Liputan6.com, Jakarta - Genap 24 tahun sudah Putri Diana pergi untuk selamanya. Selama itu pula, sosok ibunda Pangeran William dan Pangeran Harry ini selalu dikenang banyak orang, termasuk keluarga, teman-teman, dan penggemar setia.
Putri Diana meninggal dunia pada 31 Agustus 1997 silam dalam kecelakaan tragis di terowongan Pont de l'Alma di Paris. Semasa hidup, Putri Diana telah mendobrak sederet tradisi Kerajaan Inggris.
Dilansir dari laman People, Rabu (1/92021), itu dimulai ketika Pangeran Charles memberi Diana perhiasan yang paling ikonis, yakni cincin pertunangan safir dan berlian. Namun, Diana tidak membuat cincin khusus seperti tradisi Kerajaan Inggris. Sebagai gantinya, ia memilih perhiasan cantik dari katalog Garrard.
Advertisement
Baca Juga
Cincin itu lantas diberikan putranya, Pangeran William, untuk Kate Middleton saat melamarnya. Kini, Kate terlihat kerap mengenakan cincin spesial itu dalam berbagai kesempatan.
Putri Diana juga mengubah sumpah pernikahannya dengan Charles. Itu dilakukan setelah Ratu Elizabeth bersikeras memasukkan kalimat bahwa Diana akan "mematuhi" Pangeran Philip.
Sebaliknya, Diana berjanji untuk ''mencintai, menghibur, menghormati, dan menjaganya, dalam sehat dan sakit.'' Keputusan tersebut kontroversial kala itu.
Kembali bernostalgia, Diana juga melahirkan putranya di rumah sakit. Hingga kelahiran cucu pertama Ratu Elizabeth II pada 1977, Peter Philips, kelahiran bangsawan terjadi di rumah. Bahkan, Ratu melahirkan keempat anaknya di kediamannya di Istana Buckingham.
Penampilan setelah melahirkan di luar Lindo Wing Rumah Sakit St. Mary telah menjadi semacam tradisi kerajaan yang dimulai Princess of Wales. Ia dan Pangeran Charles memperkenalkan putra mereka pada dunia, dan William dan Kate mengikuti jejak mereka.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mendidik Anak
Diana memastikan peran ibu sebagai prioritas utamanya. Ia tidak ingin pengasuhan anak-anak sepenuhnya diserahkan pada pengasuh, sementara orangtua menjalankan tugas. Ia dan Charles bahkan membawa William yang saat itu berusia sembilan bulan bersama mereka dalam kunjungan resmi ke Australia dan Selandia Baru pada Maret 1983.
Ini adalah sebuah keputusan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat itu. Kini, putra sulungnya menjaga tradisi itu tetap hidup bersama ketiga anaknya yang masih kecil.
Diana memasukkan anak-anaknya ke sekolah umum. Tidak ada tutor kerajaan dan homeschooling bagi putra Diana. Selain bersekolah dengan anak-anak biasa, Putri Diana memastikan kedua putranya memiliki pengalaman seperti yang dirasakan oleh anak-anak lain. Ini termasuk perjalanan ke taman hiburan, menggunakan transportasi umum, bahkan sesederhana menikmati hamburger McDonald's.
Jika bangsawan lain tetap bersikap kaku, tidak dengan Diana yang berkata jujur tentang hidupnya yang kurang glamor, termasuk ketika pernikahannya berantakan. Charles dan Diana berpisah pada 1992.
Advertisement
Apa Adanya
Ratu kerap mengenakan salah satu topi khasnya dan hampir selalu memakai sarung tangan saat berjabat tangan dalam berbagai acara. Namun, tidak dengan Diana.
Berlanjut pada puncak epidemi AIDS pada 1987, Putri Diana melakukan sesuatu yang benar-benar luar biasa. Ia berjabat tangan dengan seorang pasien AIDS di London, sebuah tindakan sederhana yang bergema di seluruh dunia dan menghancurkan stigma pada saat ketakutan publik akan tertular penyakit tersebut.
Pada 1992, Andrew Morton menerbitkan Diana: Her True Story yang mengungkap bahwa Diana hidup dengan gangguan makan. Dalam sebuah wawancara dengan BBC pada 1995, ia menggambarkan bulimia sebagai "gejala dari apa yang terjadi dalam pernikahan saya." Putra-putranya melanjutkan pekerjaannya untuk menghilangkan stigma masalah kesehatan mental.