Badan Hisab Rukyat Sulsel Rekomendasikan 1 Ramadan Jatuh Pada 1 Maret

Badan Hisab Rukyat Sulawesi Selatan meminta masyarakat menunggu hasil sidang isbat

oleh Fauzan Diperbarui 28 Feb 2025, 19:07 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2025, 17:57 WIB
Pemantauan hilal di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)
Pemantauan hilal di Makassar (Liputan6.com/Fauzan)... Selengkapnya

Liputan6.com, Makassar - Badan Hisab Rukyat Sulawesi Selatan merekomendasikan awal Ramadan 1446 Hijriah jatuh pada Sabtu,1 Maret 2025. Hal itu setelah pemantauan hilal yang dilakukan di Kota Makassar, Sulawesi Selatan pada Jumat (28/2/2025). 

Ketua Bidang Hisab Rukyat Sulsel, Abbas Padil mengatakan bahwa dari pemantauan itu tim telah melihat hilal. Namun, ia mengatakan bahwa kepastian awal Ramadan itu masih harus menunggu keputusan resmi dari sidang isbat Kementerian Agama.

“Maka dari itu, 1 Ramadan jatuh pada 1 Maret, namun kita masih menunggu hasil rapat isbat dari Kementerian Agama,” kata Abbas Padil, Jumat (28/2/2025).

Berdasarkan perhitungan, matahari di Makassar diperkirakan terbenam pada pukul 18.21 Wita, sementara bulan akan tenggelam sekitar pukul 18.37 WITA. Tinggi hilal mencapai 3 derajat 38 menit dengan azimut matahari berada di 262 derajat 06 menit 13 detik, dan azimut bulan di 263 derajat 38 menit 59 detik.

"Hilal diperkirakan berjarak 1 derajat 33 menit di utara matahari dan tetap berada di atas ufuk selama 16 menit," ucapnya. 

Koordinator Bidang Observasi BMKG Wilayah IV Makassar, Jamroni, menyampaikan bahwa waktu pengamatan hilal berlangsung sekitar 18 menit, mulai dari matahari terbenam hingga bulan tenggelam pada pukul 18.39 WITA. Menurutnya, ketinggian hilal di atas ufuk mencapai 3,02 derajat.

Namun, berdasarkan kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), hilal baru dianggap memenuhi syarat jika ketinggiannya lebih dari 3 derajat dengan elongasi sekitar 6,4 derajat. Jamroni menyebutkan bahwa hampir seluruh wilayah Indonesia belum memenuhi kriteria ini, kecuali Aceh.

“Hampir seluruh wilayah di Indonesia belum memenuhi syarat elongasi MABIMS, kecuali Aceh. Jadi, kemungkinan besar wilayah yang bisa melihat hilal adalah Aceh,” jelasnya.

Meskipun demikian, hasil pengamatan ini akan diserahkan kepada Kementerian Agama sebagai bahan pertimbangan dalam sidang isbat.

“Jika hilal terlihat, maka malam ini akan dilaksanakan salat Tarawih dan puasa dimulai besok. Namun, jika tidak terlihat, kita tetap menunggu keputusan resmi dari sidang isbat,” dia memungkasi.

Promosi 1

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya