Mengapa Festival Kuliner Indonesia Belum Skala Internasional?

Sederet festival kuliner Indonesia mengajak masyarakat tak hanya menyantap sajian lezat nan khas, tetapi juga mengenal lebih dalam kekayaan gastronomi Indonesia. Gelaran serupa banyak dikemas dalam sentuhan menarik yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.

oleh Putu Elmira diperbarui 17 Jun 2023, 08:33 WIB
Diterbitkan 17 Jun 2023, 08:33 WIB
Berburu Kuliner Akhir Pekan di Festival Jajanan Bango 2022
Penjaja kuliner melayani pengunjung di Festival Jajanan Bango (FJB), Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Sederet festival kuliner Indonesia mengajak masyarakat tak hanya menyantap sajian lezat nan khas, tetapi juga mengenal lebih dalam kekayaan gastronomi Indonesia. Gelaran serupa banyak dikemas dalam sentuhan menarik yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.

Namun, mengapa festival kuliner Indonesia belum berskala internasional? Deputi Bidang Produk Wisata dan Penyelenggara Kegiatan (Events) Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), Vinsensius Jemadu menyebut tujuan utama dalam penyelenggaraan festival kuliner Indonesia adalah untuk memperkenalkan ragam kuliner khas Nusantara kepada generasi muda dan mengajak masyarakat untuk melestarikannya.

"Sehingga pada penyelenggaraan awal festival kuliner ini masih berfokus pada pasar regional atau nasional sebelum melibatkan partisipasi," jelas Vinsensius dalam keterangan tertulis kepada Liputan6.com, Kamis, 15 Juni 2023.

Ia melanjutkan festival kuliner Nusantara juga berperan menjadi media inkubasi sektor kuliner nasional melalui promosi UMKM kuliner serta menjadi media untuk meningkatkan kreativitas masyarakat dalam pengembangan produk kuliner daerahnya. Vinsensius berharap nantinya akan berstandar dan kualitas internasional, baik dari sisi kebersihan, pengemasan, tampilan, cita rasa, manfaat gizi, untuk menarik kunjungan wisatawan mancanegara.

Vinsensius menyebut dalam upaya promosi makanan Indonesia melalui festival kuliner agar dikenal pada level global, Kemenparekraf berperan aktif pada program "Indonesia Spice Up The World" dengan misi utama promosi rempah dan produk gastronomi Indonesia di pasar potensial. Kemenparekraf juga menerapkan prinsip Adaptasi, Inovasi, dan Kolaborasi yang dijabarkan pada berbagai kegiatan.

"Memberikan dukungan dalam program pelatihan bagi pelaku sektor kuliner untuk meningkatkan kualitas dan keterampilan mereka dalam menghadapi pasar internasional," jelasnya.

Kemenparekraf juga memfasilitasi partisipasi pelaku sektor kuliner pada festival kuliner, baik dalam negeri maupun festival kuliner mancanegara agar mendapat eksposur internasional. Pihaknya juga menyiapkan materi promosi seperti brosur, video kuliner, dan buklet yang menampilkan berbagai makanan Indonesia dan berkolaborasi dengan kantor-kantor perwakilan Indonesia di luar negeri, agen perjalanan, dan mitra bisnis untuk membantu memperkenalkan makanan Indonesia kepada pengunjung internasional.

"Peluncuran kampanye digital untuk mempromosikan makanan Indonesia dan festival kuliner dimaksud melalui situs web resmi, media sosial, blog, dan kanal digital lainnya untuk diseminasi informasi tentang kekayaan kuliner Indonesia dan detail informasi festival dimaksud kepada masyarakat internasional," kata Vinsensius.

Pentingnya Memerhatikan Tahapan Pre-On-Post Event

Ubud Food Festival 2017
Bertabur Bintang Kuliner Benua Asia di Ubud Food Festival 2017 (Foto: Ubud Food Festival)

Kegiatan lainnya adalah bekerja sama dengan pengusaha kuliner, asosiasi industri, dan komunitas kuliner untuk mengorganisir festival kuliner berskala internasional di Indonesia. Kolaborasi ini dapat membantu meningkatkan visibilitas makanan Indonesia dan menarik minat pengunjung internasional untuk hadir.

Dalam penyelenggaraan festival kuliner, Vinsensius mengatakan ada beberapa hal yang perlu jadi perhatian. Ia mengungkapkan festival kuliner digelar sebagai salah satu sarana untuk memperkenalkan dan melestarikan kuliner tradisional suatu daerah yang ada di Indonesia, baik kepada wisatawan nusantara maupun mancanegara.

"Agar memberikan pengalaman yang memuaskan bagi pengunjung, penyelenggara perlu memerhatikan tahapan Pre-On-Post Event. Pada Pre Event, penyelenggara diharapkan telah menetapkan aspek Branding, Advertising dan Selling festival tersebut," terangnya.

Ia melanjutkan, "Festival kuliner harus memiliki konsep dan tema jelas yang mencerminkan identitas kuliner yang unik dan menarik. Pemilihan lokasi yang mudah diakses dan dan dukungan infrastruktur seperti fasilitas yang memadai, seperti area pameran, panggung, ruang makan, toilet, parkir, dan aksesibilitas yang baik harus dipertimbangkan."

Dikatakannya, menyertakan peserta yang beragam dan memiliki reputasi baik merupakan faktor penting dalam festival kuliner. Produk makanan berkualitas, keunikan konsep, kepatuhan terhadap standar kesehatan dan keselamatan makanan, juga menjadi nilai jual pada sebuah festival kuliner.

"Upaya promosi yang efektif juga merupakan aspek penting dari festival kuliner. Promosi dapat dilakukan melalui media sosial, situs web, iklan, brosur, kolaborasi dengan influencer, KOL, serta melibatkan media lokal maupun internasional," tuturnya.

Cara Menggaet Pasar Internasional

Ubud Food Festival 2017
Bertabur Bintang Kuliner Benua Asia di Ubud Food Festival 2017 (Foto: Ubud Food Festival)

Pada On Event, penyelenggara wajib memerhatikan rangkaian program acara, alur pengunjung atau manajemen kerumunan, keamanan event dan pengelolaan sampah. Selain menyajikan makanan, festival juga diharapkan menawarkan aktivitas tambahan seperti demonstrasi memasak, kontes masak, workshop, pertunjukan seni, pertunjukan musik, dan lainnya yang dapat memberikan pengalaman yang menarik bagi pengunjung.

"Pada Post Event, evaluasi dan survei umpan balik, baik dari peserta maupun pengunjung sangat penting untuk membantu penyelenggara untuk memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kualitas festival pada penyelenggaraan selanjutnya," tambahnya.

Untuk menambah motivasi kunjungan wisatawan mancanegara pada festival kuliner Indonesia, Vinsensius menyebut ada beberapa cara yang dapat dilakukan. Pertama, memanfaatkan media digital seperti media sosial, situs web, blog, dan platform digital lainnya untuk mempromosikan festival kepada audiens internasional.

"Diperlukan konten yang menarik seperti foto dan video kuliner, ulasan, dan storytelling yang dapat membangun minat dan keingintahuan wisatawan mancanegara," katanya.

Langkah selanjutnya adalah kolaborasi dengan influencer atau Key Opinion Leader (KOL), baik dari dalam maupun luar negeri dapat membantu meningkatkan eksposur event. Influencer atau KOL dapat meliput langsung, merekomendasikan makanan dan festival kepada pengikut mereka, serta memperluas jangkauan pemasaran festival ke berbagai negara.

"Diseminasi informasi melalui Tourist Information Center, kantor perwakilan, dan agen perjalanan di berbagai negara. Partisipasi dalam pameran pariwisata dan festival kuliner internasional untuk mempromosikan Festival Kuliner Nusantara secara langsung kepada pengunjung dari berbagai negara," ungkapnya.

 

Kolaborasi dengan Berbagai Pihak

Berburu Kuliner Akhir Pekan di Festival Jajanan Bango 2022
Suasana Festival Jajanan Bango (FJB) di Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Langkah lainnya adalah dengan berkolaborasi dengan maskapai penerbangan untuk menyediakan penawaran khusus atau tiket terusan (bundling ticket) yang menggabungkan penerbangan, akomodasi, dan tiket festival kuliner. Tak ketinggalan, melibatkan media dengan mengundang jurnalis kuliner untuk meliput event sehingga informasi terkait event tersebut dapat dijangkau target pasar.

"Secara umum, produk kuliner Indonesia yang ditawarkan perlu memiliki daya tarik untuk menggugah lima panca indra konsumen. Bentuk penyajian atau kemasan yang baik dengan dekorasi yang cantik namun tidak berlebihan, aroma yang menggugah selera, suara yang ditimbulkan saat pengolahan maupun saat mengonsumsinya, cita rasa, dan tekstur makanan diharapkan memiliki nilai otentik dan kesan positif bagi pengunjung," katanya.

Vinsensius menekankan bahwa standar kebersihan dan kualitas makanan wajib dijaga dengan baik dengan memastikan penggunaan bahan-bahan segar berkualitas tinggi serta memastikan bahwa proses persiapan dan penanganan makanan mematuhi standar keamanan pangan. Informasi tentang nilai gizi makanan dan kemampuan untuk mengakomodasi diet khusus, seperti vegetarian, vegan, atau bebas gluten dapat membantu wisatawan mancanegara yangmemiliki preferensi atau kebutuhan makanan khusus untuk menikmati festival kuliner dengan nyaman.

"Untuk menarik rasa keingintahuan wisatawan, ragam jenis makanan, rempah-rempah khas, teknik memasak tradisional, dan cerita di balik setiap hidangan perlu disorot agar wisatawan mendapat nilai tambah pengalaman kuliner yang unik dan otentik yang tidak didapatkan di negara lain," tutupnya.

Sinergi Lintas Sektoral

Berburu Kuliner Akhir Pekan di Festival Jajanan Bango 2022
Pengunjung mencoba kuliner di Festival Jajanan Bango (FJB), Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ahli kulinologi Hindah Muaris menyampaikan festival kuliner secara efektif dapat menjadi ajang promosi gastronomi Indonesia. Namun dalam pelaksanaannya, harus diselenggarakan secara terintegrasi lintas sektoral, termasuk Kemenparekraf.

Menurut Boyne, Williams, dan Hall, 2002, penelitian menunjukkan wisatawan menghabiskan hampir 40 persen dari anggaran mereka untuk kuliner saat bepergian. Ada pula penelitian yang menyebut bahwa 50 persen pendapatan restoran dihasilkan oleh wisatawan.

"Lalu Kementerian Luar Negeri, melalui diaspora, perwakilan RI di luar negeri khususnya. Sebagai founder Indonesian Gastronomy Community, dewan pakar dan pengawas telah menerbitkan buku bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri namanya "Handrawina Adiboga Nusantara"," kata Hindah saat dihubungi Liputan6.com, Rabu, 14 Juni 2023.

Sinergi sektor lain, termasuk Kementerian Keuangan karena ada ekonomi yang bergerak, Kementerian Dalam Negeri yang perlu mapping makanan tradisional dan khas daerah untuk diterima oleh wisatawan. Lalu, Kementerian Pertanian, lebih pada ketersediaan bahan pangan dan dalam hal ini ketahanan pangan hingga sinergi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan.

"Kementerian Perindustrian, inovasi pengolahan pangan. Jadi dengan festival kuliner bisa mendukung gastronomi dengan pengolahan pangan yang baik. Kita juga membuat Museum Gastronomi Indonesia," lanjutnya.

Selanjutnya, sinergi dengan Kementerian Kesehatan, berbicara dari sisi gizi dengan bantuan teknologi tanpa mengubah ciri khas suatu makanan. "Itu sangat diperlukan inovasi bahan baku yang praktis, penyajian lebih menarik, perbaikan sanitasi pengolahan. Setiap lintas sektoral harus menyatu supaya wisatawan itu lebih mengenal gastronomi Indonesia," terangnya.

Standardisasi hingga Sosialisasi

Berburu Kuliner Akhir Pekan di Festival Jajanan Bango 2022
Penjaja kuliner membakar satai di Festival Jajanan Bango (FJB), Senayan, Jakarta, Jumat (28/10/2022). Sebanyak 90 penjaja kuliner turut berpartisipasi dalam FJB yang digelar selama tiga hari, yakni 28-30 Oktober. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Hindah juga memaparkan sederet hal yang membuat festival kuliner Indonesia belum berskala internasional. "Belum diselenggarakan secara profesional, resep-resep di dalam seni kuliner belum berstandar, terlalu banyak variasi, terlalu rumit cara memasaknya, sosialisasi masih kurang, skala nasional jangan terlalu mengacu ke masakan Barat, Eropa, Amerika, atau China," ungkap founder Indonesia Institute of Culinary tersebut.

Ia menambahkan, "Indonesia harus memiliki acuan standar internasional sendiri yang bisa jadi acuan chef dari Eropa, Amerika, atau China karena mereka selalu standardisasi, pelaku kuliner Indonesia kurang percaya diri jika berhadapan dengan kuliner Eropa, Amerika, atau China."

Untuk meraih skala internasional, Hindah menyebut festival kuliner Indonesia perlu ditargetkan untuk orang asing, mengingat selama ini hanya untuk masyarakat Indonesia. "Tempat baik dicari yang strategis, banyak dikunjungi orang asing atau kawasan orang asing suka kumpul," katanya.

"Persentase disesuaikan penyajian, kualitas makanan, sisi higienis, eksposur ke media terutama di akses orang asing, juga komunitas yang banyak orang asingnya," jelas Hindah.

Infografis Ragam Festival Kuliner Nusantara
Infografis Ragam Festival Kuliner Nusantara. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya