Ragam Program Healing dan Trennya di Indonesia, Dukung Kesehatan Mental Secara Holistis

Melampaui semata pemahaman di media sosial, praktik healing bisa digali lebih dari sekadar konten rehat yang viral. Secara lebih jauh, program healing bisa jadi upaya menjaga kesehatan mental secara holistis.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Sep 2023, 17:35 WIB
Diterbitkan 03 Sep 2023, 10:00 WIB
Program Healing
Program healing dari Bali Eling Spirit. (dok. Bali Eling Spirit)

Liputan6.com, Jakarta - Melampaui semata pemahaman di media sosial, praktik healing bisa digali lebih dari sekadar konten rehat yang viral. Secara lebih jauh, "program penyembuhan" bisa jadi upaya menjaga kesehatan mental secara holistis.

Co-founder Pasraman Bali Eling Spirit, Jero Ratni, menyebut bahwa healing adalah proses transformasi dan pertumbuhan dalam menemukan diri sejati. "Healing adalah bertransformasi dari yang sebelumnya tidak tahu, menjadi tahu; rasa sakit menjadi berkah; dan kemiskinan menjadi kekayaan semesta," ujar dia melalui pesan pada Liputan6.com, Sabtu, 2 September 2023.

Healing versi Bali Eling Spirit, sambungnya, yakni memulihkan dari akar. Misalnya, ia mencontohkan, trauma yang menyebabkan penyakit dan gangguan fisik atau trauma sebagai efek proses perjalanan hidup yang belum terselesaikan.

"Dari pemahaman healing ini, setiap orang akan memahami apa yang harus ia lakukan dan apa yang tidak harus ia lakukan, hingga akhirnya mampu menerapkan (pemahaman) ini jadi disiplin hidup," imbuhnya.

Di sisi lain, psikolog klinis, sekaligus co-founder Cup of Stories, Fitri Jayanthi M.Psi, memaknai pemulihan sebagai arti harfiah dari healing. Dari pengertian itu, pihaknya menginisiasi sederet program healing untuk memulihkan diri dari pikiran bahwa hanya diri sendiri yang mengalami sebuah permasalahan.

"Banyak dari kita yang selalu berpikir hanya kita saja yang punya masalah berat, tidak ada orang yang mengerti. Healing sendiri perlu banget, karena (dengan begitu), kita bisa perlahan-lahan merasa bebas dari rasa sakit," ia menyebut melalui pesan, Jumat, 1 September 2023.

Healing Trip dari Cup of Stories

Program Healing
Healing Glamping dari Cup of Stories. (dok. Cup of Stories)

Menyambung itu, co-founder Cup of Stories, Astrid Astari, bercerita bahwa program healing mereka dibuat dengan kesadaran akan pentingnya kesehatan mental. "Orang punya banyak masalah, tapi mereka harus tahu bahwa mereka tidak sendiri," ucapnya melalui sambungan telepon, Rabu, 30 Agustus 2023.

"Makanya program healing kami bermaksud menyatukan orang-orang dengan masalah yang mirip, punya pengalaman yang kurang lebih sama, dan akhirnya Cup of Stories berfokus pada program (healing dalam) kelompok yang difasilitasi psikolog," papar Astrid.

Ia berbagi, "Kami setuju bahwa healing itu tidak sebentar. Tapi, untuk menuju perjalanan healing yang panjang, butuh teaser, butuh inspirasi, dan bertemu dengan orang (dengan masalah yang mirip) itu memantik kesadaran untuk melakukan sesuatu, termasuk jadi intens berkosultasi dengan psikolog."

Program healing mereka dilakukan berdasarkan tema-tema tertentu yang sudah dikurasi secara internal. "Kami juga sesuaikan (tema program healing) dengan target pasar kami, yakni orang berusia antara 23--40 tahun-an," ia menambahkan.

Program Healing
Program "Healing Trip" dari Cup of Stories. (dok. Cup of Stories)

Secara umum, Astrid menyebut, tema diskusi mereka berfokus pada diri sendiri. "Kalau ngomongin orangtua, teman, pasti ada saja masalahnya, tapi itu sesuatu yang tidak bisa kita kontrol. Makanya proporsinya lebih sedikit," ujar dia.

Signature program mereka adalah healing trip yang dilakukan dalam kelompok minimal empat peserta dan maksimal tujuh peserta. "Sebagai pencair suasana, biasanya kami akan main fun psychology games dulu di awal, sekaligus jadi perkenalan dan dapat gambaran dia nih orangnya seperti apa, karakternya bagaimana," sebut Astrid.

"Kemudian, disambung dengan sesi sharing melalui media foto sekitar 30 menit per orang. Nantinya ada sesi Q&A juga dan masukan dari psikolog," katanya. Berdasarkan pengalaman pihaknya, yang secara umum mengadakan healing trip dua kali sebulan, pesertanya tidak hanya orang-orang ekstrover saja, namun juga introver.

"Jangan melabelkan (diri) introver, jadi tidak ketemu orang. Introver juga bisa, tinggal disesuaikan saja frekuensinya sesuai kenyamanan masing-masing. Kalau sebulan sekali berat, bisa dua bulan atau tiga bulan sekali," sebut dia.

Program Healing dari Bali Eling Spirit

Program Healing
Program healing dari Bali Eling Spirit. (dok. Bali Eling Spirit)

Sementara itu, Bali Eling Spirit punya ragam program healing yang bisa dipilih. Di antaranya, ada Healing Retreat yang akan mengajak peserta mengenali diri melalui meditasi, yoga, menikmati sarapan dan makan siang sehat, sound healing, serta pembersihan diri di sumber air suci di kawasan suci sekitar Bali Eling Spirit.

Ada pula Eling Retreat yang hanya diadakan satu bulan sekali saat hari Tilem. "Ini sangat baik diikuti untuk melepas energi negatif, kecemasan, ketakutan berlebihan, dan bisa mengikuti pelukatan tujuh chakra," sebut Jero.

Mereka juga menyediakan Soul Transformation Program melalui Tapa Brata yang dilakukan selama empat hari tiga malam guna mengenali diri lebih dalam, melepaskan kemelekatan terhadap ketakutan, kecemasan, sakit hati, dendam, dan ikatan energi dengan situasi masa lalu yang belum bisa diterima secara total.

Terdapat juga Yoga Teacher Training 50 Hours (YTTC50H) sebagai tahapan selanjutnya dari Tapa Brata untuk "membangun kekuatan fisik, hati, mental, dan spiritual," kata Jero. "Lulusan YTTC 50 H akan mampu jadi guru bagi dirinya sendiri melalui praktik yoga, pranayama, meditasi, dan melakukan self healing," sebutnya.

Selanjutnya ada Yoga Teacher Training 200 Hours (YTTC 200H), dan terakhir, Eling Mentoring sebagai tahapan selanjutnya untuk lulusan YTTC 200 H. Pihaknya juga mencanangkan program komunitas yang terdiri dari Eling Sunset Yoga, Monday Meditation yang bisa diakses secara gratis setiap hari Senin pukul 6 sore, dan Students Sponsorship.  

Tren Program Healing di Indonesia

Program Healing
Program healing dari Bali Eling Spirit. (dok. Bali Eling Spirit)

Fitri menilai bahwa program healing sekarang sudah semakin berkembang. "Terbukti (dengan) banyaknya organisasi yang membuat program healing dari berbagai tipe acara, seperti jalan-jalan dan healing holistic," sebutnya.

Ke depan, ia menyambung, trennya akan semakin berkembang, terutama program healing yang dikaitkan dengan keseharan mental. "Kesadaran akan kesehatan mental sekarang lagi merajalela banget. Buktinya, jumlah klien individu meningkat pesat dibandingkan tahun-tahun sebelum COVID-19," sebutnya, menambahkan bahwa kesadaran ini juga secara berbondong tampak di gen Z.

Sementara itu, menurut Jero, pelayanan healing akan selalu ada selama peradaban manusia masih eksis. "Dunia ini membutuhkan lebih banyak learning centre dan healing centre untuk jadi wadah pengembangan soft skills bagi masyarakat dan generasi muda," sebutnya.

"Akan sangat bagus bila pembelajaran yoga dan meditasi dapat masuk jadi satu cara dalam pengelolaan sistem negara, sepertii jadi praktik regular di kalangan sumber daya manusia BUMN atau pemerintahan. (Juga), jadi ekstrakurikuler atau kurikulum wajib untuk anak-anak di usia sekolah, sehingga mereka dapat mengenali pentingnya menjaga kesehatan diri secara holistis dari usia muda," imbuhnya.

Ia menyebut, "Harapan kami, semakin banyak masyarakat Indonesia memahami makna healing yang sebenarnya, sehingga mampu mengenali jati diri dan memahami tugas hidup."

Cup of Stories berkegiatan di sekitar Jabodetabek, sementara Bali Eling Spirit, sesuai namanya, memusatkan program tatap muka mereka di Pulau Dewata. Anda dapat menemukan informasi lebih lanjut tentang mereka melalui akun Instagram masing-masing @cupofstories dan @bali.elingspirit.

Infografis jenis-jenis olahraga kekinian
Infografis jenis-jenis olahraga kekinian. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya