Liputan6.com, Jakarta - Selama pandemi corona, penggunaan masker sangat meningkat di seluruh dunia. Berbagai rumah papan atas pun ikut 'nyemplung' dalam pembuatan masker.
Tak tanggung-tanggung mereka mengekspresikan berbagai kreativitasnya. Belum lama ini beredar masker bra renda di Jepang, dan mulai diproduksi massal.
Advertisement
Baca Juga
Seolah tak ingin ketinggalan, seniman asal New York berkreasi dengan membuat masker dari celana dalam. Seniman bernama Hannah Hates menyebut maskernya dengan nama Pantyrespirators.
"Masker ini tidak dimaksudkan untuk melindungi pengguna dari menghirup iritasi, atau menghirup atau menyebarkan bakteri, atau virus, termasuk COVID-19, atau kuman lain," tulis situs webnya, seperti dikutip dari NyPost, Sabtu (2/5/2020).
Lewat karyanya, Bates yang disebut sebagai seniman multidisipliner itu ingin mengeksplorasi perempuan, gender, dan seksualitas.
"Aku membuat masker dari celana dalam bekasku dan menjualnya seharga praktik aborsi," demikian bunyi deskripsi produk di situs webnya.
Kurang Sentuhan
Proyek masker ini adalah tindakan protes terhadap negara-negara yang telah menutup klinik aborsi karena menjadi pilihan atau tidak penting selama pandemi, kata Bates dalam wawancara.
Dimasukkannya celana dalam yang digunakan juga dimaksudkan untuk mengeksplorasi kepositifan seks dan ledakan cybersex selama lockdown coronavirus. "Ada lonjakan pasokan dan permintaan cybersex selama krisis ini, karena kami terisolasi di apartemen kami dan kurang sentuhan," katanya.
"Orang-orang menjadi kreatif dengan outlet mereka untuk seks, dan aku percaya kepositifan seks di sekitar komunikasi dan eksplorasi yang datang dari seks dan itu indah," kata Hannah.
Advertisement