Liputan6.com, Jakarta - Adalah Joseph Yoon, chef asal New York, Amerika Serikat yang mulai memasak serangga empat tahun lalu untuk sebuah proyek seni. Sekarang, ia ingin mengubah persepsi publik, sehingga mereka bisa makan serangga yang "lezat, padat nutrisi, dan lebih ramah lingkungan."
"Saya sangat menyukai serangga," kata Yoon, mengutip CNN, Rabu, 24 November 2021. "Fakta bahwa mereka sangat beragam, fakta bahwa ada begitu banyak spesies serangga, fakta bahwa kita sangat bergantung pada serangga untuk ekosistem dan keanekaragaman hayati, itu benar-benar menarik."
Advertisement
Ada lebih dari 2.100 jenis serangga yang dapat dimakan di dunia, dan mereka datang dalam berbagai rasa, seperti kacang, jeruk, keju, dan kelapa, kata direktur eksekutif Brooklyn Bugs itu, sebuah organisasi yang mempromosikan serangga yang dapat dimakan. "Apa yang saya coba lakukan adalah memberi orang banyak rasa, tekstur, dan ide tentang cara memasak serangga yang dapat dimakan."
Advertisement
Baca Juga
Serangga secara teratur dikonsumsi sekitar 2 miliar orang, menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian PBB (FAO) pada 2013. Namun, laporan tersebut mencatat, perasaan jijik dikaitkan dengan memakan serangga di sebagian besar negara Barat.
Di sisi lain, memberi makan warga dunia menjelma jadi tantangan yang semakin sulit. Tanah kian langka dan hasil lautan ditangkap secara berlebihan, namun produksi pangan saat ini perlu hampir dua kali lipat untuk mengakomodasi sembilan miliar orang yang diperkirakan akan mengisi Bumi pada 2050, menurut laporan FAO.
Ditambah, produksi makanan berdampak pada lingkungan. Studi terbaru menunjukkan bahwa industri peternakan menghasilkan antara 14 hingga 17 persen emisi gas rumah kaca. Jangkrik membutuhkan pakan enam kali lebih sedikit daripada sapi, empat kali lebih sedikit dari domba, dan setengah dari pakan yang dibutuhkan babi, serta ayam broiler untuk menghasilkan jumlah protein yang sama, menurut FAO.
Â
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Mengurangi Dampak Lingkungan
Untuk membantu mengurangi dampak lingkungan dari kebiasaan kuliner, Yoon ingin menormalkan serangga yang dapat dimakan di seluruh dunia. "Terutama di sini tempat saya tinggal di Amerika," imbuhnya.
Bahkan bagi mereka yang mau mencoba, tidak selalu jelas bagaimana cara terbaik untuk memasukkan serangga ke dalam menu diet harian. "Ketika orang bertanya pada saya bagaimana mereka harus mengintegrasikan jangkrik atau serangga ke dalam makanan mereka, salah satu cara favorit yang saya suka lakukan hanyalah menambahkannya ke dalam makanan favorit saya," kata Yoon.
"Anda tidak harus berpikir membuat hidangan baru dengan bahan baru, tapi jika Anda suka membuat nasi goreng seperti saya, saya suka membuat nasi goreng dengan jangkrik. Saya suka menambahkan jangkrik ke mac and cheese favorit saya. Anda bisa menambahkan bubuk jangkrik hingga saus keju," imbuhnya.
Advertisement
Catatan Konsumsi Serangga
Yoon nyatanya mengikuti jejak inovator serangga lain yang mencoba mengubah persepsi akan konsumsi serangga. Di antara pengadopsi awal, pada 2012 pengusaha Amerika Patrick Crowley memperkenalkan produk protein serangga berupa batang energi Chapul Cricket yang diperkaya tepung jangkrik ke Amerika Serikat.
Peternakan serangga yang dapat dimakan, Next Millennium Farms, dibuka di Kanada pada 2014. Pada 2019, sekitar sembilan juta orang di Eropa mengonsumsi serangga dan produk turunannya, menurut Platform Internasional Serangga untuk Makanan dan Pakan. Angka itu diperkirakan akan jadi 390 juta konsumen pada 2030.
"Ketika Anda berpikir tentang serangga, sangat mungkin salah satu organisme terkecil yang dapat kita pikirkan ... dapatkah satu serangga membuat perbedaan? Bisakah satu manusia membuat perbedaan?" kata Yoon.
"Salah satu faktor pendorong yang sangat besar dari pekerjaan saya adalah, ya, masing-masing dari kita memiliki tanggung jawab. Memasukkan serangga yang dapat dimakan ke dalam makanan Anda seminggu sekali dapat membuat perbedaan besar."
Infografis Tampilan Kekinian Camilan Tradisional
Advertisement