Liputan6.com, Jakarta Bandar udara atau bandara merupakan kawasan transportasi pesawat. Area ini jadi tempat transit penumpang saat berangkat maupun mendarat di tempat tujuan. Sebelum naik pesawat, penumpang akan menunggu di ruang tunggu bandara.
Namun, ada kalanya menunggu pesawat di bandara sangat membosankan. Buat mengusir kebosanan bisa dengan bermain gawai, nongkrong di kafe, membaca buku, atau sekadar jalan-jalan sejenak.
Namun, lain halnya dengan satu keluarga di Malaysia berikut ini. Mereka seperti sedang piknik di bandara. Melansir mstar, Rabu, 7 September 2022, sebuah video yang diunggah di TikTok ini kemudian menjadi viral di kalangan warganet Malaysia. Pasalnya, keluarga ini menggelar tikar di ruang tunggu bandara.
Advertisement
Baca Juga
Tidak sampai di situ, mereka pun mengeluarkan bekal makanan, lalu, menghidangkannya untuk disantap bersama keluarga. Peristiwa itu diketahui terjadi di Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Tidak diketahui identitas satu keluarga itu. Belum diketahui juga apakah mereka baru kali melakukannya atau sudah pernah melakukan hal serupa di tempat lain.
Yang jelas, seorang pria terlihat sedang makan, sementara tiga wanita lainnya tengah menyiapkan hidangan. Makanan yang disajikan pun tidak dalam porsi kecil.
Keluarga itu membawa berbagai macam lauk dalam sejumlah wadah bekal yang cukup besar. Selain itu, mereka membawa sebaskom nasi berukuran besar. Unggahan tersebut dikabarkan telah dihapus oleh pemilik asli video, namun rekaman tersebut telah beredar luas di jejaring media sosial lainnya.
Pro dan Kontra
Video itu menuai beragam komentar dari warganet, ada yang pro dan kontra. Tak sedikit yang geram karena aksi mereka cukup mengganggu penumpang lainnya.
"Tidak ada rasa hormat terhadap orang-orang di sekitar mereka. Semuanya memiliki tempat mereka. Ini bukan tempat untuk piknik," komentar seorang warganet. "Jangan sampai ini menjadi norma dan tren. Meski begitu, ada food court, mereka bisa menggunakan meja dan kursi di sana jika mereka benar-benar ingin makan," komentar warganet lainnya.
Namun, tak sedikit yang tidak mempermasalahkan aksi keluarga yang makan di bandara tersebut. Selama mereka tidak mengganggu penumpang lainnya dan tidak menimbulkan keributan, itu tak jadi masalah.
"Tidak masalah karena keluarga berada di belakang kursi, tidak menghalangi jalan siapapun. Selama mereka menjaga kebersihan dan tidak membuat keributan," timpal warganet lainnya. "Mereka tidak mengganggu siapa pun, mereka tidak kotor, tidak ada masalah. Jangan membuat masalah dari hal-hal kecuali itu benar-benar menyebabkan masalah," bela warganet lainnya.
Â
Advertisement
Disita Petugas
Situasi tersebut sangat berbeda dengan di Darwin, Australia. Bulan lalu, seorang penumpang yang baru mendarat di Darwin dari Bali telah dikenai denda lebih dari Rp26 juta.
Hal ini di tengah kekhawatiran kemungkinan masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) dari Indonesia ke Australia. Seluruh bandara di Australia yang menangani penerbangan dari Indonesia kini telah diperintahkan untuk melakukan pengecekan lebih ketat guna mencegah masuknya viru
Anjing pelacak yang dilatih untuk mengendus makanan di Bandara Darwin berhasil mendeteksi makanan yang memiliki unsur daging dalam sebuah tas milik seorang penumpang yang baru tiba dari Bali. Penumpang itu dikenai denda maksimal A$2.664 (sekitar Rp 26 juta).
Melansir kanal Global Liputan6.com yang mengutip dari ABC Australia, Selasa (2/8/2022), diduga makanan tersebut berasal dari restoran makanan cepat saji McDonalds berisi potongan daging sapi dan babi, yang kemudian disita oleh petugas, yang akan diuji di laboratorium sebelum dimusnahkan. Dalam tanggapan terhadap sisa makanan yang dibawa penumpang di Bandara Darwin dari Bali, Menteri Pertanian Australia, Murray Watt, mengatakan denda yang dijatuhkan diharapkan bisa memberi efek jera.
Dokumen yang Menyesatkan
"Ini akan menjadi makanan dari McDonalds yang termahal yang pernah dibeli. Denda itu dua kali lebih tinggi dari harga tiket pulang pergi ke Bali," katanya seperti dikutip dari ABC Australia, Selasa (2/8/2022).Â
Penumpang tersebut dikenai denda karena kesalahan tidak melaporkan barang yang memiliki risiko biosekuritas tinggi dan memberikan dokumen yang menyesatkan. "Saya tidak bersimpati sama sekali dengan mereka yang memilih untuk tidak mematuhi langkah biosekuritas ketat yang diterapkan Australia, dan pengecekan baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka akhirnya akan ketahuan," ucap Watt.Â
"Biosekuritas adalah hal keamanan. Ini akan melindungi pekerjaan, pertanian kita, juga makanan dan dukungan terhadap perekonomian," katanya lagi. Sejak penerbangan internasional dari dan ke Australia, termasuk ke Indonesia, dibuka, petani Australia telah khawatir atas wabah penyakit mulut dan kuku di Indonesia yang sudah terjadi selama beberapa bulan terakhir.Â
Wabah PMK tidak mengancam manusia, tetapi bisa menciptakan ruam pada binatang seperti sapi, babi dan kambing sehingga membuat binatang tersebut harus dimusnahkan secara massal demi memusnahkan virus yang cepat menyebar tersebut. Penyakit ini menyebar antarbinatang lewat pernapasan, lewat kontak dengan ruam pada binatang, juga lewat susu, kencing, dan sperma binatang.
Advertisement