Liputan6.com, Jakarta - Frederic Desnard, pria Prancis yang bekerja di sebuah perusahaan parfum memenangkan persidangan dan menerima kompensasi senilai 45 ribu dolar AS atau Rp634 juta. Ia menuntut atasan setelah merasa pekerjaannya sangat membosankan.
Kebosanan itu pun berujung depresi dan membuatnya berhenti bekerja. Persidangan kasus tersebut berlangsung sejak 2016 dan telah jadi berita utama media internasional.
Lelaki tersebut tercatat menuntut perusahaan Interparfum Paris membayar kompensasi senilai 400 ribu dolar AS atau Rp5,6 miliar, dilansir dari Oddity Central, Rabu 10 Juni 2020.
Advertisement
Baca Juga
Sempat menderita epilepsi dan merasa tertekan, ia mengklaim pihak perusahaan merestui ia untuk tak bekerja sementara waktu. Namun, perusahaan kemudian menggunakan ketidakhadiran berkepanjangann sebagai alasan memecatnya pada 2014.
Pekan lalu, setelah empat tahun litigasi, lelaki bernama Desnard memenangkan kasus dan berhasil mendapat uang kompensasi.
Pengadilan banding Paris memutuskan bahwa lelaki 48 tahun tersebut menderita bore out yang secara teknis kebalikan dari burn out, di mana seorang karyawan bekerja terlalu keras.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Kurang Stimulasi
Pengacara mantan manajer itu mengklaim bahwa kurangnya stimulasi di tempat kerja telah membuat pria itu merasa hancur dan malu, bahkan memicu penyakit epilepsi ketika ia sedang mengemudi.
"Saya mengalami depresi," kata Desnard kepada AFP pada 2016. "Saya malu dibayar untuk tidak melakukan apa-apa. Bagian terburuknya adalah menyangkal penderitaan ini."
Desnard mengatakan, ia diminta untuk tidak melakukan apapun selain tugas-tugas kasar selama empat tahun.
Interparfum membela diri dengan berargumen bahwa Desnard tidak mengeluh tentang pekerjaannya yang membosankan dan kurang rangsangan selama empat tahun di perusahaan itu.
Meski bore out bahkan bukan istilah yang diakui hukum Prancis ketika Desnard menggugat mantan majikannya pada 2014, pengadilan banding Paris memutuskan situasi ini sebagai bentuk pelecehan moral.
Advertisement