Bertandang ke Wakayama, Surga Ramen Terlezat se-Jepang

Chuka Soba, ramen lezat primadona Wakayama. Walau tak mendapat Michelin Star, rasanya jangan pernah diremehkan. Tapi, tak semua orang bisa mengonsumsinya.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 08 Okt 2018, 10:33 WIB
Diterbitkan 08 Okt 2018, 10:33 WIB
Chuka Soba Ramen
Chuka soba dari Restoran Ide Shoten, Wakayama, disebut sebagai ramen terlezat se-Jepang. (dok. visitwakayama.jp/Dinny Mutiah)

Liputan6.com, Jakarta - Berada di selatan Osaka, nama Wakayama memang belum sepopuler prefektur tetangganya. Padahal, kota ini memiliki segudang atraksi menarik kelas dunia. Sebut saja ramen. Ya, salah satu olahan mi khas Wakayama ini disebut sebagai yang terlezat se-Jepang.

Hal itu tak lepas dari keberadaan salah satu restoran penjual ramen, Ide Shoten yang memperoleh ulasan keren dari BBC dan dinobatkan sebagai salah satu restoran ramen terbaik versi TV Champion pada 1998.

Special Advisor Wakayama, Ichiro Takase yang ditemui Liputan6.com pada Sabtu, 6 Oktober 2018 lalu menerangkan, terdapat dua jenis ramen utama di Wakayama, yaitu Shakomae dan Ide. Perbedaannya terletak pada jenis sup yang disajikan.

Shakomae dikenal memiliki sup yang ringan, sedangkan Ide menyajikan sup kental dengan rasa yang kaya. Anda bisa menikmatinya di Ide Shoten, restoran penjual ramen kenamaan di Wakayama.

Restoran yang berusia 65 tahun itu konsisten menyajikan ramen sebagai menu utama. Dikutip dari laman visitwakayama.jp, menu ramen yang jadi favorit pengunjung adalah Chuka Soba.

Berlokasi di 4-84 Tanaka-machi, Wakayama City, Anda akan menemukan bangunan restoran kecil dengan pintu kayu geser khas Jepang. Kepopuleran Ide Shoten membuatnya jadi buruan para pecinta ramen yang penasaran dengan cerita kelezatannya.

Dikutip dari bbc.com, Senin (8/10/2018), antrean pengunjung yang memakan waktu hingga 30 menit pada akhir pekan bisa menggambarkan keterkenalannya. Rahasia kepopuleran Chuka Soba terletak pada kekentalan kaldu tulang babi dan kecap asin, paduan rasa di kuahnya, mi tipis dan lurus, serta dalamnya rasa daging babi panggang.

Harga semangkuk ramen di sini 700 yen. Dengan kandungan babi, Anda yang muslim tak disarankan untuk mengonsumsinya.

 

* Update Terkini Asian Para Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru di Sini.

 


Sejarah Ramen

Restoran Ide Shoten
Restoran Ide Shoten di Wakayama, penjual ramen terlezat se-Jepang. (dok. visitwakayama.jp/Dinny Mutiah)

Dilansir laman aboutjapan.japansociety.org, ramen bukanlah makanan asli dari Jepang, melainkan diadopsi dari budaya China. Ramen atau mi China masuk melalui kalangan siswa dan pekerja yang berada di Jepang pada 1800an.

Saat itu, makanan tersebut dianggap makanan kelas bawah sehingga tak dilirik kaum bangsawan yang berprinsip makan itu hanya dengan sedikit daging, sedikit nasi, sedikit minyak, dan sangat sedikit bumbu. Hingga memasuki era Perang Dunia II, ramen mulai dikonsumsi secara massal di Jepang.

Konsumsi ramen makin masif setelah Momofuku Ando menciptakan inovasi ramen kering kemasan pada 1948. Pendiri Nissin Mie itu menciptakan ramen instan dilatarbelakangi kondisi masyarakat yang kelaparan karena perang.

Sepuluh tahun kemudian, saat Jepang belum sejahtera, warga negara itu tak lagi mengalami kelaparan berkat inovasi Ando. Ramen instan bahkan menjadi pilihan para pekerja yang tak memiliki waktu banyak untuk menyiapkan makanan.

Baru sekitar 1970-1980an, ramen disajikan untuk kalangan elit melalui restoran-restoran mewah di berbagai penjuru Jepang. Pada akhir abad 20, ramen akhirnya menjadi makanan nasional warga Jepang seiring perubahan kondisi sosial dan politik setempat.

Bahkan, ramen kini menjadi identitas negara matahari terbit lewat pembukaan restoran di luar negeri maupun ekspor ramen instan ke berbagai negara.

Saksikan video pilihan berikut ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya