Kasih Sayang Keluarga Kunci Penting Membangun Anak-Anak yang Mandiri

Tidak semua anak memiliki keluarga yang penuh kasih sayang, sehingga mereka perlu solusi alternatif.

oleh Komarudin diperbarui 04 Feb 2022, 16:41 WIB
Diterbitkan 04 Feb 2022, 15:02 WIB
SOS Children's Villages Semarang
Virtual Media Trip SOS Children's Villages Semarang (tangkapan layar/Liputan6.com/Komarudin)

Liputan6.com, Jakarta - Sejak berdiri pada 1971, SOS Children's Villages Indonesia kini telah berkembang di 11 kota, termasuk di Semarang yang telah berusia 37 tahun. Organisasi nirlaba itu memfokuskan diri kepada pengasuhan anak alternatif berbasis keluarga dan penguatan keluarga rentan.

"SOS itu membantu dan mendukung hak-hak anak mendapatkan pengasuhan orangtua dan berkomitmen memberikan bantuan kepada anak-anak sehingga menjadi mandiri, terutama kepada anak-anak yang kehilangan pengasuhan orangtua. Hal itu hanya bisa diberikan dengan penuh kasih sayang," kata National Director SOS Children’s Villages Indonesia, Gregor Hadi Nitihardjo, dalam acara Virtual Media Trip: Kunjungan Manis di 37 Tahun SOS Children's Villages Semarang, Kamis, 3 Februari 2022.

Hadi meyakini, setiap anak berhak mendapatkan lingkungan tumbuh kembang yang penuh kasih sayang, merasa dihormati, dan dihargai. Faktanya di lapangan, tidak semua anak mendapatkan kesempatan tinggal di lingkungan yang ideal. 

"Karena itu, SOS melakukan beberapa langkah untuk membangun anak-anak yang kehilangan pengasuhan, membangun masa depannya, dan membantu anak-anak mengenali dan mengasah kemampuan, minat, dan bakatnya hingga mencapai kemampuan maksimal mereka," imbuh Hadi.

Langkah yang dimaksud adalah pengasuhan berbasis keluarga. Program itu untuk memastikan anak-anak yang kehilangan pengasuhan orangtua mendapatkan haknya untuk mendapatkan tempat tinggal. Mereka juga memiliki ibu asuh, kakak, dan adik, layaknya sebuah keluarga dan hidup dalam komunitas yang disebut sebagai desa anak.

"Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan dan merasakan serta memiliki masa depan yang lebih baik. Saat ini, kami memiliki delapan desa anak di Indonesia, yaitu di Aceh, Medan, Jakarta, Bandung, Semarang, Tabanan, dan di Flores," kata Hadi.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Bukan Hanya Hasil

SOS Children's Villages Semarang
Virtual Media Trip SOS Children's Villages Semarang (tangkapan layar/Liputan6.com/Komarudin)

Selaras dengan program tersebut, SOS Children's Villages Semarang yang berusia 37 tahun berkomitmen untuk memberikan anak-anak yang telah atau berisiko kehilangan pengasuhan orangtua. "Kami juga berkomitmen untuk membantu remaja mempersiapkan kemandirian," ujar Village Director SOS Children’s Villages Semarang, Ardik Setiawan.

Menurut Ardik, dengan berbagai edukasi, pelatihan, dan kompetisi, ia melihat langsung semangat anak-anak dalam meraih masa depan, seperti yang mereka cita-citakan. Mereka tidak hanya fokus pada hasil, tapi juga fokus dalam menjalani proses kemandirian yang sesungguhnya.

"Saya berharap mereka dapat terus mengasah kemampuan mereka, pantang menyerah meraih cita-cita, dan apa yang sudah dipelajari dapat berguna bagi masa depan mereka. Itulah yang kami lakukan, membangun jiwa raga mereka dengan kasih sayang," imbuh Ardik.

Kebanggaan

SOS Children's Villages Semarang
Virtual Media Trip SOS Children's Villages Semarang (tangkapan layar/Liputan6.com/Komarudin)

SOS Children’s Village Semarang juga memiliki SOS Social Center sejak 2005 yang menyediakan program penguatan bagi keluarga, penyuluhan kesehatan, dan konsultasi psikologi. Program ini dirancang untuk memastikan anak-anak memiliki akses ke pelayanan penting, seperti akses pendidikan dan kesehatan serta mendapatkan dukungan secara psikologi.

Setiap keluarga diberikan pengetahuan tentang pengasuhan anak yang berkualitas. Mereka juga mendapat pelatihan tentang cara mendapatkan penghasilan tambahan, dan bagaimana berhubungan dengan pemerintah daerah setempat. Dengan kemampuan itu, kesadaran mereka tentang pentingnya hak dasar anak diharapkan semakin meningkat.

Riri Wahyuwulan, salah satu ibu di SOS Children’s Villages Semarang mengatakan bangga menjadi salah satu ibu asuh. Bagi dia, keluarga bukan semata-mata karena ikatan darah, tetapi lebih pada sosok yang setiap hari mendampingi, mengayomi, dan melindungi.

"Saya tumbuh besar dengan keluarga yang hangat dan mencintai saya. Saya ingin membagikan perasaan tersebut kepada anak-anak yang belum seberuntung saya," kata Riri.

Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari Covid-19

Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 3 Cara Jadi Pahlawan Pelindung Keluarga dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya