HPSN 2023, Spirit Pengendalian Perubahan Iklim Lewat Pengelolaan Sampah

Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN diperingati setiap 21 Februari. Tema HPSN 2023 mengusung semangat pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

oleh Putu Elmira diperbarui 21 Feb 2023, 07:30 WIB
Diterbitkan 21 Feb 2023, 07:30 WIB
Ilustrasi tumpukan sampah di rumah
Ilustrasi tumpukan sampah di rumah. (dok. rawpixel.com/Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Hari Peduli Sampah Nasional atau HPSN diperingati setiap 21 Februari. HPSN 2023 berfokus pada semangat pengelolaan sampah secara berkelanjutan.

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya (PSLB3) Rosa Vivien Ratnawati menyampaikan peringatan tahun ini sekaligus berdampak positif terhadap upaya penurunan emisi gas rumah kaca. "HPSN yang diperingati setiap tanggal 21 Februari merupakan sebuah konstelasi perjalanan panjang sistem pengelolaan sampah," kata Vivien, dikutip dari siaran pers KLHK, Senin, 20 Februari 2023.

Vivien melanjutkan, fokusnya bukan hanya pada pengelolaan sampah terintegrasi saja. "Namun dapat memberikan dampak yang lebih besar terhadap lingkungan dan ekosistem kehidupan global, yaitu pengendalian perubahan iklim melalui penurunan emisi gas rumah kaca dari sektor limbah," terangnya.

Pengelolaan sampah saat ini mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Upaya ini juga manifestasi dari salah satu prinsip pengelolaan sampah berkelanjutan, yaitu waste to resource melalui cara kerja ekonomi sirkular dan sampah menjadi sumber energi.

"HPSN 2023 harus menjadi babak baru pengelolaan sampah di Indonesia menuju Zero Waste, Zero Emission," ungkap Vivien.

Semenjak lahirnya Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, paradigma pengelolaan sampah menunjukkan perbaikan. Pendekatan ekonomi linier dalam pengelolaan sampah dengan ciri khas kumpul, angkut dan buang ke TPA, telah digantikan dengan ekonomi sirkular yang memegang prinsip regenerate natural system, design out of waste, dan keep product and material in use melalui strategi elimination, reuse, dan material circulation.

Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Penampakan Gunungan Sampah di TPA Burangkeng Bekasi
Warga melintas di tempat pembuangan akhir (TPA) Burangkeng, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (22/1). TPA Burangkeng terbagi dalam empat zona: A, B, C, dan D. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Menjalankan prinsip dan langkah-langkah baik merupakan perwujudan dan praktik terbaik dalam menjadikan sampah sebagai bahan baku ekonomi. Rektor Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Akhmad Sodiq mengatakan, pihaknya telah melakukan sejumlah riset tentang pengelolaan sampah berkelanjutan yang tepat di Indonesia dan menjalin kolaborasi dengan masyarakat.

"Kami berawal dari kajian-kajian riset. Ada dua riset, pertama adalah riset yang berkaitan tentang pengelolaan sampah organik dengan intervensi teknologi. Kemudian riset yang kedua, berkaitan dengan rekayasa sosial agar itu diimplementasikan," kata Ahkmad.

Merespons paparan Vivien, Akhmad menyatakan bahwa pihaknya sangat mendukung komitmen KLHK pada rencana aksi mencapai target nasional perihal penurunan emisi GRK dan menuntaskan masalah penanganan sampah. "Civitas akademika Unsoed dapat menjadi agen perubahan di kalangan masyarakat seperti lahirnya beberapa hasil penelitian hingga program pengabdian masyarakat dan lingkungan. Sehingga apa yang diharapkan oleh KLHK melalui kepemimpinan Ibu Siti Nurbaya dalam mencapai zero waste dan net zero emision ini bisa terwujud," katanya.

Sejarah HPSN

Hari Peduli Sampah Nasional
Petugas polisi melakukan aksi bersih-bersih Pantai Cipta Semarang, Kamis (21/2). Mereka yang mengikuti aksi ini terdiri dari anggota Direktorat Polairud Polda Jateng, Polresbes Semarang, Bhayangkari Polda Jateng, TNI Angkatan Laut,. (Liputan6.com/Gholib)

Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) yang jatuh setiap 21 Februari dicanangkan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia. Peringatan ini guna mengenang peristiwa yang terjadi di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah, Cimahi, Jawa Barat pada 21 Februari 2005.

Dikutip dari laman resmi Dinas Lingkungan Hidup Kendal, Senin, 21 Februari 2022, gunung sampah di TPA itu telah merenggut nyawa lebih dari 100 jiwa pada tanggal tersebut terjadi peristiwa Leuwigajah. Insiden itu terjadi karena curah hujan tinggi dan ledakan gas metana pada tumpukan sampah.

Sebanyak 157 jiwa meninggal dunia dan dua kampung (Cilimus dan Pojok) hilang dari peta. Hal tersebut akibat desa-desa tersebut tergulung longsoran sampah dari Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Leuwigajah.

Berdasarkan siaran pers yang dikutip dari laman resmi PPID KLHK, Senin, 21 Februari 2022, HPSN kembali mengingatkan bahwa persoalan sampah harus jadi perhatian utama. Hal ini merujuk pada penanganan dan pengelolaannya yang membutuhkan peran serta seluruh komponen masyarakat.

Tema 2022

Hari Peduli Sampah Nasional
Petugas polisi melakukan aksi bersih-bersih di Pantai Cipta Semarang, Kamis (21/2). Aksi ini merupakan bagian dari Hari Peduli Sampah Nasional dan mengumpulkan sampah hingga dua truk. (Liputan6.com/Gholib)

Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Beracun Berbahaya (B3), Rosa Vivien Ratnawati menyebut tema HPSN 2022 ini adalah menyinergikan tiga program utama KLHK. Fokus utama tersebut merupakan pengelolaan sampah, pengendalian perubahan iklim dalam hal pengurangan emisi di program kampung iklim (Proklim), serta Perhutanan Sosial.

HPSN 2022 mengusung tema "Kelola Sampah, Kurangi Emisi, Bangun Proklim". Peringatan ini diharapkan menjadi platform memperkuat posisi sektor pengelolaan sampah sebagai pendorong untuk mengendalikan dampak perubahan iklim yang timbul dari sektor sampah di tingkat masyarakat terkecil.

"Targetnya seluruh Proklim di Indonesia akan didampingi untuk pengelolaan dan pengurangan sampah hingga dapat berkontribusi dalam penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) sebagai upaya pengendalian perubahan iklim," kata Vivien.

Ia melanjutkan bahwa jika pada tahun lalu pihaknya mengampanyekan pengelolaan sampah, di 2022 ini lebih bergerak agar pengelolaan sampah juga turut berkontribusi dalam pengurangan emisi GRK. Pihaknya mengemas mulai dari Proklim.

"Jika semua sudah bergerak, maka akan berkontribusi dalam pengurangan emisi. Kami bekerja sama dengan Direktorat Jenderal lain di KLHK yang memiliki stakeholder masyarakat," tambahnya.

Bahaya Sampah Plastik di Laut
Infografis bahaya sampah plastik di laut. (dok. TKN PSL)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya