4 Negara Ini Miliki Tradisi Unik Sambut Ramadan

Bulan suci yang dirayakan oleh jutaan umat Muslim di dunia ini memiliki tradisi yang unik dari berbagai negara di dunia. Diantaranya adalah Indonesia, Lebanon hingga Afrika Selatan.

oleh Liputan6.com diperbarui 20 Apr 2020, 21:20 WIB
Diterbitkan 20 Apr 2020, 21:20 WIB
20150716-5 Makanan Yang Wajib Ada Saat Lebaran  1
Ketupat tentu bukan makanan yang asing, karena makanan berbahan dasar beras yang dibungkus dengan anyaman daun kelapa yang masih muda ini sangat identik dengan Hari Raya Lebaran Idul Fitri. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta - Tradisi Ramadan menjadikan momen kumpul-kumpul keluarga. Ramadan 2020 akan terasa berbeda karena adanya social distancing akibat Virus Corona COVID-19.

Namun bukan berarti nuansa Ramadan kali ini berbeda dan tidak mejadi spesial. 

Di berbagai negara di dunia, mereka memiliki tradisi untuk menyambut Ramadan yang unik meski situasi mengharuskan berada di rumah saja.

Berikut adalah beberapa tradisi unik merayakan Ramadhan dari seluruh dunia:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

1. Tradisi Padusan di Indonesia

DPR Hias Ruang Paripurna
Pekerja mempercantik Ruang Rapat Paripurna I dengan peta Indonesia berwarna merah putih di kompleks Parlemen MPR-DPR RI, Senayan, Jakarta, Rabu (16/10/2019). Ruang paripurna DPR tampak dihias menjelang pelantikan presiden dan wapres terpilih pada 20 Oktober mendatang. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Indonesia memiliki tradisi membersihkan diri yang disebut Padusan di satu hari sebelum perayaan Ramadhan, seperti yang dikutip dari The Culture Trip. Tradisi ini terkenal di daerah Jawa Timur dan Tengah. 

Padusan juga memiliki arti dalam Bahasa Indonesia yang berarti untuk mandi, dalam tradisi ini orang-orang Muslim di Jawa akan merendam diri mereka di mata air. Tradisi ini dipercayai dikembangkan oleh  Wali Songo yang terdiri dari sekelompok imam terhormat yang menyebarkan pengajaran Islam di seluruh Jawa.

Seiringnya berjalannya waktu, kini rakyat yang masih mempercayai tradisi tersebut dapat melakukannya di rumahnya sendiri atau kolam renang. 

2. Tradisi Anak-Anak Bernyanyi di Arab

20170606-burj khalifa puasa terbagi tiga-rumahcom-boy
Dari lantai dasar hingga 80, boleh berbuka mengikuti azan Magrib, dari lantai 81 hingga 150, harus menunggu dua menit kemudian.

Di Arab mereka memiliki sebuah tradisi Haq al Laila yang kerap kali disebut dalam budaya negara Barat, trick or treat. Seperti yang dikutip dari The Culture Trip acara ini diadakan satu bulan sebelum Ramadan. 

Dalam perayaan ini, anak-anak akan menggunakan pakaian warna-warni dan memutari lingkungan mereka dan mengumpulkan permen dan kacang-kacangan dalam tas jinjing yang dikenal sebagai kharyta. Anak-anak juga akan membawakan lagu tradisional Aatona Allah Yutikom dan Bait Makkah Yudikum. 

Perayaan ini menawarkan kembalinya ke masa-masa yang lebih sederhana dan menyoroti pentingnya ikatan sosial yang kuat dan nilai-nilai keluarga. 

3. Mengamati Bulan di Afrika Selatan

Bendera Afrika Selatan
Bendera Afrika Selatan (Wikipedia)

Umat Muslim di Afrika Selatan memiliki cara yang unik untuk melihat pemandangan bulan sabit pertama usai bulan puasa. Tradisi ini dinamakan 'maan kykers' atau pengamat bulan. 

Seperti yang dikutip dari The Culture Trip, Muslim di seluruh Afrika Selatan akan menuju ke Cape Town untuk mencari bulan yang baru. Namun hanya maan kykers terpilih yang ditunjuk oleh Dwan Pengadilan Muslim Afrika Selatan yang dapat menyatakan penampakan resmi.

Mereka akan berdiri di sepanjang pantai di Sea Point Promenade, di Three Anchor Bay atau bahkan di atas Signal Hill, terserah mereka untuk memberi tahu komunitas Muslim bahwa Idul Fitri ada pada mereka. Bulan harus dilihat dengan mata telanjang, dan pada malam yang jernih di Cape Town, tidak terlihat pemandangan yang lebih indah.

4. Umat Muslim di Roma Lakukan Performa Ballad

Menara Pisa di Italia
Gambar pada 28 November 2018 menunjukkan Menara Pisa di kota Pisa, Tuscany, Italia. Setelah upaya yang dilakukan selama lebih dari dua puluh tahun, para insinyur mengatakan kemiringan menara setinggi 57 meter itu telah berkurang 4 cm. (Tiziana FABI / AFP)

Selama bertahun-tahun, komunitas umat Muslim Roma akan membuka dan menutup Ramadan dengan lagu-lagu tradisional mereka.

Setiap hari selama bulan Ramadan, mereka akan berjalan mondar-mandir di jalan-jalan memainkan lodra buatan sendiri, lodra merupakan drum silinder berujung dua yang dilapisi kulit domba atau kambing.

Keluarga Muslim akan sering mengundang mereka ke dalam rumah mereka untuk memainkan balada tradisional untuk merayakan dimulainya buka puasa. 

 

Reporter: Yohana Belinda

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya