Liputan6.com, Jakarta Pengamat transportasi Djoko Setijowarno, mengatakan keberadaan angkutan pedesaan yang dahulu menjadi penghubung antara desa dan Terminal Tipe A kini semakin punah.
Sebagai gantinya, masyarakat mulai mengandalkan ojek pangkalan yang tarifnya sering kali tidak terkendali dan cenderung mahal. Dalam situasi ini, travel gelap berbasis kendaraan pribadi berpelat hitam muncul sebagai alternatif yang lebih fleksibel dan praktis.
Baca Juga
Sebab, kata Djoko, travel gelap menawarkan layanan door to door yang memudahkan penumpang mencapai tujuan tanpa perlu berganti kendaraan. Hal ini menjadi daya tarik tersendiri, terutama bagi masyarakat di daerah yang akses transportasi umumnya terbatas.
Advertisement
"Dengan beroperasinya angkutan umum plat hitam dianggap membantu memudahkan mendapatkan layanan angkutan umum door to door mengantarkan penumpang sampai dengan tujuan penumpang," ujar Djoko kepada Liputan6.com, Minggu (23/3/2025).
Adapun berdasarkan investigasi yang dilakukan untuk penumpang barasal dari Jawa Tengah. Asal perjalanan dari Jawa Tengah adalah Kab. Brebes, Kab. Banyumas, Kab. Grobogan, Kab. Tegal, Kab. Wonosobo, Kab. Batang, Kab. Pekalongan, Kab Pemalang dan Kab. Banjarnegara. Penumpang dijemput sesuai dengan titik share location yang diberikan kepada agen.
Sementara yang berasal dari Jawa Barat adalah Kab. Banjar, Kab. Ciamis, Kab. Tasikmalaya, Kab. Garut, Kab. Kuningan, Kab. Cirebon, Kab. Majalaya. Kab. Sumedang, Kab. Subang.
Keberangkatan biasanya berlangsung pada hari Jumat dan Minggu, dengan jadwal perjalanan antara pukul 16.00 hingga 19.00 WIB.
"Ramainya penumpang di hari Jumat dan Minggu. Penumpang dijemput sesuai dengan titik share location yang diberikan kepada agen. Jam keberangkatan kisaran pukul 16.00 – 19.00 WIB," ujarnya.
Fleksibilitas Pembayaran dan Fasilitas Perjalanan
Djoko mengatakan, salah satu keunggulan travel gelap adalah fleksibilitas dalam sistem pembayaran. Penumpang dapat membayar di awal atau setelah tiba di tempat tujuan.
Bahkan, ada promo khusus bagi rombongan 6-7 orang, di mana satu penumpang bisa mendapatkan tiket gratis.
"Ada keluwesan dalam pembayaran, yakni pembayaran dapat dilakukan di awal atau sesudah penumpang tiba di tempat tujuan. Bahkan, ada layanan penawaran promo jika berombongan 6-7 penumpang, dapat gratis satu penumpang," jelasnya.
Kemudian selama perjalanan, penumpang akan berhenti di titik transit tertentu untuk beristirahat. Lokasi istirahat ini menjadi tempat berkumpulnya kendaraan dari berbagai daerah sebelum melanjutkan perjalanan. Waktu istirahat berlangsung antara pukul 20.00 hingga 00.00 dengan durasi 45 menit hingga satu jam.
Advertisement
Dampak terhadap Angkutan Umum Resmi
Meskipun memberikan kenyamanan bagi masyarakat, maraknya travel gelap menimbulkan keresahan bagi pengusaha angkutan umum resmi. Mereka diharuskan menaati berbagai regulasi, sementara travel gelap bebas beroperasi tanpa izin resmi.
"Maraknya bisnis travel gelap ini telah membikin gemas dan resah di kalangan para pengusaha angkutan umum resmi. Di satu sisi, angkutan umum resmi diminta taat regulasi," ujarnya.
Kata Djoko, hingga saat ini, jumlah kendaraan travel gelap yang masuk ke wilayah Jabodetabek diperkirakan mencapai ratusan unit per hari.
"Bisnis travel gelap beroperasi sudah sejak lama dan jumlahnya sudah ratusan armada setiap hari yang masuk Kawasan Jabodetabek," katanya.
Ia juga menyoroti ketidaktegasan pemerintah dalam menindak praktik ilegal ini. Jika dibiarkan, keberadaan travel gelap bisa semakin menggerus transportasi umum yang telah beroperasi secara resmi.
Oleh karena itu, diperlukan regulasi dan pengawasan ketat agar layanan transportasi tetap berjalan adil dan aman bagi seluruh pihak.
"Sementara di sisi lain ada angkutan umum yang tidak taat regulasi dan makin marak beroperasi tanpa ada upaya tindakan tegas dari pemerintah untuk memberantasnya," pungkasnya.
