Didiet Maulana dalam 10 Tahun IKAT Indonesia, dari Semangat Pemberdayaan sampai Koleksi Penyentuh Indera Manusia

Para perayaan ulang tahun ke-10 IKAT Indonesia, Didiet Maulana menegaskan bahwa sentuhan estesis budaya tidak terbatas pada ragam karya busana.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Jul 2021, 19:03 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2021, 19:03 WIB
Menengok Rumah Didiet Maulana yang Bernuansa Etnik dan Banyak Lukisan
Didiet Maulana. foto: Instagram @didietmaulana

Liputan6.com, Jakarta - "10 tahun lalu saya memulai mimpi dengan visi sederhana memperkenalkan budaya Indonesia ke generasi muda, mengajak perajin maju bersama. Perjalanan ini adalah tentang kita semua," kata Didiet Maulana dalam perayaan virtual satu dekade lini modenya, IKAT Indonesia, Kamis (29/7/2021).

Didiet menanamkan, "Kalau senang, jangan sendiri. Senang itu dibagi-bagi." "Karena Anda semua, kita bisa berbagi untuk yang lebih besar lagi," imbuhnya. Dalam perjalanan selama satu dekade merek fesyennya, desainer kondang ini setidaknya memahami tiga catatan penting.

Pertama, lakukan sesuatu dengan semangat. "Kalau kami di IKAT Indonesia menyebutkan bahan bakar semangat (BBS), dan itu datangnya dari Tuhan, dari alam, makanya tidak akan ada habisnya," urainya.

Kemudian, gagal dan sukses pasti ditemui, namun bagaimana mengubah sesuatu yang mustahil jadi mungkin. "Terakhir, rezeki itu tidak terbatas. Saya semula berpikir, 'Kalau yang satu dapat, kita juga dapat.' Akhirnya satu sampai dua tahun pertama saya kena maag kronis," tuturnya.

Setelah itu, Didiet mengubah lakunya. Ia mulai melakukan segala sesuatunya dengan hati tulus. "Tidak disangka pintu rezeki justru satu-satu terbuka," akunya.

3.650 hari terasa lama sekaligus cepat bagi Didiet. Di tengah perannya memperkenalkan wastra dari berbagai daerah di Indonesia, ia pun mengidentifikasi berbagai tantangan yang mesti dijawab tuntas secara kolektif.

"Proses regenerasi penenun. Itu harus jadi perhatikan, mesti ada lembaga pendidikan yang melegitimasinya. Jadi, bagaimana para perajin ini menjadikan membatik atau menenun bukan sebagai pekerjaan sampingan. Tapi, di sisi lain, memastikan bahwa ini bisa jadi pekerjaan utama," ucap Didiet Maulana.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Koleksi Penyentuh Indera Manusia

Ketangguhan Wanita Tanimbar Jadi Inspirasi Koleksi Terbaru Didiet Maulana di KKI 2020
Ketangguhan Wanita Tanimbar Jadi Inspirasi Koleksi Terbaru Didiet Maulana di KKI 2020. foto: Youtube @KKI Official

Kemudian, sebagai brand, pihaknya masih harus menemukan strategi untuk memperbesar jumlah produksi, mengingat setiap item dikerjakan dengan tangan. Penyediaan bahan mentah, yakni benang, juga masih masuk dalam catatan Didiet.

"Lalu, bagaimana kolaborasi hulu dan hilir. Saya sebagai praktisi bisa bekerja sama dengan pemerintah untuk menemukan langkah efisien. Terakir, pemasaran. Bagaimana dengan produk yang ada, kami bisa mendorong minat belanja. Dari (jargon) 'Aku Cinta Produk Indonesia' jadi beli produk Indonesia, karena cinta saja tidak cukup," ujarnya.

IKAT Indonesia
Koleksi set cangkir teh dari Griya by IKAT Indonesia. (dok. Ist)

Masih dalam momen satu dekade IKAT Indonesia, Didiet juga mengumumkan koleksi terbaru yang bisa menyentuh indera manusia. Dengan semangat itu, pihaknya merilis Griya by IKAT Indonesia yang bermaksud memperluas ruang apresiasi terhadap keindahan budaya lokal, bahwa sentuhan estesis budaya tidak terbatas pada ragam karya busana.

Di bawah bendera merek teranyar, mereka memperkenalkan koleksi dekorasi rumah yang terdiri dari lilin aromaterapi, set cangkir teh, rangkaian teh dan minuman herbal, serta rangkaian produk sanitasi. Masing-masing varian produknya bermaksud menjamah indera penglihatan, penciuman, pengecap, dan peraba.

"Kalau serba-serbi teh ini sebenarnya dari pengalaman pribadi saya sebagai pecinta teh. Saya punya ritual minum teh setiap hari, makanya (pukul) empat sampai lima sore itu pasti enggak pernah bisa diganggu," Didiet bercerita.

Griya by IKAT Indonesia

IKAT Indonesia
Rakaian teh dari Griya by IKAT Indonesia. (dok. Ist)

Setiap produknya memiliki sentuhan motif tenun ikat kontemporer sarat filosofi dan nilai tentang persatuan, keberagaman, dan harapan baik untuk masa mendatang. Ini seiring dengan harapan mereka untuk terus berkarya dalam menumbuhkan kecintaan dan apresiasi terhadap tradisi tenun ikat lokal.

Dalam variannya, lilin aromaterapi brand ini menyediakan pilihan Rempah Nusantara yang terbuat dari paduan rempah-rempah, seperti kayu manis dan cengkih, berpadu aroma sitrus dan vanila. Sebagai alternatif, varian Narwastu memberi aroma herbal lembut yang didominasi harum bunga melati dan lavender.

Ide serupa juga muncul dalam rangkaian teh dan minuman herbal Griya by IKAT Indonesia. Paduan tumbuhan dan rempah-rempah ini hadir dalam tiga pilihan rasa, yaitu Rumpun Serai, Surya Rampai, dan Wedang Wangi. Rumpun Serai memiliki aroma tenang yang didapat dari serai dan bunga kamomil.

Varian Surya Rampai menghadirkan aroma menyegarkan dengan paduan teh hijau, buah stroberi, dan nanas. Sementara, Surya Rampai diformulasi untuk meningkatkan daya tahan tubuh dengan memanfaatkan wedang wangi, jahe emprit, dan rempah-rempah yang berkhasiat baik untuk tubuh.

Rangkaian produk Griya by IKAT Indonesia bisa didapatkan melalui theikatindonesia.com dan akun resmi IKAT Indonesia by Didiet Maulana di Tokopedia.

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi COVID-19

Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis 4 Tips Jaga Kesehatan Mental Saat Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya