Pendonor Sperma yang Jadi Ayah 550 Anak Digugat karena Tingkatkan Risiko Inses

Pendonor sperma ini acap kali menggunakan nama alias untuk bekerja sama dengan bank sperma di berbagai negara di dunia.

oleh Asnida Riani diperbarui 29 Mar 2023, 10:02 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2023, 10:02 WIB
Ilustrasi
Ilustrasi pendonor sperma. (dok. pexels/Bedbible.com)

Liputan6.com, Jakarta - Jonathan Jacob Meijer, seorang musisi Belanda dan pendonor sperma produktif yang telah jadi ayah dari sekitar 550 anak di seluruh dunia, dituntut karena diduga meningkatkan risiko inses yang tidak disengaja. Pria berusia 41 tahun ini telah menyumbangkan sperma ke setidaknya 13 klinik.

Sebelas di antaranya berada di Belanda, tempat ia masuk daftar hitam pada 2017 karena jadi ayah dari 102 anak, Times of London melaporkan, dikutip dari New York Post, Rabu (29/3/2023). Di bawah hukum Belanda, pendonor sperma tidak diperbolehkan jadi ayah lebih dari 25 anak atau menghamili lebih dari 12 wanita untuk mencegah perkawinan sedarah, inses, atau masalah psikologis bagi anak-anak yang mengetahui bahwa mereka memiliki banyak saudara kandung.

Meijer, yang tinggal di Kenya, terus menyumbangkan spermanya di luar Belanda, termasuk di Denmark dan Ukraina, menurut Yayasan DonorKind Belanda, yang telah mengajukan gugatan perdata terhadapnya. Kelompok tersebut menuduh bahwa pendonor sperma ini telah berbohong tentang jumlah anak yang ia miliki.

"Kami mengambil tindakan terhadap pria ini karena pemerintah tidak melakukan apa-apa," kata Ketua DonorKind, Ties van der Meer, pada Telegraph. "Ia memiliki jangkauan global melalui internet dan ia bekerja sama dengan bank sperma internasional yang besar."

Gugatan itu dibawa seorang wanita Belanda yang melahirkan salah satu anak Meijer pada 2018. "Jika saya tahu ia telah jadi ayah dari lebih dari 100 anak, saya tidak akan pernah memilih donor ini," kata wanita yang diidentifikasi sebagai Eva, menurut Times of London.

Ia melanjutkan, "Ketika saya memikirkan konsekuensi yang bisa terjadi pada anak saya, saya mual. Pergi ke pengadilan adalah satu-satunya cara melindungi anak saya."

Berhenti Menyumbangkan dan Mengancurkan Semua Spermanya

Donor Sperma Disalahgunakan, Dokter Amerika Tak Tahu Miliki 17 Anak
Ilustrasi anak-anak dari hasil donor sperma. (dok. unsplash)

Pengacara DonorKind, Mark de Hek, mengatakan bahwa tindakan pengadilan dimulai setelah para perempuan berulang kali memohon pada Meijer untuk berhenti mendonorkan spermanya. "Kami dan beberapa ibu telah mendekatinya. Mereka telah memintanya berhenti, dan ia menolak," katanya

De Hek menyambung, "Inilah mengapa tindakan hukum adalah satu-satunya pilihan untuk melindungi anak-anak."

Yayasan akan meminta pengadilan memerintahkan Meijer berhenti menyumbang dan menghancurkan semua sperma yang disimpannya, kecuali jika itu diperuntukkan bagi wanita yang telah melahirkan salah satu anaknya.

Sepasang suami istri Australia membayar lebih dari 6,5 ribu dolar AS (sekitar Rp98 juta) ke klinik kesuburan Denmark Cryos International untuk mendapatkan spermanya, yang ia sumbangkan dengan nama samaran Ruud, Times of London melaporkan.

"Kami memilihnya karena ia menawan, kreatif, dan sangat cerdas," kata ibu asal Australia itu. "Ia terbuka untuk bertemu dengan anak-anak donornya dan ia terlihat seperti pasangan saya."

"Ia tidak akan berhenti. Saya pikir itu menjijikkan dan saya sangat marah dan kecewa. Saya tidak percaya saya harus memberi tahu anak saya bahwa ia memiliki ratusan saudara kandung," tambahnya.

 

Kasus Punya Lebih dari 100 Saudara Tiri

Ilustrasi bayi tabung
Ilustrasi bayi dari donor sperma. (Photo by Luma Pimentel on Unsplash)

Pasangan tersebut telah diberitahu sperma pria tersebut memenuhi pedoman Australia bahwa donor hanya dapat membuahi lima keluarga, menurut outlet tersebut. Menggunakan nama samarannya, Meijer diduga menulis "surat motivasi" untuk bank sperma Denmark, memberi tahu calon orangtua bahwa ia ingin membantu orang mewujudkan impian mereka memiliki anak.

Meijer menolak berkomentar pada surat kabar Belanda AD dan penyiar NOS, Telegraph melaporkan. "Saya suka melihat ada anak-anak saya di seluruh dunia," katanya sebelumnya, menurut Times of London.

Dalam kasus berbeda, seorang wanita asal California, Amerika Serikat, mendapati bahwa ia mungkin memiliki lebih dari 100 saudara tiri. Kenyataan mengejutkan ini diungkap ibunya, menyebut bahwa ia mungkin saja berkencan dengan saudara tirinya sendiri.

Chrysta Bilton berbagi anekdot liar dalam memoar barunya, A Normal Family: The Surprising Truth About My Crazy Childhood (and How I Discovered 35 New Siblings), yang mendokumentasikan bagaimana ia akhirnya terhubung dengan lusinan "saudaranya yang hilang," melansir New York Post, 10 Agustus 2022.

Pria

menggenggam tangan
ilustrasi anak hasil donor sperma/Photo by TL Portrait from Pexels

Chrysta dan adik perempuannya, Kaitlyn, dibesarkan di Los Angeles oleh ibu mereka, Debra, yang adalah seorang lesbian. Ia memberi tahu mereka bahwa ayah mereka adalah teman dari pasangannya.

Ketika Chrysta berusia 23 tahun, Debra memberikan kejutan, memberi tahu kedua putrinya bahwa ayah kandung mereka adalah salah satu pendonor sperma paling produktif di California.  Debra mengungkap bahwa nama ayah mereka adalah Jeffrey Harrison, seorang pria yang dikenal selama beberapa dekade sebagai "Donor 150."

Pada 2005, New York Times menerbitkan sebuah artikel yang ditulis seorang wanita yang mengaku sebagai putri "Donor 150," di mana ia memohon padanya untuk mengungkap identitasnya. Artikel itu mendorong Harrison untuk maju dan mengatakan pada Times bahwa ia telah menghabiskan sebagian besar era 1980-an membuat deposit sperma dua kali seminggu di cryobank California.

Ia percaya bahwa ia mungkin telah jadi ayah lebih dari 100 anak. Itu akhirnya membawa Chrysta ke realisasi yang mengerikan tentang hubungan asmara ketika ia berusia 22 tahun. "Ternyata pria yang saya kencani saat itu, selama lebih dari setahun, kemungkinan besar adalah saudara tiri saya," tulisnya.

Infografis Journal
Infografis Journal Anak Berpotensi Jadi Pelaku dan Korban KDRT (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya