Masjid Pertama di Slovenia, Dilengkapi Restoran dan Lapangan Basket

Masid di Slovenia sudah akan dibangun 15 tahun lalu, tapi mendapat tentangan dari politisi dan kelompok sayap kanan serta masalah keuangan.

oleh Komarudin diperbarui 05 Feb 2020, 10:01 WIB
Diterbitkan 05 Feb 2020, 10:01 WIB
Masjid Pertama di Slovenia Dibuka
Ruang salat di dalam masjid pertama Slovenia di Ljubljana pada Senin (3/2/2020). Sebuah kubah besar berwarna biru mendominasi bagian dalam masjid, mengingatkan pada masjid-masjid terkenal seperti Masjid Biru di Istanbul, Turki. (Photo by Jure Makovec / AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Masjid pertama di Slovenia dibuka setelah mengatasi rintangan keuangan dan oposisi sayap kanan, 50 tahun setelah permintaan awal untuk membangun masjid dibuat.

Ketua komunitas Islam setempat mengatakan bahwa masjid tersebut dibuat sebagai titik balik kehidupan komunitas Islam di sana.

"Slovenia adalah bekas negara Yugoslavia terakhir yang mendirikan masjid, menjadikan Ljubljana sebagai ibu kota daripada kota provinsi di ujung dunia," seperti dikutip dari Arab News, Selasa, 4 Februari 2020.

Muslim di negara Alpen yang mayoritas beragama Katolik itu pertama kali mengajukan permintaan untuk membangun masjid pada akhir 1960 -an, sementara Slovenia saat itu masih menjadi bagian dari negara bekas komunis Yugoslavia.

Masyarakat akhirnya menerima izin pembangunan masjid 15 tahun yang lalu, tapi mendapat tentangan dari politisi dan kelompok sayap kanan serta masalah keuangan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Restoran dan Lapangan Basket

Masjid Pertama di Slovenia Dibuka
Ruang olahraga di dalam masjid pertama Slovenia di Ljubljana pada Senin (3/2/2020). Masjid enam lantai yang dapat menampung hingga 1.400 orang ini juga menjadi Pusat Kebudayaan Islam Slovenia. (Photo by Jure Makovec / AFP)

Konstruksi masjid yang dimulai pada 2013, menelan biaya sekitar 34 juta Euro atau Rp515 miliar, di mana 28 juta Euro atau Rp424 merupakan sumbangan dari Qatar.

Terletak di kawasan semi-industri Ljubljana, masjid, yang dapat menampung hingga 1.400 orang, merupakan inti dari Pusat Kebudayaan Islam.

Masjid yang terdiri atas enam lantai itu terdiri dari kantor-kantor komunitas. Selain itu, terdapat pusat pendidikan, yang mencakup perpustakaan, sebuah restoran, lapangan basket, perumahan bagi ulama Muslim, dan menara tinggi 40 meter.

Semua bangunan terbuat dari beton putih yang dipadukan dengan baja, kaca, dan kayu. Sebuah kubah besar dari tekstil biru mendominasi bagian dalam masjid, merujuk ke surga dan mengingatkan pada masjid-masjid terkenal seperti Masjid Biru Istanbul.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya