Ashy Woodpecker, Hewan Endemik Sulawesi yang Jadi Daya Pikat Pengamat Burung

Sebagai burung endemik Sulawesi, Ashy Woodpecker dikenal juga sebagai burung pelatuk.

oleh Komarudin diperbarui 25 Jun 2021, 11:03 WIB
Diterbitkan 25 Jun 2021, 11:03 WIB
Burung Pelatuk Sulawesi
Burung pelatuk Sulawesi yang menjadi daya tarik para pengamat burung (dok.instagram/@kementerianlhk/@https://www.instagram.com/p/CQa3DgosarA/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Indonesia termasuk negara yang memiliki spesies burung yang sangat kaya di dunia. Dari banyak di antaranya, ada ashy woodpecker atau biasa dikenal dengan sebutan pelatuk kelabu sulawesi.

Mengapa burung ini mematuk? Berdasarkan unggahan akun Instagran Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan @kementerianlhk, 22 Juni 2021, burung ini menabuh batang pohon untuk memberi tanda wilayah jelajahnya atau menandai teritorialnya, karena patukannya menghasilkan suara khas yang menjadi sinyal bagi burung lainnya.

"Volume ketukannya pun memiliki makna. Ketukan perlahan merupakan pertanda awal kehadirannya," jelas akun tersebut.

Mematuk batang pohon juga ia lakukan untuk mencari makan. Burung ini merupakan pemakan tempayak. "Tempayak adalah anak serangga penyengat, seperti lebah dan semut. Anak serangga ini biasanya masih berupa larva," lanjut akun tersebut.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Ciri-Ciri Ashy Woodpecker

Burung Pelatuk
Burung Pelatuk (sumber: Pixabay)

Burung yang bulunya didominasi warna abu-abu ini juga memiliki kebiasaan memanjat pohon. Ia biasa mematuk sambil memanjat pohon.

"Untuk membedakan antara jantan dan betina cukup mudah. Karena hanya pada jantan terdapat mahkota depan berwarna merah," tulisnya.

Ciri-ciri umum panjang tubuh burung tersebut, yakni 39--40 cm, sedangkan penyebaran lokal mungkin di seluruh tempat di Taman Nasional Lore Lindu. Sementara, sebaran endemik di subkawasan Sulawesi, Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sulawesi Selatan.

Daya Pikat

Ilustrasi ashy woodpecker
Ilustras ashy woodpecker (dok.unsplash/ Vincent van Zalinge)

Selain warnanya yang indah, burung ini juga memiliki suara khas. Suara ringkikan lembut, antara delapan hingga dua belas nada cepat pada satu nada.

Burung pelatuk jenis ini termasuk fauna endemik Sulawesi yang jadi daya pikat bagi pengamat burung. Mereka mencarinya untuk dipotret.

"Mengamati perilakunya di alam liar pun tak kalah serunya. Begitulah daya magis mengamati burung," kata akun tersebut. 

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19

Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Imbauan Penyembelihan Hewan Kurban Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya