Liputan6.com, Jakarta - Nyakim Gatwech merupakan model kelahiran Sudan yang dikenal terutama karena mempunyai kulit yang kaya melanin. Hal itu yang membuatnya mendapatkan julukan "Ratu Gelap" (Queen of Dark).
Sebagai seorang pengungsi yang tumbuh di kamp-kamp di Ethiopia dan Kenya, Nyakim Gatwech tidak pernah malu dengan kulit gelap dan warisan Sudan Selatan. Namun, ketika keluarganya berimigrasi ke Amerika Serikat ketika ia berusia 13 tahun, penampilannya yang berbeda membuatnya target pengganggu.
Beberapa anak di sekolahnya di Buffalo, New York, bisa sangat kejam, dan tak pernah berurusan dengan rasisme sebelumnya. Beberapa siswa sekolah menengah takut kepadanya, sementara yang lain mengolok-olok warna kulitnya yang gelap. Ia akan pulang sambil menangis tak dapat menjelaskan kepada orangtuanya apa yang sedang terjadi, seperti dilansir dari Oddity Central, Sabtu, 8 Februari 2020.
Advertisement
Keadaan membaik ketika dia pindah ke St. Cloud, Minnesota untuk sekolah menengah bersama anak-anak Sudan dan Somalia lainnya, tapi ia tak pernah benar-benar merasa seperti miliknya. Bahkan hari ini, beberapa hal yang dikatakan orang tentang kulitnya menyebabkannya merasa tak nyaman. Tapi, ia telah belajar untuk menerima dengan tenang dan belajar daripada mengeluh.
Beberapa orang bertanya kepada Nyakim apakah kulit gelap tubuhnya adalah akibat dari beberapa kondisi medis, atau apakah ia dapat mengubahnya. Ia pernah ditawari untuk memutihkan kulitnya senilai 10 ribu dolar AS.
"Mengapa saya harus memutihkan melanin yang indah ini dengan Tuhan (memberkati) saya dengan ... Anda tidak akan percaya pada jenis pertanyaan yang saya dapatkan dan jenis penampilan yang saya dapatkan karena memiliki kulit ini," tulis Nyakim Gatwech dalam sebuah unggahannya di Instagram yang mendapat perhatian luas.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Menentang Diskriminasi Warna Kulit
Nyakim memulai karier modeling-nya secara tidak sengaja, ketika berusia 17 tahun. Tutornya yang adalah seorang mahasiswa desain, memintanya untuk membuat model pakaian yang ia rancang untuk sebuah peragaan busana siswa, dan ia menyukainya.
Sejak itu, ia show, baik di Minnesota, serta New York City dan Los Angeles. Model kelahiran Afrika berusia 26 tahun ini telah menjadi pendukung yang vokal untuk penerimaan diri, menentang diskriminasi berdasarkan warna kulit, baik di acara maupun melalui Instagramnya.
"Reaksi atau komentar negatif tidak terlalu memengaruhi saya sekarang — beberapa di antaranya saya tertawakan. Tetapi, ada beberapa yang masuk jauh dan membawa saya turun sebentar," kata Gatwech dalam sebuah wawancara.
"Beberapa orang mengatakan saya mendapatkan pengikut karena orang-orang merasa sedih kepada saya, bukan karena saya sebenarnya cantik. Mereka bilang saya orang paling bodoh yang pernah ada. Tetapi, ada jutaan orang lagi yang berpikir saya cantik dan memberi saya umpan balik yang positif," ucapnya lagi.
Â
Advertisement