Liputan6.com, Jakarta - Lockdown di China selama pandemi COVID-19 telah menarik perhatian pada kenyataan yang dianggap remeh banyak orang: tidak ada jaminan ketahanan pangan. Bagi sekelompok kecil orang China yang telah melalui lockdown, mereka akhirnya mengubah balkon rumah jadi tempat penghasil buah dan sayuran., lapor SCMP, Sabtu, 9 April 2022.
Selain, keberadaan kebun balkon juga membantu meningkatkan kesehatan mental. Shi Huanglei, 39, seorang pekerja medis Shanghai yang tinggal bersama suami dan putrinya yang berusia 11 tahun, mengatakan bahwa kebunnya telah membantu mereka makan makanan bergizi seperti tomat, selada, dan stroberi.
Advertisement
Baca Juga
Ia juga menanam ketumbar dan kemangi untuk masakan yang lebih beraroma. Petualangan berkebun Shi dimulai pada 2019 ketika ia melemparkan biji tomat dari tomat segar ke dalam pot tanpa banyak berpikir. Ketika mereka tumbuh jadi bibit, ia ketagihan.
"Saat itulah saya tertarik berkebun sayur, dan saya mulai belajar dengan membaca buku dan mencari informasi yang relevan secara online,” Shi bercerita.
Putrinya, Wenwen, membantunya berkebun karena penasaran dan bergabung dengannya dalam membaca buku tips dan trik berkebun. "Sebelumnya, putri saya tidak tahu bagaimana sayuran dan buah-buahan tumbuh, tapi sekarang ia dapat menulis tentang pengalamannya menanam sayuran di esai sekolahnya," kata Shi.
Ketika Shanghai terus memerangi wabah COVID-19 yang dipicu Omicorn, Shi telah direkrut sebagai personel pencegahan epidemi garis depan dan telah bekerja selama lebih dari 10 jam per hari sejak 28 Maret 2022. Terlepas dari jadwalnya yang padat, Shi menemukan waktu untuk merawat tanamannya.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Kesehatan Mental Selama Pandemi
Kebiasaan ini, Shi menyambung, sangat penting dalam membantunya mengelola kesehatan mental selama pandemi. "Melihat mereka (tanaman) tumbuh menenangkan pikiran saya," katanya. "Meski tidak cukup untuk memberi makan seluruh keluarga, mereka memberi saya rasa aman."
Di Shenzhen, Zhong Liu, yang menumbuhkan kebunnya sendiri di balkon seluas 5,9 meter persegi, mengamini kegembiraan Shi. Zhong, seorang ilustrator berusia 32 tahun, mengatakan ketika Shenzhen memasuki masa lockdown pada 14 Maret 2022, ia melakukan pemeriksaan sepintas untuk memastikan sayuran telah terjual habis.
Tapi di saat bersamaan, ia tidak merasa perlu berlomba keliling kota mencoba mengambil makanan apapun yang bisa ia temukan. "Membeli sayuran lebih merupakan formalitas bagi saya selama penguncian kota," kata Zhong. "Saya tidak khawatir karena saya tahu saya memiliki seluruh balkon (berisi tanaman) sayuran untuk dimakan!"
Balkon Zhong adalah rumah bagi berbagai macam pohon buah dan sayuran, termasuk pohon yang menghasilkan buah persik, plum, markisa, dan anggur.
Advertisement
Gegara Lockdown
Zhong mulai menanam di balkonnya selama Festival Musim Semi 2020 ketika virus corona pertama kali muncul di Wuhan. "(Kompleks) rumah saya lockdown karena beberapa orang yang melarikan diri dari Wuhan ke Shenzhen ditemukan dan positif COVID-19," kata Zhong.
Perhatian utama Zhong saat itu adalah ketidaknyamanan membeli sayuran. Didorong rasa takut akan kehabisan sayuran dan keinginan mencari kegiatan untuk menghilangkan kebosanan selama karantina, ia mulai menanam sayuran di balkonnya, dimulai dengan bayam dan bawang putih yang dibeli di pasar.
"Saya menyadari bahwa menanam sayuran lebih bermanfaat dan lebih mudah, dan membuat saya merasa sangat aman,” kata Zhong, yang memiliki pengalaman bertahun-tahun menanam bunga.
Ia berkata bahwa dua daun bawang cukup membumbui seluruh piring makanan. Lalu, beberapa daun mint dan jeruk nipis dapat digunakan untuk membuat segelas air yang kaya akan vitamin dan aromatik.
Zhong juga harus belajar sambil bekerja dan awalnya berjuang memerangi hama dan penyakit tanaman. "Selama lockdown, saya menanam mawar Cina, selain sayuran. Tapi, mawar saya jadi penuh tungau, dan mereka memakan mentimun yang bijinya telah mekar dan berbuah," kenangnya.
Mengakhiri Serangan Hama
Zhong kemudian bertekad mengakhiri hama setelah "wabah serangga." Ketika pindah ke flatnya saat ini pada Maret 2021, ia memasang tirai jendela untuk mengusir serangga dan hama.
Ia juga mengganti tanah dengan tanah steril yang diproses dengan suhu tinggi. Zhong menyiapkan kotoran domba yang tidak berbau sebagai pupuk organik, yang akan disebarkan di dasar pot, untuk mengatasi masalah kekurangan nutrisi di tanah.
Suami Zhong membantunya memasang empat lampu tempel, yang dinyalakan sembilan jam sehari, untuk mengimbangi kekurangan sinar matahari di balkon yang menghadap ke utara. Ia juga menciptakan "sistem simbiosis ikan-tanaman," yang dapat menyirami tanaman secara otomatis menggunakan air di tangki ikan.
Seperti Shi, Zhong mengatakan kebun balkon sama berharganya sebagai penghilang stres, tempat untuk melepaskan kekhawatiran, dan menikmati pemandangan yang indah. "Di musim panas, saya berdiam di sofa di sebelah balkon dan tidur siang di sana. Sangat nyaman ketika angin bertiup melalui jendela yang terbuka," kata Zhong.
"Hal pertama yang saya lihat ketika bangun adalah balkon saya yang indah," tutupnya.
Advertisement