Liputan6.com, Jakarta - Sparks Fashion Academy (SFA) kembali dipercaya Emporium Pluit Mall untuk mengisi kemeriahan perayaan ulang tahunnya. Lewat konsep acara musikal, SFA merilis sekitar 25 koleksi busana dari 5 desainer muda lulusan SFA yakni Eka Adrianie, Ditya Metharani, Amelia Eka Lestari, Dwi Lestari Kartika dan Putri Permana.
Tema yang diusung kali ini adalah The Emerging of Asian Girl. Dibuka oleh mini talkshow, acara ini membagikan pengalaman dari para desainer lulusan SFA dalam membangun karier di dunia mode.
"Mengetahui realita dunia fashion sangat penting, bahwa fashion bukan sekedar seni atau art, tetapi fashion merupakan commercial art yang kuat unsur bisnisnya, itu mengapa di ajang ini, para designer bukan hanya cukup mendapatkan meriahnya tepuk tangan, tapi bagaimana koleksi mereka bisa diminati di pasar," jelas Floery D. Mustika, CEO SFA melalui keterangan yang diterima Liputan6.com.
Advertisement
Baca Juga
Pagelaran busana The Emerging of Asian Girl dibuka lewat kemegahan warna gold dari koleksi label Caramells karya Amelia Eka Lestari. Mengangkat tema Gold and Glamorous, koleksi ini menggambarkan perempuan Asia yang menyukai gemerlap pesta.
Lalu, desainer Dwi Lestari Kartika mengusung tema Coronations yang menampilkan citra perempuan Asia dari sisi lain, yakni perempuan Asia yang penuh kesopanan dan kelembutan yang terinspirasi dari Bunga Pink Carnations.
Melalui koleksi ini, Dwi menggunakan banyak bahan lembut sifon dengan model tumpukan ruffle. Kemudian dilanjutkan dengan koleksi aksesori handbag dari Latiefa Bags karya Putri Permana.
Dengan tema Victorian Black, koleksi bernuansa gaya era Ratu Victoria yang elegan didominasi warna hitam namun tetap mewah karena di hiasi dengan bebatuan dan fur menjuntai.
Show kali ini ingin mengangkat keragaman fashion para perempuan Asia, khususnya Indonesia. Hal tersebut tampak dari koleksi desainer Eka Adriane yang menggabungkan heritage Indonesia Batik dengan unsur modern digital.
Lewat label Dots Indonesia, Eka membawa tema Child's Play dikoleksinya kali ini, ia berani memainkan unsur color block untuk menyampaikan pesan perempuan Asia yang berani, unik dan tampil beda untuk mendapatkan perhatian dari persaingan di era teknologi ini.
Fashion show ditutup oleh desainer Ditya Metharani, lewat koleksi yang memadukan unsur tradisional Jepang. Bersama tema Tanabata, Ditya mengambil kesan potongan Kimono negeri Sakura dalam konsep modern. Kesan feminin dalam koleksinya menjadi gambaran Ditya untuk perempuan Asia.
Saksikan video pilihan di bawah ini: