masalah," ujarnya.

Ia mengaku menikmati kopi di warungnya memang ala tradisional penyeduhannya, sehingga ini menjadi ciri khas menikmati kopi Merapi.

"Tanpa WiFi juga biar interaksi dengan pengunjung semakin bagus," ujarnya.

Sumijo berharap, ke depan wisata kopi di Merapi akan terus berkembang. Sebab saat ini ia juga tengah mengembangkan wisata kopi dipadu dengan camping. Lokasinya tepat berada di dekat dengan warung Kopi Merapi.

"Akan kami kembangkan di sana, ada kebun pengolahannya kedai dan wisata. Mungkin Februari 2018," ujarnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya