Liputan6.com, Jakarta - Warga Korea Selatan sedang dihebohkan dengan pernyataan seorang CEO perusahaan kosmetik dan produk kesehatan dari Jepang, DHC Corp yang dianggap rasis. Perusahaan tersebut terancam diboikot setelah sang pimpinan dinilai melontarkan komentar rasis tentang negeri K-pop dan menyebut perusahaannya 'murni Jepang'.
Yoshiaki Yoshida, CEO dari Daigaku Honyaku Center (DHC), membuat komentar dalam sebuah pesan di laman resmi perusahaan yang 'menyerang' perusahaan saingannya, Suntory. Keduanya bersaing di sektor suplemen kesehatan.
"Untuk beberapa alasan, model yang disewa untuk iklan Suntory hampir semuanya adalah orang Korea-Jepang. Jadi, sepertinya mereka diejek di Internet sebagai 'Chontory'," tulisnya seperti dilansir dari South China Morning Post, Kamis (17/12/2020).
Advertisement
Baca Juga
Istilah 'Chontory' inilah yang menimbulkan masalah. 'Chon' dianggap istilah yang merendahkan bagi orang Korea di Jepang, yang secara luas dianggap diskriminatif. Yoshida juga melanjutkan dengan menulis bahwa karyawan DHC "murni Jepang" sehingga bisa menjadi perusahaan besar yang usianya hampir mencapai 50 tahun.
Hal ini membawa kemarahan pengguna Twitter di Jepang dan membuat tagar 'Saya tidak lagi membeli produk dari DHC yang diskriminatif' viral. Instagram perusahaan tersebut juga banyak diserbu warganet yang kecewa dan menuliskan tidak akan memakai produk DHC lagi.
"Saya tidak bisa lagi mempercayai produk perusahaan semacam itu. Saya menentang diskriminasi!" tulis salah satu pengguna Twitter. "Mereka tidak dapat berbisnis tanpa mendiskriminasi minoritas, konsumen, dan perusahaan lain? Saya akan mengatakan tidak kepada perusahaan yang begitu dangkal," tulis yang lain
Yoshida sebenarnya membuat pernyataan tersebut pada November lalu. Namun, baru di bulan ini beredar di media sosial dan langsung viral sehingga mengundang perhatian banyak pihak.
Warga Korea Selatan pun melancarkan protes dan banyak yang mengklaim akan memboikot dan tidak akan menggunakan lagi produk-produk dari DHC. Sebagian warga bahkan ada yang menyerukan boikot terhadap segala hal yang berhubungan dengan Jepang, termasuk untuk tidak bepergian ke Jepang.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Bukan yang Pertama
Protes juga dilancarkan aktris dan model Korea Jung Yu-mi yang merupakan salah satu model dari produk DHC. Ia menyatakan mengundurkan diri dan tidak akan mewakili lagi perusahaan tersebut. Warganet Jepang juga ikut bereaksi. Salah seorang warganet Jepang mengaku kesal dan malu dengan pernyataan Yoshida.
Yang mengejutkan, ternyata ini bukan kali pertama DHC membuat pernyataan kontroversial yang dinilai rasis terhadap orang Korea. Melalui saluran televisi milik mereka, DHC TV, mereka pernah menayangkan program 'Made in Japan, loved worldwide' yang salah satu episodenya pernah menghadirkan panelis yang menganggap Jepang jauh lebih superior dari Korea.
Lalu pada 2016, Yoshida bahkan pernah membuat pernyataan bahwa orang Korea yang tinggal di Jepang disebut sebagai 'pseudo-Japanese' dan sebaiknya segera kembali ke Korea. Sampai berita ini ditulis, perusahaan Jepang yang juga beroperasi di Korea Selatan, AS, Taiwan dan Inggris ini belum memberi tanggapan tentang pernyataan Yoshida yang dianggap rasis dan reaksi yang timbul dari pernyataan tersebut.
Advertisement