6 Faktor Penyebab Hubungan Menantu dan Mertua Tak Harmonis

Konflik antara menantu dan mertua berpeluang besar terjadi bila dengan gender yang sama. Namun, bukan berarti menantu lelaki tidak bisa tidak akur dengan mertua perempuannya.

oleh Komarudin diperbarui 06 Okt 2018, 19:00 WIB
Diterbitkan 06 Okt 2018, 19:00 WIB
Ibu mertua
Ada 6 faktor yang menyebabkan hubungan menantu dan mertua tak harmonis. Apa saja faktor-faktor tersebut? (Foto: Unsplash/Omar Lopez)

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari belakangan, media massa dan jejaring media sosial diramaikan dengan kabar aktivis Ratna Surampaet yang mengakui kebohongannya akan penganiayaan yang dialami.

Hal itu berimbas pada anggota keluarga termasuk menantu dari anaknya, Rio Dewanto. Akun Twitter bahkan ramai dengan tagar #SaveRioDewanto dan #2019gantimertua yang kemudian menjadi trending topic media sosial. Meski begitu, Rio tak berkomentar.

Terlepas dari kasus Ratna, tak asing saat mendengar kasus hubungan antara menantu dengan mertua yang kurang baik. Saat Anda memutuskan untuk menyayangi pasangan secara tulus itu, artinya Anda harus menerima satu paket dengan keluarganya.

Hubungan ini biasa ditemui dengan jenis kelamin sama seperti, menantu perempuan dengan mertua perempuan yang notabene saling berkompetisi mendapatkan perhatian dari anak atau suami.

Namun, menurut psikolog keluarga Sri Juwita, bukan berarti mertua perempuan dengan menantu laki-laki bisa selalu akur. Bisa saja terjadi konflik walau jarang terjadi.

Simak video pilihan di bawah ini:

6 Faktor Penyebab

Ibu mertua dan menantu
Ibu mertua dan menantu (Foto: Unsplash)

Setidaknya, ada enam  faktor yang menjadi penyebab hubungan menantu dengan mertua berjalan kurang baik, seperti disampaikan Sri Juwita kepada Liputan6.com melalui surat elektronik. 

1. Perbedaan nilai yang di anggap penting perbedaan ini seperti halnya gaya hidup antara menantu yang royal dengan mertua yang sederhana. Begitu pun sebaliknya.

2. Perbedaan budaya keluarga hal ini dikategorikan bukan sebagai perbedaan suku bangsa, tetapi misalnya, mertua menganut gaya tradisional. Sedangkan, menantu gaya modern.

3. Adanya perbedaan usia yang terlalu jauh. Gap antargenerasi ternyata dapat membuat mertua dan menantu memiliki perspektif dan sikap yang berbeda dalam menentukan suatu hal.

4. Intervensi dalam pernikahan anak-menantu ketika mertua terlalu mencampuri atau mengintervensi rumah tangga anaknya. Hal ini pun dapat memicu konflik atau pertengkaran dengan menantu.

5. Masalah terjadi terus-menerus. Imbas dari konflik yang terjadi terus-menerus adalah pernikahan dari menantu dengan anaknya.

Apalagi jika mertua mengalami skandal yang berskala nasional dan menyangkut publik, pasti membuat malu dan sedih menantu serta anaknya. Kondisi yang tidak nyaman kadang terjadi secara intens bisa membuat menantu merasa pernikahan tidak dapat diteruskan karena merasa kurang nyaman dan tidak bahagia.

6. Tidak hormat dan tidak menerima mertua sebagaimana adanya menerima mertua atau keluarga dari pasangan adalah tugas seumur hidup yang menjadi saling berkaitan satu sama lain.

(Mariany)

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya