Rayakan 25 Tahun, Populo Batik Angkat Tema Ramah Lingkungan di Fashion Nation

Populo Batik merayakan 25 tahun dengan memperkenalkan koleksi STAPLE Collection di Fashion Nation.

oleh Vinsensia Dianawanti diperbarui 18 Mar 2019, 15:30 WIB
Diterbitkan 18 Mar 2019, 15:30 WIB
Selebrasi 25 Tahun Populo Batik di Fashion Nation 13Th Edition
Simak selebrasi 25 tahun Populo Batik di industri fashion (Foto: Nurwahyunan/Fimela.com)

Liputan6.com, Jakarta - Populo Batik menjadi penutup manis pada Fashion Nation 13th Edition hari kedua yang berlangsung di Atrium Senayan City, Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2019. Peragaan busana ini juga menandai perayaan 25 tahun Populo Batik di industri fashion Tanah Air.

Naik turun perjalanan Populo Batik tidak terlepas dari kerja keras dua sahabat, Ba'i dan Djo. Selebrasi perjalanan panjang ini menampilkan seri pertama dari trilogi event Populo Batik 25th Anniversary. Kali ini, Populo Batik memperkenalkan koleksi terbaru bertajuk STAPLE Collection.

Koleksi ini menampilkan batik kontemporer yang didesain dengan konsep ramah lingkungan. Tak mengambil segmen tertentu, STAPLE Collection dapat digunakan semua kalangan, baik laki-laki maupun perempuan, tua dan muda.

Menjejakkan langkah di industri fashion sejak 1994, Populo Batik tetap mempertahankan elemen-elemen tradisional tanpa melupakan perkembangan zaman. Maka itu, setiap busana dibuat dengan merujuk pada potongan pakaian kekinian.

Gunakan Bahan Ramah Lingkungan

Selebrasi 25 Tahun Populo Batik di Fashion Nation 13Th Edition
Simak selebrasi 25 tahun Populo Batik di industri fashion (Foto: Nurwahyunan/Fimela.com)

STAPLE Collection dibuat menggunakan kain leftover yakni bahan-bahan sisa produksi dan mengemasnya dalam pakaian yang nyaman dipakai. Selama proses pembuatan, bahan batik yang dipakai ramah lingkungan yaitu dengan pewarna alam dan water management system sehingga sisa air dari proses pewarnaan bahan Batik bisa digunakan kembali dan tidak mencemari lingkungan.

Populo Batik merilis koleksi dengan bahan sisa dengan beragam motif batik, seperti Parang, Gringsing, dan Tirto Tedjo. Semua motif batik ini dibuat dalam sentuhan warna biru, beige, cokelat, hitam, abu-abu, dan putih.

Secara keseluruhan, selebrasi eksistensi Populo Batik selama 25 tahun menampilkan koleksi evolusi batik dengan tetap menggunakan metode cap dan tulis yang sudah melegenda sejak abad ke-20. Selebrasi ini ditutup dengan mengenang Indra Safera, sosok yang tidak bisa lepas dari perjalanan karier Populo Batik.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya