Dampak Karhutla di Kawasan Gunung Merbabu, Area Terbakar Lebih Luas dari Perkiraan Awal

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah, dinyatakan padam usai wilayah itu diguyur hujan pada Minggu malam, 29 Oktober 2023.

oleh Asnida Riani diperbarui 03 Nov 2023, 07:00 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2023, 07:00 WIB
Kebakaran di Gunung Merbabu Semakin Meluas
Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah. (dok. Instagram @yohanrineko)

Liputan6.com, Jakarta - Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan Gunung Merbabu, Jawa Tengah telah dinyatakan pajam usai wilayah itu diguyur hujan pada Minggu malam, 29 Oktober 2023. Selanjutnya, Plt Kepala Balai Taman Nasional Gunung Merbabu (BTNGMb), Nurpana Sulaksono, merangkum dampak kejadian tersebut.

Melalui unggahan video di akun Instagram BTNGMb, Rabu, 1 November 2023, ia menyebut, "Berdasarkan hasil pantauan citra satelit pada 30 Oktober 2023, (dampak) kebakaran di Taman Nasional Gunung Merbabu telah terdeteksi (berwarna hitam di gambar)."

Nurpana menyambung bahwa titik api karhutla berawal dari wilayah utara, lalu merambat sampai ke puncak Gunung Merbabu. "Di wilayah puncak Syarif," ujar dia. "Kemudian, menghanguskan vegetasi savana belukar yang ada di Taman Nasional Gunung Merbabu."

Ia mengatakan bahwa wilayah terdampak karhutla di kawasan Gunung Merbabu sebagian besar berada di Kabupaten Semarang. "Lalu, sebagian ada wilayah Kabupaten Boyolali dan sebagian kecil ada di wilayah Kabupaten Magelang," ucapnya.

Merujuk analisis internal pihaknya, semula mereka memprediksi luas wilayah terdampak karhutla, yakni 848,5 hektare. Namun menurut data terkini, luas wilayah terdampak karhutla tercatat 1.176,89 hektare. Lebih lanjut, Nurpana juga menyikapi kabar kematian satwa.

Ia berbagi, "Memang telah terjadi kematian satwa (sebagai) dampak kebakaran pada 27 sampai 29 Oktober (2023)." Seekor macaca dan kijang ditemukan pihaknya dan kelompok relawan. "Kijang itu kami temukan di jalur pendakian Thekelan," katanya.

Sementara macaca ditemukan di area Taman Nasional Gunung Merbabu yang masuk wilayah Kabupaten Boyolali.  Plt Kepala BTNGMb juga memperlihatkan kerusakan di savana di wilayah taman nasional tersebut. "Namun, masih ada beberapa pohon," katanya.

 

Upaya Pemadaman Api

Kebakaran di Gunung Merbabu Semakin Meluas
Kebakaran di Gunung Merbabu Semakin Meluas (Dok. Instagram/@yohanrineko)

Sebelumnya, kanal Surabaya Liputan6.com melaporkan per 31 Oktober 2023, Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Semarang Mediarso Tri Soelistyo menyatakan, karhutla di kawasan Gunung Merbabu padam usai hujan deras mengguyur wilayah tersebut, Minggu malam.

Dari penyisiran yang dilakukan petugas, menurut dia, tidak ditemukan lagi titik api. Warga dari dua dusun di Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang yang sempat diungsikan pun sudah diizinkan pulang. "Para pengungsi kami antar pulang ke rumah masing-masing," katanya.

Kebakaran kawasan hutan Gunung Merbabu dilaporkan pertama kali terjadi pada Jumat, 27 Oktober 2023 di Desa Sokowolu, Kabupaten Semarang. Sebelumnya, pemerintah akan melakukan water boombing untuk menangani kebakaran hutan di kawasan Gunung Merbabu.

Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Satyawan Pudyatmoko, mengatakan upaya tersebut dilakukan mengingat usaha pemadaman manual terkendala medan yang sulit.

"Puncak gunung sulit dicapai manusia maupun kendaraan. Selain itu angin kencang yang tidak tentu arahnya (juga) menyulitkan pemadaman," katanya.

Penutupan Sementara Jalur Pendakian

Merapi dari Gunung Merbabu
Pengunjung mengambil gambar Gunung Merapi dari atas Gunung Merbabu di Selo, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu (2/2/2019). Aktivitas Gunung Merapi dalam beberapa hari terakhir masih tinggi dan masih berada di level 2 atau waspada. (Merdeka/Arie Basuki)

Menurut Satyawan, upaya untuk melokalisasi api agar tidak menyebar juga sudah diupayakan. Meski demikian, kata dia, upaya pemadaman dari udara tetap dibutuhkan. "Kami sudah minta batuan BNPB untuk memadamkan dengan water boombing," sebutnya saat itu.

Akibat karhutla, BTNGMb menutup semua jalur pendakian Gunung Merbabu. Hal tersebut disampaikan pihak Balai Taman Nasional Gunung Merbabu melalui surat pengumuman yang diterbitkan pada Sabtu, 28 Oktober 2023.

"Sehubungan dengan adanya kejadian kebakaran hutan dan lahan di wilayah Taman Nasional Gunung Merbabu, bersama ini kami sampaikan hal-hal sebagai berikut: pertama, seluruh jalur pendakian di Taman Nasional Gunung Merbabu DITUTUP mulai tanggal 28 Oktober 2023 sampai dengan batas waktu yang belum ditentukan," bunyi surat pengumuman yang juga diunggah di akun Instagram @btn_gn_merbabu.

 "Dua, berdasarkan hal tersebut di atas, maka kuota booking online pendakian bulan November untuk sementara ditutup," lanjut surat tersebut. Bagi calon pendaki yang telah membayar online booking pendakian Gunung Merbabu, mereka dapat mengatur ulang jadwal pendakian. Hal tersebut akan diinformasikan lebih lanjut melalui help desk pendakian atau call center.

 

Tidak Hanya di Gunung Merbabu

Gunung Batok terletak berdekatan dengan Gunung Bromo dan Gunung Semeru.
Gunung Batok terletak berdekatan dengan Gunung Bromo dan Gunung Semeru. (Dok: Instagram @antonchandra)

Tidak hanya di Taman Nasional Gunung Merbabu, karhutla juga dilaporkan terjadi di sejumlah wilayah lain di Indonesia dalam beberapa bulan terakhir. Salah satu yang paling menarik perhatian adalah kebakaran Gunung Bromo.

Sebulan setelah kejadian, Kepala Bagian Tata Usaha Balai Besar TNBTS Septi Eka Wardhani di Kota Malang, Jawa Timur, Selasa, 31 Oktober 2023, mengatakan bahwa kunjungan wisatawan ke kawasan Gunung Bromo mulai kembali ramai, terutama saat akhir pekan.

"Pada 29 Oktober 2023, kunjungan wisatawan lebih dari 2.000 orang," ungkap Septi dikutip dari Antara, Selasa, 31 Oktober 2023. Iamenambahkan, Balai Besar TNBTS mencatat kunjungan wisatawan ke Bromo pada 29 Oktober 2023 mencapai 2.278 orang.

Lalu, pada 28 Oktober 2023, jumlah kunjungan sebanyak 1.532 orang, yang terbagi dari 1.532 orang merupakan wisatawan Nusantara (wisnus) dan sisanya wisman. Sedangkan untuk hari-hari biasa, kunjungan wisatawan berada pada kisaran 300-400 orang.

"Untuk hari biasa kunjungan di bawah 500 orang, karena untuk hari-hari biasa, masyarakat masih banyak yang bekerja," tandasnya.

 

Infografis Infografis Karhutla dan Kabut Asap Kepung Indonesia
Infografis Infografis Karhutla dan Kabut Asap Kepung Indonesia. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya