6 Tradisi Unik Sambut Ramadan di Indonesia

Sejumlah daerah menggelar penyambutan Ramadan 2020 dengan cara dan tradisi mereka. Berikut 6 tradisi menyambut Ramadan.

oleh Komarudin diperbarui 23 Apr 2020, 08:01 WIB
Diterbitkan 23 Apr 2020, 08:01 WIB
Ilustrasi makan bersama di atas daun pelepah pisah yang dilakukan anggota TNI-Polri, merupakan salah satu kegiatan dalam tradisi munggahan menjelang Ramadan
Ilustrasi makan bersama di atas daun pelepah pisah yang dilakukan anggota TNI-Polri, merupakan salah satu kegiatan dalam tradisi munggahan menjelang Ramadan (Liputan6.com/Jayadi Supriadin)

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai negara kepulauan Indonesia memiliki banyak tradisi, tak terkecuali tradisi menyambut Ramadan. Hingga saat ini tradisi yang berkembang di masyarakat masih eksis.

Dihimpun dari berbagai sumber, berikut sejumlah tradisi yang dilakoni masyarakat setiap menyambut Ramadan.

1. Munggahan

Munggahan jadi salah satu tradisi yang terdapat di masyarakat Sunda, Jawa Barat, Banten. Tradisi ini merupakan kumpul keluarga besar untuk saling memaafkan.

Saling memaafkan ini sebagai persiapan diri untuk menjalani ibadah puasa dengan hati yang bersih. Acara ini biasanya ditutup dengan makan bersama keluarga.

2. Gebyar Ki Aji Tunggal

Sementara di Jepara, Jawa Tengah, ada tradisi bernama Gebyar Ki Aji Tunggal yang dilakukan menyambut Ramadan. Acara ini juga sekaligus untuk mengingatkan untuk meningkatkan amal ibadah sebelum dan sesudah Ramadan.

Acara itu juga bertujuan sebagai ajang silaturahmi menjelang Ramadan. Karnaval budaya ini digelar tiap bulan Sya'ban dalam kalender Islam atau bulan Ruwah dalam kalender Jawa.

3. Perlon Unggahan

Tradisi lain menyambut Ramadan adalah perlon unggahan di Jawa Tengah. Sebuah tradisi unik yang dilakukan kaum Bonokeling di Pekuncen, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah.

Tradisi ini dimulai dari mengunjungi makam Bonokeling tanpa alas kaki sambil menjinjing nasi ambeng. Tersedia juga bermacam-macam makanan tradisional, seperti nasi bungkus, serundeng sapi, dan lain-lain.

4. Balimau

Balimau merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau.
Balimau merupakan tradisi mandi menggunakan jeruk nipis yang berkembang di kalangan masyarakat Minangkabau.

Tradisi lain yang saat masih dilakukan adalah Balaimau di masyarakat Minangkabau menjelang Ramadan. Tradisi mandi menggunakan jeruk nipis ini dilakukan di tempat yang memiliki aliran sungai.

Acara ini bertujuan untuk membersihkan diri secara lahir dan batin menjelang Ramadan. Menyucikan diri secara lahir dilakukan dengan cara mandi.

5. Dugderan

Di masyarakat Semarang juga terdapat tradisi yang biasa dilakukan jelang Ramadan, yaitu dugderan. Saat ini dugderan sudah seperti pesta rakyat menyambut Ramadan.

Biasanya sebelum pemukulan bedug, diawali dengan pemberangkatan peserta karnaval dari balai kota dan berakhir di Masjid Kauman.

6. Nyadran

Nyadran sendiri adalah tradisi pembersihan makam oleh masyarakat Jawa, umumnya di pedesaan. Kegiatan yang dilakukan antara lain pembersihan makan leluhur, tabur bunga.

Nyadran biasanya diadakan sebulan sebelum bulan puasa atau pada 10 Rajab, atau 15, 20, dan 23 Ruwah. Tujuan acara Nyadran untuk mendoakan para leluhur dan mengungkapkan rasa syukur.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini :

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya