Liputan6.com, Jakarta - Seorang seniman Denmark diminta museum di Denmark utara untuk membuat sebuah karya untuk pameran mengenai kondisi perburuhan dua tahun lalu. Kala itu, seniman bernama Jens Haaning tersebut menyerahkan dua kanvas kosong berjudul "Take the Money and Run".
Dikutip dari AP, Kamis, 28 September 2023, Pengadilan Denmark pekan lalu memutuskan bahwa Jens Haaning harus membayar kembali 492.549 kroner Denmark atau sekitar Rp1 miliar kepada Museum Kunsten di Aalborg karena telah melanggar kontraknya. Pengacaranya, Peter Schønning, menyebut pada Rabu, 27 September 2023 bahwa seniman kontemporer tersebut mengajukan banding atas keputusan itu dan menolak berkomentar lebih lanjut.
Museum tersebut telah menugaskan Haaning pada 2021 untuk membuat ulang dua karya sebelumnya yang menampilkan uang kertas yang ditempelkan pada kanvas. Karya tersebut sebagai bagian dari menyuarakan upah tahunan rata-rata di Denmark dan Austria.
Advertisement
Sebagai gantinya, ia menyerahkan dua kanvas kosong untuk pameran bertajuk "Work It Out." Seniman itu mengatakan karya seni tersebut mewakili situasi kerjanya saat ini dan menyimpan uang.
Selain memberinya uang dalam euro dan uang kertas kroner untuk karya seni tersebut, museum juga membayarnya sebesar 25.000 kroner atau setara Rp54,9 juta. Uang tersebut sebagai bentuk upah atas kerja kerasnya dalam menciptakan karya seni tersebut.
Dalam keputusannya pada 18 September 2023, Pengadilan Distrik Kopenhagen juga memutuskan bahwa Haaning dapat menerima 40.000 kroner atau setara Rp87,9 juta dari jumlah awal yang diberikan kepadanya oleh museum. Ini seharusnya merupakan bayaran seniman karena pameran yang diadakan mulai 24 September 2021 hingga 16 Januari 2022, dilanjutkan dengan kanvas kosong.
Pengadilan mengatakan bahwa kontrak antara museum dan Haaning telah menyatakan bahwa uang tunai akan tersedia selama pemajangan sementara karya tersebut. Karya itu akan dikembalikan setelahnya.
Ketika Haaning menolak mengembalikan uang tunai setelah pameran berakhir, pihak museum mengambil tindakan hukum. Haaning membantah telah melakukan kejahatan dan menegaskan dia memang menghasilkan sebuah karya seni.
Kasus Lain tentang Lukisan
Lukisan karya Vincent van Gogh yang berjudul "The Parsonage Garden at Nuenen in Spring" hilang secara misterius dari Museum Singer Laren pada Maret 2020. Namun, sebuah kejadian mengejutkan terjadi ketika lukisan tersebut dikembalikan pada Senin, 11 September 2023, oleh seorang informan tak dikenal.
Lukisan berharga itu dikemas dengan hati-hati menggunakan bubble wrap sebelum dimasukkan ke dalam tas belanja Ikea, dan dikirimkan ke rumah Arthur Brand, seorang detektif kejahatan seni terkenal di Belanda. Melansir New York Times pada Selasa, 12 September 2023, Brand memang sedang memimpin penyelidikan atas pencurian karya seni yang dilukis pada 1884 itu.
Lukisan ini adalah bagian dari pameran khusus di Museum Singer Laren, yang berlokasi sekitar 20 mil tenggara Amsterdam. Asal lukisan ini sebenarnya dari Museum Groninger di bagian utara Belanda.
Pameran itu baru berlangsung sekitar dua bulan, dimulai pada Januari 2020. Namun, tak lama kemudian harus ditutup sementara, mengikuti kebijakan penutupan museum-museum di Belanda sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi.
Advertisement
Pencurian Lukisan
Peristiwa pencurian lukisan yang terekam kamera keamanan pada 30 Maret 2020 menampilkan seorang pelaku yang mengenakan topeng, menerobos masuk ke area museum. Dengan menggunakan palu godam, pelaku berhasil menghancurkan dua pintu kaca sebelum kabur dengan membawa lukisan tersebut.
Para tersangka yang diduga terlibat dalam kasus pencurian tersebut sudah ditangkap dan mendapatkan hukuman, setelah kepolisian berhasil mengakses komunikasi rahasia mereka. Namun, Brand menegaskan bahwa mereka bukanlah orang-orang yang secara langsung mengembalikan karya seni tersebut.
Dalam proses penyelidikannya, Brand seringkali menerima informasi dan tips, termasuk foto-foto lukisan tersebut, yang menunjukkan bahwa karya seni ini memang masih ada dan berada dalam kondisi baik. Brand selalu merahasiakan identitas informannya untuk melindungi keamanan mereka. Keterangan rahasia ini, meskipun tidak diketahui siapa, dipuji berbagai pihak, terutama dari pihak museum yang telah kehilangan karya seni berharga tersebut.
Di sisi lain, kemampuan Brand dalam mendapatkan informasi ini tidak mengejutkan bagi banyak orang. Dengan julukan "Indiana Jones dari dunia seni" oleh media setempat, reputasinya sebagai detektif seni terkenal sudah mendunia. Dia dikenal memiliki jaringan informan yang luas, dan kemampuannya untuk memulihkan karya seni curian adalah legendaris.
Dikembalikan untuk Direstorasi
Dengan sejarah yang mencakup penulisan buku, pembawa acara televisi tentang dunia seni curian, serta ajakan konstan kepada masyarakat untuk mengembalikan karya seni yang dicuri, tak heran jika banyak informan anonim yang datang kepadanya dengan informasi berharga. Pada 2019, misalnya, berkat jaringannya, Brand berhasil menemukan sebuah karya Picasso yang telah dicuri.
Ketika informan menyampaikan data mengenai lukisan Van Gogh, pertemuan segera diatur di rumah Brand. Dalam klip yang disiarkan oleh stasiun TV nasional Belanda, NOS, Brand menghembuskan napas lega saat memverifikasi keaslian dari lukisan yang diberikan.
Meski memiliki nilai seni yang tinggi, lukisan tersebut, menurut Brand, telah kehilangan nilai komersilnya. Lukisan itu telah disalahgunakan di dunia kriminal, digunakan sebagai uang muka dalam transaksi ilegal.
Lebih lanjut, kerja sama erat antara Brand dan kepolisian Belanda menjadi kunci dalam penemuan kembali lukisan tersebut. Tidak diketahui bagaimana lukisan tersebut berada di tangan informan rahasia itu, dan Brand tidak merinci keterangan mengenai hubungannya dengan informan tersebut.
Evert van Os, pemimpin museum Singer Laren, menyatakan suka citanya saat berbicara melalui telepon pada hari Selasa, 12 September 2023 setelah lukisan tersebut kembali. Dia membagikan kabar baik ini kepada semua karyawan museum, yang disambut dengan tepuk tangan meriah.
Advertisement