Aksi Turis Pegang Roti di Mulut untuk Memberi Makan Burung Camar

Sejumlah video memperlihatkan turis memberi makan burung camar dengan menaruh roti di mulut ini kemudian jadi sensasi dunia maya.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Jan 2021, 03:00 WIB
Diterbitkan 03 Jan 2021, 03:00 WIB
Turis
Aksi turis di Provinsi Yunnan memberi roti pada burung camar dari mulut mereka. (dok. tangkapan layar Twitter @SCMPNews)

Liputan6.com, Jakarta - Lagi, kelakuan turis sanggup membuat Anda geleng kepala. Kali ini giliran para wisatawan yang mengunjungi Provinsi Yunnan, Tiongkok.

Di sederet video, melansir laman South China Morning Post, Sabtu (2/1/2021), tampak sejumlah pelancong memegang seseobek roti di mulut mereka untuk memberi makan burung camar.  Berpegang atau bersandar pada tiang pembatas, aksi ini dilakukan di depan kamera.

Dari rekaman itu, ada burung camar yang menyambar makanan tersebut dengan kaki mereka. Namun, ada pula yang mengambilnya dengan paruh tanpa meleset.

Aksi ini dilakukan di saat turis seharusnya menjaga jarak dengan burung-burung tersebut. Juga, hanya memberi mereka makanan khusus untuk burung camar, papar seorang ahli.

Video memperlihatkan aksi berbahaya ini segara menarik perhatian penghuni jagat maya. Kebanyakan menilai ini sangat bertentangan dengan upaya kebanyakan penduduk Bumi untuk menjaga kesehatan dengan memerhatikan higienitas di tengah pandemi COVID-19.

"Turis-turis ini menanggap hidup sebagai lelucon," kata salah satunya. "Bukankah logikanya bakal sangat berbahaya bila sampai tergigit burung camar? Itu bisa saja mengarah ke infeksi, hal yang tak kita butuhkan di masa krisis seperti sekarang," sambung yang lain.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Giatkan Pariwisata

Turis
Aksi turis di Provinsi Yunnan memberi roti pada burung camar dari mulut mereka. (dok. tangkapan layar Twitter @SCMPNews)

Setelah aturan penguncian wilayah perlahan mulai dianggat sejak Meret dan April tahun lalu, Tiongkok masih mengandalkan wisatawan lokal untuk menggiatkan roda sektor pariwisata setempat.

Sementara, sejak beberapa tahun lalu, pembangunan landmark, di mana di beberapa daerah berupa patung raksasa, jadi salah satu cara menarik atensi turis, di mana beberapa di antaranya malah menuai kontroversi.

Patung raksasa di wilayah Jianhe, Provinsi Guizhou, misalnya. Pasal, terlepas dari minimnya kesejahteraan penduduk setempat, pihak berwenang malah menghabiskan 86 juta yuan (Rp188 miliar) untuk mendirikan patung raksasa setinggi 88 meter sebagai bagian dari penggerak pengembangan pariwisata, berdasarkan laporan AsiaOne.

Di tengah kritik yang sempat mengalir deras, otoritas lokal menepis kekhawatiran pemborosan dan penyalahgunaan dana bantuan kemiskinan dengan mengatakan, pengawasan penggunaan dana bantuan telah ditingkatkan dalam tiga tahun terakhir. 

Kritik serupa juga sempat dilayangkan pada otoritas perencanaan kota di Jingzhou, Provinsi Hubei, karena patung setinggi 57 meter dengan berat 1,2 ribu ton di area kota kuno.

Kementerian Perumahan dan Pembangunan Perkotaan-Pedesaan Tiongkok mendesak pemerintah kota mengambil langkah-langkah memperbaiki masalah, termasuk fondasi patung yang runtuh dan pengaruh tak menguntungkan.

Patung itu menggunakan Guanyu, seorang jenderal legendaris yang kalah dalam pertempuran terkenal selama periode Tiga Kerajaan (220-280), sebagai model.

Libur Panjang Bebas COVID-19

Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19
Infografis Tips Libur Panjang Bebas Covid-19 (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya