Inisiatif Barista Starbucks Bantu Pelanggan Lewat Pesan Rahasia Tuai Perdebatan, Apa yang Terjadi?

Niat baik barista untuk membantu pelanggan perempuan yang diganggu oleh seorang laki-laki tidak dikenal menimbulkan perdebatan di media sosial. Beberapa mengapresiasi tindakan barista tersebut, namun ada yang menganggapnya berlebihan.

oleh Winda Syifa Sahira diperbarui 24 Okt 2023, 05:00 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2023, 05:00 WIB
Catatan yang Diberikan oleh Barista Starbucks
Catatan yang Diberikan oleh Barista Starbucks (Dok.X/@CalltoActivism)

Liputan6.com, Jakarta - Seorang barista Starbucks meninggalkan catatan di gelas kopi seorang pelanggan perempuan. Isinya tentang tawaran 'intervensi' setelah pelanggan itu terlihat 'diganggu' seorang pria tidak dikenal.

Pesan yang dituliskan di atas gelas itu berbunyi, "Apakah kamu baik-baik saja? Apakah Anda ingin kami campur tangan? Jika ya, buka tutup gelasnya."

Dilansir dari laman news.co.au, Rabu, 18 Oktober 2023, Brandy Selim Roberson, seorang warga Texas, Amerika Serikat, membagikan kisah tersebut lewat sebuah unggahan di Facebook pada 2022 lalu. Dia memuji barista itu karena berinisiatif membantu putrinya yang berusia 18 tahun saat didekati seorang pria tidak dikenal ketika belajar di Corpus Christi, Australia.

Roberson menulis dalam keterangannya, "Putri saya yang berusia 18 tahun berada di Starbucks, sendirian, suatu malam. Seorang pria mendatanginya dan mulai berbicara dengannya. Lalu, seorang barista memberinya 'cokelat panas tambahan yang lupa diambil seseorang'."

"Betapa bersyukurnya saya kepada orang-orang yang memperhatikan orang lain!" tulisnya.

Roberson mengatakan kepada NY Post, "Pria itu sangat berisik dan bersemangat… Dia (pelanggan perempuan) mendongak dan melihat sederet barista menjaganya, dan siap untuk turun tangan. Ini menegaskan kembali keyakinan saya pada kemanusiaan. Mungkin dengan melihat cerita ini, orang lain mempunyai kesempatan untuk bercerita mengenai pengalaman mereka."

Kisah berakhir dengan sikap sang putri yang tenang. "Dia merasa aman dan tidak membuka tutupnya, namun memberi tahu mereka. Dia mengatakan seluruh tim menjaga keamanannya sepanjang dia berada di sana. Terima kasih kepada Starbucks karena memiliki tim yang hebat," tulis Roberson lagi.

Apresiasi dari Warganet

Menutup Kolom Komentar
Ilustrasi Penggunaan Media Sosial Credit: pexels.com/pixabay

Kisah dan foto kejadian tersebut kembali menjadi viral  setelah dibagikan di media sosial  X oleh akun Call to Activism. "Ini membuatku merinding," tulis akun tersebut dalam postingan yang telah dilihat 20,5 juta kali itu.

"Sebagai orangtua, kisah ini sangat mengguncang perasaan saya, dan  juga memberi saya harapan bahwa masih ada rasa kemanusiaan di luar sana."

Unggahan tersebut menuai berbagai komentar dari warganet. Beberapa pengguna memuji tindakan yang dilakukan oleh barista Starbucks tersebut. "Sebagai ayah dari seorang anak perempuan, saya senang orang-orang masih memperhatikan satu sama lain," tulis salah seorang pengguna.

Warganet lain menuliskan, "Dalam masyarakat saat ini, lebih banyak orang harus bersikap proaktif seperti ini. Anda tidak pernah tahu situasi sebenarnya. Terima kasih atas peringatan dari staf Starbucks. Jangan pernah diam dan selalu bertanya."

"Saya berharap itu adalah saya ketika pacar saya menyerang saya. Sebuah pelayanan pelanggan yang baik," tulis seorang pengguna lainnya.

 

Tak Semua Sepakat

Memahami Adab dalam Mengomentari Suatu Informasi
Ilustrasi Menjadi Warganet Cerdas Credit: pexels.com/cottonbro

Namun, tidak semua pengguna bersimpati atas tindakan si barista tersebut. Beberapa warganet mengatakan bahwa staf Starbucks telah bereaksi berlebihan dan beberapa pengguna lain juga berkomentar tentang hubungan pria dan wanita saat ini.

"Dan beberapa orang bertanya-tanya mengapa begitu banyak pria muda yang tidak pernah mendekati seorang wanita," tulis penyanyi Phil Labonte.

Bulan lalu, sebuah penelitian yang dipublikasikan di DatePsychology menunjukkan hampir separuh pria muda di bawah 25 tahun belum pernah mendekati wanita secara langsung, dan sebagian besar terjadi karena pria tersebut takut akan penolakan dan konsekuensi sosial.

Salah satu pengguna X berkomentar, "Tidak bisa mendekati wanita di kedai kopi (menyeramkan). Tidak bisa mendekati perempuan di tempat kerja (tidak profesional). Tidak bisa mendekati wanita di gym (mengganggu, menyeramkan). Tidak bisa mendekati wanita di gereja (tidak ada yang lajang). Tidak bisa mendekati wanita di depan umum (bersama teman). Lalu, apa yang seharusnya dilakukan pria?"

Dampak dari Feminisme

Simbol Feminisme.
Ilustrasi simbol feminisme. (Foto: Shutterstock)

Seorang penulis yaitu Rachel Wilson menuliskan sebuah komentar, "Feminisme telah menciptakan histeria massal bahwa laki-laki hanyalah mesin penyerang yang kejam, dan bahwa satu-satunya hal yang menghentikan mereka untuk memperbudak seluruh jenis kelamin perempuan adalah aktivisme dan undang-undang feminis. Ini adalah kegilaan dan harus dihentikan. Departemen studi perempuan harus ditutup."

Beberapa reaksi negatif dari laki-laki yang marah tentang kasus tersebut adalah buktinya. "Laki-laki dalam kutipan memberi kita contoh bagus mengapa karyawan turun tangan," ujar seorang pengguna. 

"Kalian semua tidak berhak berbicara dengan wanita hanya karena kalian merasa bisa atau menganggap diri kalian tidak berbahaya," tambah yang lain.

Pada 2021, seorang bartender Florida viral setelah memberikan catatan serupa yang disamarkan sebagai tanda terima kepada dua wanita yang sedang didekati oleh pelanggan menyeramkan yang mencurigakan.

"Jika orang ini mengganggumu, letakkan kuncir kudamu di bahumu yang lain, dan aku akan menyingkirkannya. Dia membuatku merinding," tulis catatan itu.

INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 6 Tips Lindungi Diri dari Pelecehan Seksual (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya