Bandara Hong Kong Tuntaskan Uji Coba Penerapan Paspor Kesehatan Digital

Bandara Hong Kong baru menguji coba penerapan paspor kesehatan digital dengan bekerja sama dengan Bandara Los Angeles.

oleh Liputan6.com diperbarui 30 Mar 2021, 07:30 WIB
Diterbitkan 30 Mar 2021, 07:30 WIB
Perlindungan Ekstra Penumpang Cegah COVID-19 di Bandara Hong Kong
Penumpang mengenakan pakaian pelindung saat tiba di Bandara Internasional Hong Kong, Hong Kong (19/3/2020). Covid-19 yang menginfeksi lebih dari 200.000 orang terus menimbulkan kekhawatiran. (AFP/Anthony Wallace)

Liputan6.com, Jakarta - Otoritas Bandara Hong Kong menyelesaikan uji coba penerapan paspor kesehatan digital di Bandara Internasional Hong Kong (HKIA). Bandara Hong Kong bekerja sama dengan Bandara Internasional Los Angeles, maskapai Cathay Pacific, The Commons Project (pengembang aplikasi paspor kesehatan), serta Preneticts (penyedia tes Covid-19), dalam tahap uji coba tersebut.

Melansir laman Japan Today, Senin, 29 Maret 2021, dalam uji coba itu, awak kabin Cathay Pasific berperan sebagai penumpang dan mengikuti tes Covid-19 di pusat pengujian Bandara Internasional Hong Kong. Hasil tes selanjutnya dikirimkan kepada penumpang melalui aplikasi mobile berupa paspor kesehatan digital.

Paspor itu lalu diserahkan kepada kru darat maskapai saat check-in. Paspor itu kembali ditunjukkan kepada staf lokal setibanya di Bandara Internasional Los Angeles, untuk divalidasi. Setelah berhasil, mereka baru diizinkan memasuki Los Angeles.

Vivian Cheung, Direktur Eksekutif Operasi Bandara HKIA mengatakan, "Seiring tes Covid-19 dan vaksinasi bertindak sebagai hal esensisial baru untuk pejalan moda transportasi udara di masa depan, solusi digital dibutuhkan untuk mengintegrasikan persyaratan baru ini secara efektif ke dalam proses travel terdigitalisasi yang sudah eksis."

Ia mengatakan proses digitalisasi itu dimulai dari laboratorium hingga proses check-in, begitu pula saat mendarat di tempat tujuan. Bandara Hong Kong sejauh ini telah bekerja sama dengan bandara-bandara penghubung utama di seluruh dunia untuk memfasilitasi adopsi solusi digital tersebut. Tujuannya untuk menanggulangi tantangan yang ditemukan di lapangan.

Tantangan tersebut meliputi laporan kesehatan yang bisa dipercaya, persyaratan masuk yang dinamis dan beragam di seluruh negara dan kawasan, antrean panjang penumpang saat pengecekan dokumen, dan tugas pengecekan yang lebih efisien untuk petugas maskapai.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:


Target Bandara Hong Kong

FOTO: Calon Penumpang Jalani Tes GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen
Petugas mendata calon penumpang saat dilakukan tes COVID-19 dengan GeNose C19 di Stasiun Pasar Senen, Jakarta, Selasa (23/2/2021). Hasil tes tersebut kemudian menjadi dokumen syarat perjalanan para penumpang kereta. (merdeka.com/Imam Buhori)

Cheung menegaskan bahwa membuka keran bepergian via jalur udara secara aman adalah prioritasnya. Pemulihan lalu lintas orang akan sulit terjadi secara berkelanjutan bila mengandalkan catatan kertas secara manual saja. Risiko kesalahan dalam memenuhi persyaratan di setiap negara sangat mungkin terjadi bila hanya merujuk data secara manual.

"Yang bisa berubah dari waktu ke waktu," imbuhnya.

Ia mengatakan akan terus bekerja dengan mitra industri, termasuk pemerintah, untuk menjadikan Bandara Hong Kong sebagai bandara pertama di dunia yang mengadopsi paspor kesehatan digital tersebut. 

Sementara itu, Indonesia sampai saat ini masih mempertimbangkan memasukkan sertifikat vaksinasi sebagai syarat bepergian. Di sisi lain, WHO memperingatkan penerapan aturan itu akan memperlebar jurang kesenjangan, mengingat masih banyak warga dunia yang belum divaksinasi dengan beragam alasan. (Muhammad Thoifur)


Sertifikat Vaksinasi Jadi Syarat Perjalanan?

Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian? (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Sertifikat Vaksin Covid-19 Jadi Syarat Bepergian? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya