Liputan6.com, Bandung Potensi besar yang dimiliki Waduk Jatiluhur, sudah disadari Pemerintah Provinsi Jawa Barat. Wajah waduk yang berada di Purwakarta itu, akan diubah. Tujuannya untuk memaksimalkan sektor wisata. Nantinya Waduk Jatiluhur akan menawarkan sejumlah destinasi untuk wisatawan.
Waduk Jatiluhur merupakan waduk terbesar di Indonesia. Bendungan Waduk Jatiluhur mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Prancis Compagnie française d'entreprise, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3 / tahun. Serta, merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia. Waduk Jatiluhur dapat dikunjungi melalui Jalan Tol Purbaleunyi (Purwakarta-Bandung-Cileunyi), keluar di Gerbang Tol Jatiluhur.
Kabid Pemasaran Area I Kemenpar Wawan Gunawan, menilai Pemprov Jabar harus bergerak cepat untuk memaksimalkan potensi waduk ini.
Advertisement
“Potensi Waduk Jatiluhur sangat tinggi. Jabar bisa memaksimalkan seluruh potensi yang ada di sana. Hal ini tidak akan terlalu sulit mengingat sejak beberapa tahun lalu Waduk Jatiluhur sudah dijadikan destinasi sport tourism,” kata Wawan, Minggu (16/6).
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Adella Raung, sangat mendukung rencana ini.
“Pengembangan harus dilakukan. Waduk Jatiluhur harus dimaksimalkan. Karena memang sangat tinggi potensinya untuk pariwisata,” papar Adella.
Tingginya potensi Waduk Jatiluhur untuk pariwisata juga diakui Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jawa Barat Dedi Taufiq.
Dijelaskan Dedi, sejak beberapa tahun lalu Waduk Jatiluhur telah dirancang untuk sport tourism. Salah satu aktivitas yang dilakukan disana adalah Ski Air. Nantinya, fungsi Waduk Jatiluhur akan ditambahkan.
"Nah sekarang kita akan manfaatkan wisata air yang ada di sana selain sport tourism," ujar Dedi di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (14/6/2019).
Dedi melihat Waduk Jatiluhur bisa dimanfaatkan untuk hal lain, selain wisata air. Ia mencontohkan olah raga paralayang. Hal ini sangat memungkinkan. Karena, kawasan Waduk Jatiluhur memiliki kontur alam yang berbukit.
Potensi lain yang dilihat Dedi adalah mengembangkan wisata kuliner. Untuk urusan ini, Dedi bahkan sudah memiliki gambaran. "Kemudian juga nanti ada rumah makan terapung, ini juga yang ada perubahan menurut saya," katanya.
Daerah Aliran Sungai (DAS) Jatiluhur juga akan dimanfaatkan. Dijelaskannya, konsepnya akan mengacu kepada Situ Cipule yang kerap digunakan sebagai venue olahraga dayung. Lokasi yang dipilih adalah Muara Gembong. Rencananya pembangunan akan dilakukan tahun depan.
Saat ini, Pemprov Jabar sedang mengupayakan Detail Engineering Design (DED). Baik untuk Muara Gembong maupun di Jatiluhur. DED akan memadukan konsep pariwisata Jabar dengan yang berada di Perum Jasa Tirta (PJT) II
"Kita serasikan mana yang akan kita kembangkan. Salah satunya dalam waktu dekat kan ada dayung sama festival jazz di sana (Jatiluhur). Kami kemarin juga sudah ngobrol-ngobrol dengan dirut (Perum Jasa Tirta II) di mana nanti ada sesuatu yang baru kita angkat budaya budaya di sana," paparnya.
Disinggung soal investor, dia katakan, dapat ditempuh dengan cara kolaborasi. Bisa saja melalui Pemerintah Daerah (Pemda) setempat dan ditolak dari PJT II. "Yang paling penting ada action plan, yang pertama kita inventarisir dulu aset-aset yang dimiliki Jatiluhur yang nanti bisa dikerjasamakan," pungkasnya.
Menteri Pariwisata Arief Yahya, mengatakan pariwisata adalah sektor yang impact-nya bisa langsung dirasakan masyarakat.
“Keuntungan dari pariwisata langsung menetes ke masyarakat. Masyarakat sekitar destinasi bisa langsung menikmati dari sisi ekonomi. Hal ini harus dirangsang. Agar destinasi menjadi maksimal. Dan masyarakat merasakan langsung dampak ekonominya