Liputan6.com, Jakarta - Memfasilitasi kegemaran orang Indonesia makan tempe, PT Ajinomoto Indonesia meluncurkan varian tepung bumbu terbaru. Sajiku Tepung Bumbu Tempe Crispy merupakan produk teranyar setelah peluncuran bumbu tahu dan tempe goreng pada Januari 2021.
Dalam rilis yang diterima Liputan6.com, beberapa waktu lalu, peluncuran varian baru itu bertujuan untuk memberi cara baru menikmati kelezatan tempe goreng.
Advertisement
Baca Juga
"Tempe goreng adalah makanan dengan frekuensi masaknya paling tinggi di Indonesia, sehingga kami berharap Sajiku Tepung Bumbu Tempe Crispy ini bisa membantu masyarakat Indonesia dalam memasak tempe yang renyah (kriuk), lezat, dan praktis," ucap Endang Pamularsih, Brand Manager Sajiku PT Ajinomoto Indonesia.
Bahan yang terkandung dalam tepung bumbu itu adalah tepung dan ketumbar, ditambah bumbu pelengkap. Endang menyebut konsumen hanya perlu menggunakan tepung bumbu itu untuk memasak tempe goreng yang renyah.
"Diharapkan harga yang sangat terjangkau dari menu tempe goreng ini sangat membantu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi (protein) konsumen selama pandemi," tambahnya.
Penggunaan ketumbar dalam resep tempe goreng jamak diterapkan di banyak rumah tangga di Indonesia. Aroma yang khas dari remah itu menambah nafsu makan pecintanya.
Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:
Sumber Protein Masa Depan
Tempe merupakan makanan khas Indonesia yang kaya manfaat. Kandungannya yang menyehatkan membuat banyak pihak meyakini makanan hasil fermentasi jamur itu sebagai makanan superior dan sumber protein masa depan.
Tempe merupakan makanan dengan sumber protein nabati yang tinggi dan tak kalah jauh bila dibandingkan dengan daging. Setiap 100 gram tempe mengandung 150 kalori, 14 gram protein, 7,7 gram lemak, 9,1 karbohidrat, 1,4 gram serat, 517 miligram kalsium, 7 gram natrium, 202 miligram fosfor, dan vitamin B12.
"Jumlah protein dalam kedelai memang masih di bawah protein pada daging, namun kita harus melihat kandungan-kandungan lain yang ada pada tempe. Konsumsi daging merah berkelanjutan bisa menimbulkan kanker kolon. Di sisi lain, tidak ada penelitian yang menunjukkan konsumsi jangka panjang tempe dapat menimbulkan dampak negatif," kata ahli pangan, Dr. Driando Ahnan Winardo dalam sesi diskusi tentang tempe melalui akun Instagram @tempemovement, Minggu, 6 Juni 2021.
Tempe juga mengandung isoflavon yang berfungsi dalam pencegahan inflamasi atau akar dari timbulnya masalah-masalah kronis pada tubuh seperti kanker, kista, diabetes, stroke, alzheimer, osteoporosis, serta beberapa penyakit lainnya. Proses fermentasi pada tempe dapat merangsang pertumbuhan bakteri baik, membantu penyerapan nutrisi makanan lebih cepat, membuang racun dalam tubuh, serta mendukung kekebalan tubuh.
Advertisement
Diusulkan Jadi Bagian Diplomasi Kuliner
Sebelumnya, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno menyatakan akan menjadikan tempe sebagai bagian dari promosi kuliner Indonesia di dunia internasional. Dengan kata lain, tempe bakal jadi bagian diplomasi kuliner Indonesia.
"Rendang sudah duluan, tempe menyusul," ujar Menparekraf Sandiaga Uno dalam Weekly Press Briefing di Jakarta, Rabu, 2 Juni 2021.
Dalam waktu dekat, tempe akan dipromosikan di Dubai Expo 2021 yang akan berlangsung pada Oktober 2021. Selain itu, ia juga mengajak unsur pentahelix, seperti UMKM atau pengusaha tempe, institusi pendidikan, serta teknologi digital dan media untuk membantu memasarkan tempe.
"Tempe ini akan menjadi bagian gastrodiplomacy, yakni diplomasi berbasis makanan," ucapnya.
Diplomasi Indonesia via Jalur Kuliner
Advertisement