Liputan6.com, Jakarta - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Menteri Sosial (Mensos) Juliari Batubara sebagai tersangka kasus korupsi dana bantuan sosial (Bansos) Covid-19. Juliari diduga telah menerima suap sebesar Rp 17 miliar dari fee rekanan proyek Bansos Covid-19 untuk wilayah Jabodetabek.
Juliari Batubara memilih untuk menyerahkan diri usai namanya diumumkan sebagai tersangka. Juliari mendatangi Gedung KPK, Minggu (6/12/2020) dini hari tadi. Berita ini memang cukup mengejutkan karena sebelumnya ia pernah mendapatkan berbagai penghargaan. Bahkan baru-baru ini, dilansir dari kanal News Liputan6.com, Juliari P Batubara mendapatkan penghargaan sebagai menteri terpopuler di media sosial dalam ajang Apresiasi Humas Indonesia (AHI) 2020.
Juliari juga mendapat penghargaan Dedikasi dan Pengabdian Tanpa Batas dalam kategori 'Sosok Inovatif Peningkatan Kesejahteraan Melalui Program Jaring Pengaman Sosial'. Penghargaan tersebut didapatkan Mensos dalam ajang Gatra Awards 2020 yang digelar pada 1 Desember 2020.
Advertisement
Baca Juga
Pada saat penganugerahan predikat terpuji sebagai sosok inspiratif dalam penanganan dampak pandemi tersebut, pihak Majalah Gatra mengatakan Mensos Juliari banyak melakukan inovasi dan terobosan dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui jaring pengamanan sosial di tengah suasana pendemi.
Mensos Juliari sendiri dalam kesempatan tersebut mengatakan, capaian Kemensos tentu saja tidak lepas dari komitmen, kerja keras, dan respons cepat dari seluruh jajarannya.
Pada Juli lalu, Juliari Batubara juga pernah mengusulkan harga jual rokok Rp100 ribu per bungkus. Menurutnya, itu untuk mencegah anak-anak membeli rokok. Selain itu juga bisa menjadi tambahan pemasukan bagi pemerintah dari cukai.
"Kalau bisa rokok harganya mahal. Satu bungkus minimal 100 ribu. Negara juga dapat cukai lumayan," ujar Menteri Sosial Juliari Batubara dalam Webinar Hari Anak Nasional 2020, seperti dilansir dari laman JPNN, 21 Juli 2020.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Momen Bersama Keluarga
Juliari menambahkan, perokok anak masih menjadi masalah di Indonesia. Anak-anak di Indonesia beranggapan orang merokok menunjukkan pertanda telah dewasa. Katanya, seharusnya proses pembelian rokok dipersulit. Salah satunya dengan menaikan harga per bungkus rokok. Tujuannya, agar tidak mudah diakses oleh anak-anak.
Disadarinya, usulan itu bisa berdampak pemerintah mendapat protes dari para petani tembakau yang menanam bahan utama pembuatan rokok. Namun demikian, lanjut Juliari, harus diketahui bahwa kebanyakan produksi rokok di Indonesia saat ini banyak yang menggunakan tembakau impor.
Di tengah kesibukannya bertugas, pemilik nama lengkap Juliari Peter Batubara ini tetap mengutamakan keluarganya. Dalam kehidupan pribadinya, Juliari merupakan sosok suami dan ayah yang baik bagi kedua anaknya. Hal itu bisa dilihat dalam sejumlah unggahan di akun Instagramnya yang kini sudah digembok atau di setting menjadi privat.
Di sela-sela kesibukannya, Juliari Batubara bahkan selalu menyempatkan diri untuk bertemu dengan anak-anaknya, Jilian dan James. Momen-momen hangat Juliari bersama anak pun ia unggah melalui media sosial, seperti saat mendampingi anaknya belajar, berangkat ke sekolah dan liburan di dalam dan luar negeri.
Advertisement