Liputan6.com, Jakarta - Pada Sabtu, 29 Oktober 2022, sebanyak 100.000 masyarakat Korea Selatan pergi ke Itaewon untuk merayakan Halloween. Akan tetapi, nahasnya perayaan ini memakan korban jiwa yang tidak sedikit.
Kabar terbaru menyatakan korban jiwa sebanyak 155 orang yang diungkapkan oleh seorang pejabat Markas Pusat Penanggulangan Bencana dan Keselamatan Korea Selatan. Sebelumnya, Itaewon merupakan tempat populer bagi orang Korsel untuk merayakan Halloween.
Terkenal dengan wilayah yang memiliki banyak tempat makan dan bar, Itaewon juga dikenal dengan penyatuan budaya yang beragam. Melansir Korea Times dan berbagai sumber lainnya, Selasa, 1 November 2022, saat ini, santer beredar isu bahwa penyebab tragedi memilukan di Itaewon karena konstruksi bangunan Hotel Hamilton.
Advertisement
Baca Juga
Diketahui Hotel Hamilton adalah hotel bintang empat yang dibangun pada tahun 1973 yang terletak di Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Berlokasi strategis di jantung hati Itaewon, hotel ini memiliki 162 kamar. Hotel ini cocok untuk meeting, travel dan belanja.
Pada 30 Oktober 2022, Presiden Yoon Sukyeol bertanya mengenai lebar jalanya saat ada di lokasi kejadian. Lebar jalan tersebut ternyata hanya 3,2 meter. Padahal, gang itu adalah tempat paling ramai di Itaewon.
Hal ini diduga karena adanya bangunan ilegal dekat Hotel Hamilton. Bangunan ilegal yang dimaksud berupa dinding bata merah muda melewati batas di sebelah kiri dan pintu masuk-keluar.
Dinding bata merah muda tersebut kabarnya tidak ada dalam daftar bangunan. Selain itu, sebuah dinding baja merah muda dipasang langsung di bagian bawah gang dan terhubung sekitar 10 meter.
Bagian Sempit
Dinding besi merah muda yang dipasang dekat dengan perbatasan jalan disinyalir jadi penghambat arus lalu lintas. Saat tragedi mengenaskan itu terjadi, orang-orang melarikan diri ke tangga.
Bagian sempit itulah yang dikabarkan menjadi tempat kerumunan orang berkumpul. Kemudian, bagian sempit itu berada di belakang Hotel Hamilton Itaewon. Lebar bagian atas gang lebih dari 5 meter.
Namun, kabarnya setelah ada pengukuran ternyata hanya 3,2 meter di bagian bawah. Padahal, berdasarkan Undang-Undang Bangunan yang berlaku di Korea Selatan, jalan harus memiliki lebar lebih dari 4 meter.
Lebar jalan 4 meter dipilih untuk keselamatan pejalan kaki. Selanjutnya, berdasarkan peta bangunan Central Daily, sebagian besar hotel Hamilton diduga dibangun di luar batas bangunan.Â
Seorang arsitek Korea Selatan menjelaskan bahwa Hotel Hamilton adalah bangunan kuno yang melanggar batas bangunan. Seorang pejabat dari Hotel Hamilton menjelaskan pihak hotel belum pernah mendapat tindakan keras dari Kantor Yongsan-gu. Para ahli menjelaskan bahwa Kantor Yongsan-gu seharusnya mengambil langkah-langkah untuk menghancurkan dinding.
Advertisement
Perayaan yang Populer
Meski begitu sampai saat ini kabar Hotel Hamilton menjadi penyebab tragedi Halloween di Itaewon baru sekedar dugaan dan belum ada penjelasan resmi dari pihak berwenang.
Pihak kepolisian masih melakukan investigasi kasus ini. Mereka mewawancarai saksi mata dan mengamankan rekaman kamera CCTV. Mengutip dari Head Topics, Halloween bukanlah hari libur yang dirayakan secara tradisional di Korea Selatan. Tetapi, Seoul yang tumbuh menjadi lebih kosmopolitan dan meningkatnya jumlah orang Korsel yang kembali dari luar negeri membuat Halloween menjadi perayaan yang populer.
Akhirnya, setelah melewati tiga tahun pandemi, lonjakan massa terjadi untuk merayakan Halloween di Itaewon. Massa yang sebagian besar anak muda, yang merayakan perayaan Halloween di Seoul terjebak dan terhimpit ketika kerumunan orang melonjak ke gang sempit selebar 6 meter.
 Lantas, bagaimana kondisi terkini Itaewon yang terkenal gemerlap dan glamor pasca tragedi mengerikan ini? Melansir kanal Citizen6 Liputan6.com, kondisi Itaewon kala ini sangat sunyi dan dipenuhi dengan stand karangan bunga.
Suasana Sepi
Toko-toko yang tutup karena duka nasional yang dilakukan sejak 30 Oktober hingga 5 November juga membuat suasanya kian senyap. Belum lagi kondisi jalan yang dipenuhi dengan sampah yang berserakan disertai dengan karangan bunga putih yang bersih, menjadi paradoks yang traumatis.
Foto yang dibagikan oleh akun @juwonreports menunjukkan suasana sepi di Itaewon yang belum pernah terjadi sebelumnya. "Itaewon kini sunyi senyap. Supir taksi saya mengatakan bahwa dia belum pernah melihat tempat ini sehening ini," keterangan dalam unggahan tersebut.
Di samping stasiun Itaewon, penuh karangan bunga krisan putih yang disertai dengan botol makgeolli, soju, dan catatan di tugu peringatan darurat di Itaewon. Pesan-pesan yang dituliskan pun mengirimkan harapan baik dari teman dan keluarga yang berduka.
Pemuka agama pun turut mendoakan para korban di samping stasiun Itaewon. Penuh dengan karangan bunga dan orang-orang berduka, mereka duduk di depan jalan tersebut sembari terus merapalkan doa dengan khidmat.
Advertisement