Masa Depan Bisnis Modest Fashion Pasca-pandemi, Konsep Hybrid Bakal Naik

Tren modest fashion setahun mendatang diprediksi akan semakin memberi tempat bagi material berkelanjutan.

oleh Dinny Mutiah diperbarui 20 Feb 2022, 15:01 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2022, 15:01 WIB
KAMI
Tiga sosok inspiratif di balik kesuksesan KAMI, brand modest fashion lokal berbagi tips bertahan dan berkembang di tengah pandemi dan melebarkan sayapnya di 2022

Liputan6.com, Jakarta - Modest fashion makin mendapat tempat di dalam negeri sejak mulai populer di era reformasi. Founder TBF Consultant, Melinda Babyanna menyebut kategori fesyen ini mampu memberikan kebebasan berbusana, khususnya bagi pengguna hijab, untuk bisa lebih modis dengan harga ekonomis.

Situasi pandemi ikut berdampak pada bisnis modest wear, meski perkembangannya relatif stabil. Ini menandakan modest fashion merupakan kategori yang menjanjikan di masa depan. Berangkat dari hal itu, TBF Business Summit ke-9 digelar pada akhir Januari 2022 dengan tema The Future of Modest Fashion.

Salah satu yang disinggung adalah perkembangan bisnis modest fashion pascapandemi. "Modest wear kian meramaikan industri fesyen lokal dengan inovasi dan tentunya bersinergi dengan era digital," kata Melinda, dalam rilis yang diterima Liputan6.com, Minggu (20/2/2022).

Ia menyebut situasi pandemi mengarahkan bisnis modest wear lebih akrab dengan digitalisasi. Di saat mobilitas dan interaksi langsung masih dibatasi, digital activation jadi andalan untuk memasarkan dan menjual produk-produk tersebut. Kondisi akan sedikit berbeda pasca-pandemi.

"Tak menutup kemungkinan jika pandemi usai, akan terfokus pada offline activation," imbuhnya. Namun, pendekatan digital tak akan ditinggalkan sepenuhnya, melainkan menjadi satu paket alias hybrid.

Isu aktivasi digital juga tak bisa dilepaskan dari keberadaan Key Opinion Leader (KOL). Sarah Sofyan yang menjadi salah satu pembicara webinar itu mengatakan KOL berperan sebagai trusted user untuk menjadi referensi bagi para penggunanya. Sebagai jembatan, perempuan yang juga KOL itu menekankan pentingnya menyeimbangkan kepentingan klien dengan suara dari sesama konsumen.

"Saya berusaha untuk memberikan review ataupun opini dengan konteks yang positif dan tentunya akan menjadi referensi, bahkan preference item yang akan dipilih," ujarnya.

 

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Prediksi Tren

Masa Depan Bisnis Modest Fashion Pasca-pandemi, Konsep Hybrid Bakal Naik
Ilustrasi modest fashion. (dok. TBF Consultant)

Ratu Ashilla, desainer fesyen TBF Consultant, berbagi prediksi tentang tren modest fashion setahun mendatang. Menurut dia, konsumen akan terus mengedepankan faktor kenyamanan dalam pengambilan keputusan setiap produk fesyen yang akan dibeli. Ia pun menyebut isu keberlanjutan akan turut memengaruhi modest fashion dalam hal penggunaan material.

"Sustainable fabric pun menjadi pilihan seperti bahan bamboo cotton, tencel, lyocell, dan viscose," kata dia.

Terkait gaya busana, dia memprediksi ada tujuh tema yang akan populer di tahun ini hingga awal 2023, yakni essentiality, athleisure, egoism, spirituality, retrofemme, dan exploration. Tiga dari tujuh gaya itu sudah menjadi tren sejak tahun lalu, yakni essentiality, spirituality, dan exploration.

Bila essentiality menekankan pada gaya yang basic, sederhana, dan nyaman karena terinspirasi situasi 'di rumah saja', spirituality lebih mengedepankan gaya klasik elegan dengan sentuhan etnik. Sementara, exploration, menurut buku The New Beginning yang diluncurkan Indonesia Trend Forecasting pada tahun lalu, berpegang pada kata kunci unik, eksentrik, dan surealis. Warna-warna yang dominan merupakan perpaduan warna alam dan digital.

 

Suara Kaum Muda

Ilustrasi
Ilustrasi modest fashion. (dok. unsplash @radenprasetya)

Ivan Gunawan yang turut jadi pembicara menekankan pentingnya peran kaum muda dalam memajukan bisnis modest fashion miliknya. Desainer itu diketahui memiliki brand Prive yang fokus pada hijab dan mukena premium dan Mandjha yang membidik pasar ritel modest wear.

"Kita perlu bersinergi dengan para team creative dari lini usia muda untuk mendapatkan insight yang lebih fresh dan komersil," kata dia.

Resepnya terbukti ampuh. Ia mengaku di masa pandemi, label modest wearnya mengalami kenaikan omset. Ia pun menggenjot program reseller untuk memperluas pasar.

"Program reseller punsekarang diperbanyak juga bagi pemula dengan modal yang rendah dengan harapan merekabisa belajar untuk menjadi reseller yang sukses," jelas Ivan dalam sesi webinar.

 

 

Apa Itu Modest Fashion?

Langkah Indonesia Mantapkan Diri Jadi Pusat Modest Fashion Dunia
Ilustrasi modest fashion. (Liputan6.com/Dinny Mutiah)

Laman The Every Girl menjelaskan bahwa modest fashion merupakan gaya berbusana sederhana yang mengedepankan unsur kesopanan karena pakaian sengaja dibuat menutupi sebagian besar tubuh. Pakaian oversize, berlengan panjang, berleher tinggi (turtleneck), dan rok panjang adalah deretan model busana yang ditawarkan modest wear. 

Meski lekat dengan kalangan berhijab, modest wear sebenarnya bisa dipakai siapa saja. Sifatnya yang inklusif dan beragam ini membuatnya bisa dikenakan semua perempuan.

Gaya berbusana ini pertama kali diperkenalkan ke pencinta fashion pada 2016 di Istanbul. Trena meluas ke sejumlah negara lain, seperti London, Dubai, dan Asia Tenggara, salah satunya Indonesia.

6 Fakta Menarik tentang Fashion

Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion
Infografis Fakta-Fakta Menarik tentang Fashion. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya