Liputan6.com, Jakarta - Seluruh bandara di Indonesia resmi menghentikan layanan penerbangan dari dan ke China per hari ini, Rabu (5/2/2020). Kebijakan penutupan akses tersebut menyusul penyebaran virus corona yang kini telah menyebabkan korban tewas mencapai 490 orang.
Penghentian arus turis China tersebut berdampak signifikan kepada dunia pariwisata Indonesia. Berdasarkan data BPS, turis China menempati peringkat ketiga terbanyak ke Indonesia.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio menyebut jumlah kunjungan turis China ke Indonesia mencapai 2 juta orang per tahun lalu. Rata-rata mereka menghabiskan 1.400 dolar AS atau setara Rp19,2 juta saat berwisata di Indonesia.
Advertisement
Baca Juga
"Dampak langsung ketidakhadiran wisatawan Tiongkok ke Indonesia mencapai 2,8 billion USD (2,8 miliar dolar AS). Itu dampak langsungnya. Tapi, dampak tidak langsungnya saya perkirakan mencapai 4 billion USD (4 miliar USD)," kata Wishnutama kepada Liputan6.com di Jakarta, Rabu (5/2/2020).
Potensi kerugian tersebut bisa lebih besar lantaran lamanya penanggulangan wabah virus corona belum bisa diprediksi. Semakin panjang, kerugian yang diderita Indonesia semakin besar.
Di sisi lain, penutupan akses bagi turis Tiongkok tidak hanya menghilangkan potensi pendapatan dari warga Tiongkok, tetapi juga mempengaruhi kunjungan wisatawan negara lain ke Indonesia. Apalagi, rentang Februari--April merupakan masa booking untuk menyambut liburan musim panas.
"Katakanlah wabah virus selesai tiga bulan, tapi musim booking jelas terpengaruh, khususnya untuk liburan musim panas. Ini complicated," sambungnya.
Sejauh ini, pemerintah mengaku tiga daerah terdampak paling besar atas menurunnya kunjungan turis Tiongkok ke Indonesia. "Bali yang pertama, lalu Sulut, dan Bintan," tutur Tama.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Strategi Pemerintah
Mengantisipasi situasi yang ada, Kemenparekraf menyiapkan beberapa strategi untuk melindungi industri pariwisata. Cara pertama adalah dengan menggenjot pasar wisatawan dalam negeri untuk berlibur di Indonesia.
"Kita akan buat paket-paket yang lebih menarik, airlines juga didorong untuk menjual tiket lebih murah. Presiden sudah setuju dan menyampaikan hal itu. Mendorong harga lebih affordable sehingga wisnus (wisata Nusantara) meningkat," kata Tama.
Berikutnya adalah dengan meningkatkan MICE untuk pasar Indonesia dan internasional. Pemerintah akan berusaha menarik MICE yang batal di China ke Indonesia.
"Itu potensi menarik. Sekali undang, bisa ratusan ribuan orang," ujarnya.
Menparekraf juga akan berdiskusi dengan Menteri Perhubungan minggu depan terkait kemungkinan menambah frekuensi penerbangan maupun pembukaan rute penerbangan baru ke Indonesia. Hal itu mengingat pesawat dari maskapai yang menghentikan penerbangan ke China akan menganggur.
"Tapi jelas itu nggak sederhana ya, nggak semudah mengalihkan rute mobil," sambungnya.
Cara ketiga adalah menggencarkan promosi wisata ke pasar luar negeri di luar China, khususnya Australia, Jepang, Korea Selatan, Amerika Utara yang meliputi AS dan Kanada, serta Eropa.
"Saya bicara dengan travel agent untuk menggencarkan penjualan paket-paket ke Indonesia," dia menambahkan.
Advertisement