Jalan-Jalan ke Turki di Masa Pandemi, Trinity Traveler Pakai Masker Belasan Jam Sehari

Trinity Traveler kembali pelesir dan bertolak ke Turki setelah tujuh bulan tertahan karena pandemi corona Covid-19.

oleh Putu Elmira diperbarui 29 Sep 2020, 11:12 WIB
Diterbitkan 29 Sep 2020, 11:05 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pesawat terbang. (dok. unsplash.com/Asnida Riani)

Liputan6.com, Jakarta - Wajah pariwisata dunia seketika berubah muram saat masa pandemi corona Covid-19 melanda. Selain industri yang lesu, para traveler terpaksa harus menunda perjalanan mengeksplorasi ragam destinasi, termasuk travel blogger Trinity Traveler.

Setelah tujuh bulan, ia akhirnya dapat kembali memulai perjalanan dan bertolak ke Turki pada 19 September 2020. Momen jalan-jalan ke mancanegara pertama kali setelah pandemi ini membuatnya harus beradaptasi dengan kebiasaan baru lewat penerapan protokol-protokol kesehatan.

"Aku senang, meskipun menurutku lebih baik parno daripada cuek. Aku pakai masker seharian bisa 15 jam karena jalan-jalan ke mana-mana," kata Trinity saat dihubungi Liputan6.com, Senin, 28 September 2020.

Sang travel blogger melanjutkan, sebelum berangkat, ia memantau kondisi Turki terlebih dahulu. Ia baru memutuskan berangkat usai mengetahui bahwa kurva kasus Covid-19 di negara tersebut telah melandai.

"Aku riset dulu bahwa di sana dia dipromosikannya Safe Tourism, di mana-mana ada sertifikasinya, semua fasilitas pariwisata yang berhubungan, misalnya hotel, restoran, transportasi itu harus punya sertifikasi itu," lanjutnya.

Kendati demikian, ada pula fasilitas yang tak bersertifikasi tetapi masih dapat beroperasi. "Tapi disarankan untuk pengunjung memakai yang sertifikasi karena ada list-nya juga di situs government-nya yang pakai bahasa Inggris," jelasnya.

Dikatakan Trinity, fasilitas yang telah tersertifikasi penanganannya telah sesuai protokol kesehatan. Sebut saja dengan mengutamakan kehigienisan dan meminimalkan kontak dengan manusia.

"Di sana memang melihat orang-orangnya kita juga merasa lebih aman dibanding di Indonesia karena orang-orangnya patuh dan hand sanitizer ada di mana-mana, ada di setiap sudut, bahkan di pasar dan hand sanitizer-nya bisa pakai siku, lebih banyak yang touchless. Misalnya kayak di toilet airport antar-wastafelnya saja sudah dibatasi, sabun dan airnya pakai yang otomatis," ungkap Trinity Traveler.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Perjalanan Memorable

Turki Wajibkan Pemakaian Masker
Poster pendiri Turki modern Mustafa Kemal Ataturk terlihat di sebuah toko, ketika turis yang mengenakan masker melintas di kota Ayvalik, Laut Aegea, Rabu (9/9/2020). Turki telah mewajibkan penggunaan masker di semua lokasi selain di rumah, menyusul lonjakan kasus COVID-19. (AP Photo/Emrah Gurel)

Meski jalan-jalan di Turki selama masa pandemi mengharuskannya mengenakan masker selama belasan jam, hal tersebut tak mengurangi keseruan jalan-jalan Trinity. Ia menyebut hal itu memiliki makna tersendiri.

"Justru menurutku jadi memorable, there's a point in my life foto traveling semua pakai masker. Memang di Turki ketat, begitu ke luar rumah harus pakai masker. Itu diingatkan selalu pakai pengeras suara, kalau di airport lima menit sekali. Bahkan ada petugas yang keliling-keliling mengingatkan," tuturnya.

Di sisi lain, masa pandemi membuat Trinity memilih untuk mengunjungi destinasi luar ruangan. "Buka masker kalau lagi makan, tapi aku pilih juga restoran yang outdoor. Aku juga ke Turki enggak ke tempat-tempat yang mainstream, aku ke Laut Mediterania-nya yang lebih banyak outdoor, berenang di pantai," tambahnya.

"Maksudnya kita jangan sampai lengah. Pokoknya masuk-masuk museum aku menghindari apalagi museum tertutup. Pokoknya cari ventilasi udara yang sirkulasinya bagus," tutup Trinity.

Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker
Infografis Jangan Remehkan Cara Pakai Masker (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya