Pariwisata Bali Disebut Lesu, Arya Wedakarna Minta Masyarakat Cari Alternatif Sektor Lain

Senator Arya Wedakarna mengungkap bahwa sejak Februari hingga Maret 2025, sektor pariwisata Bali lesu.

oleh Henry Diperbarui 25 Mar 2025, 11:34 WIB
Diterbitkan 25 Mar 2025, 11:33 WIB
Sosok Anggota DPD Bali Arya Wedakarna yang Kontroversial, Mantan Model dan  Pernah Segrup dengan Indra Bekti
Sosok Anggota DPD Bali Arya Wedakarna yang Kontroversial, Mantan Model dan Pernah Segrup dengan Indra Bekti.  foto: Instagram @aryawedakarna... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPD RI, yang merupakan senator perwakilan Bali, Arya Wedakarna (AWK), menyoroti kondisi ekonomi Bali yang tengah lesu dan mengalami perlambatan. Berdasarkan indikator ekonomi yang diamati, ia menilai daya beli masyarakat menurun seiring melemahnya sektor pariwisata di Pulau Dewata.

AWK mengungkap bahwa sejak Februari hingga Maret 2025, sektor pariwisata Bali terlihat lesu. "Bulan Februari dan Maret 2025 dunia pariwisata Bali berjalan lambat dengan melihat semua indikator-indikator ekonomi," katanya dalam unggahan Instagram-nya, 18 Maret 2025.

Penurunan jumlah wisatawan, baik asing maupun domestik, menyebabkan perputaran uang di Bali semakin terbatas. Kondisi ini semakin diperparah kebijakan efisiensi yang tengah diterapkan pemerintah pusat yang mengurangi jumlah acara nasional maupun internasional di Bali.

AWK memperkirakan situasi ini akan berlanjut hingga 2029. Melihat situasi ini, ia mengajak masyarakat Bali mulai mencari alternatif sektor ekonomi, selain pariwisata. Ia menilai, ketergantungan yang terlalu tinggi pada industri pariwisata dapat meningkatkan angka pengangguran dalam beberapa tahun ke depan.

"Anak-anak yang lulus SMP sebaiknya mulai mempertimbangkan jurusan selain pariwisata karena peluang kerja di sektor ini semakin kecil," imbaunya. "Ada jurusan perikanan, pertanian, perkebunan, agro wisata, wirausaha yang diluar dunia pariwisata, agar tidak terjadi pengangguran selama lima tahun kedepan."

Selain itu, AWK menekankan pentingnya efisiensi anggaran dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Bali. Mengingat kondisi perekonomian yang semakin sulit dan defisit anggaran negara yang semakin besar, ia mengimbau masyarakat menyederhanakan biaya upacara adat tanpa mengurangi esensi makna ritual dan mengurangi gaya hidup hedonis, terutama di kalangan generasi muda.

 

 

Promosi 1

Bali Tetap Identik dengan Pariwisata

Pariwisata Bali Disebut Lesu, Arya Wedakarna Minta Masyarakat Cari Altenatif Sektor Lain.  foto: (dok.Instagram @aryawedakarna/https://www.instagram.com/p/DHUf82nyrxl/Henry)
Pariwisata Bali Disebut Lesu, Arya Wedakarna Minta Masyarakat Cari Altenatif Sektor Lain.  foto: (dok.Instagram @aryawedakarna/https://www.instagram.com/p/DHUf82nyrxl/Henry)... Selengkapnya

Menghadapi kondisi ini, AWK juga menyatakan bahwa pemerintah pusat dan daerah harus lebih serius menciptakan lapangan kerja untuk mengurangi angka pengangguran. "DPD RI terus mendesak pemerintah untuk segera mengambil langkah konkret dalam menciptakan pekerjaan lebih banyak di luar sektor pariwisata, terutama dalam sektor-sektor yang lebih berkelanjutan, seperti pertanian, perikanan, dan industri kreatif," tuturnya.

Unggahan Arya  mendapat beragam tanggapan dari warganet. Banyak yang sependapat. tapi tak sedikit juga yang kurang setuju karena Bali akan selalu identik dengan pariwisata.

"Jangan terlalu mengagungkan pariwisata, bukan tidak mungkin pariwisata bali akan ditinggalkan, karena wisata bali sudah tidak lagi original,," komentar seorang warganet. "Bali harus perbanyak Investor🙏 Perbanyak.. relasi Lagi. Sebenarnya perekonomian Dunia sudah Baik sekarang. hanya perlu perbanyak relasi,” sahut warganet lain.

"Susah bali jik, karena patokannya pariwisata," sebut yang lain.

"OMONG KOSONG JIKA BALI BISA HIDUP TANPA PARIWISATA, BERAPA BANYAK LAPANGAN PEKERJAAN YG BISA DISEDIAKAN SELAIN DARI PARIWISATA, BERTANI,,,,? BERAPA ARE MAKSIMAL ORANG BALI PUNYA TANAH SAWAH ,APA CUKUP TANAH YG SEKIAN METER PERSEGI BISA MEMENUHI KEBUTUHAN HIDUP,,,? YANG PASTI STAKEHOLDER DI BALI KURANG JELI DAN SMART MENGANTISIPASI SITUASI," tutur warganet yang lain.

Pariwisata Terdampak Daya Beli yang Menurun

Bali International Airshow Ajang Pameran Kemegahan dan Show Pesawat Canggih
Bali International Airshow Ajang Pameran Kemegahan dan Show Pesawat Canggih (Dewi Divianta/Liputan6.com)... Selengkapnya

"Justru klo pariwisata sepi ,sektor lain akan lebih terdampak krn menurunnya daya beli. Harusnya pemerintah yg berwenang membuat kebijakan buat sektor pariwisata biar tetap kuat dan adakan pelatihan nonformal dong kebanjar banjar," kata pengguna yang lain.

"Bagaimana mau rame, baru mau keluar bandara sdh macet, awal sdh salah penataan semua tumah ruah di selatan, industri disana, pusat pemrintahan disana, pariwisata disana,” ujar yang lain.

"Adah kalau pariwisata menrun pasti semua menurun kawan😂😂😂," timpal warganet lainnya.

Beberapa hari lalu, Dewan Industri Event Indonesia (IVENDO) Bali mengungkap, sebanyak 750 agenda konferensi, perjalanan, konvensi dan pameran (MICE) di Pulau Dewata diperkirakan terdampak efisiensi anggaran hanya dalam triwulan I-2025.

"Jika tren ini berlanjut sepanjang tahun, industri event di Bali diperkirakan mengalami potensi kerugian hingga Rp3,15 triliun," kata Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) IVENDO Bali Grace Jeanie di Denpasar, Bali, Jumat, 21 Maret 2025, dilansir dari Antara.

Ia menjelaskan potensi kerugian itu mencakup hilangnya potensi pendapatan bagi perusahaan pelaksana kegiatan (EO), vendor produksi, tenaga kerja lepas, serta sektor pendukung seperti perhotelan, transportasi, dan usaha mikro kecil menengah (UMKM). 

Dampak Pemangkasan Anggaran di Bali

Keindahan Pantai Kelan di Samping Bandara Ngurah Rai
Wisatawan mengunjungi objek wisata Pantai Kelan dengan latar belakang pesawat yang mendarat di Tuban, Badung, Denpasar, Kamis (5/5/20222). Kunjungan wisatawan domestik (Wisdom) ke Pulau Bali, saat libur Lebaran Idul Fitri tahun 2022 terus meningkat. Per hari kedatangan wisdom rata-rata 40 ribu. (merdeka.com/Arie Basuki)... Selengkapnya

Pihaknya melakukan survei pada 44 pelaku industri tersebut di Pulau Dewata dan hasilnya lebih dari 85 persen pelaku industri tersebut mengalami penurunan pendapatan akibat pemangkasan anggaran untuk perjalanan dinas, rapat dan seminar pemerintah.  Selain kerugian finansial, Grace menyebutkan sekitar 2.500 pekerja tetap dan tidak tetap berisiko kehilangan pekerjaan atau penghasilannya menurun.

Dampak lain yang ditimbulkan, adalah penurunan jumlah kunjungan wisatawan bisnis yang pada akhirnya berdampak pada tingkat okupansi hotel, penggunaan layanan transportasi, hingga konsumsi di restoran dan destinasi wisata. Grace menambahkan, berdasarkan studi Oxford Economics pada 2018, industri event global menyumbang 2,5 triliun dolar AS kepada perekonomian dunia dan menciptakan 26 juta lapangan kerja.

Di Indonesia, imbuh dia, sektor itu berkontribusi sekitar Rp120 triliun terhadap produk domestik bruto (PDB) dan menopang ekonomi kepada sekitar 278.000 pekerja, menjadikannya tulang punggung ekonomi kreatif dan pariwisata nasional. Mencermati dampak dan peluang ekonomi itu, pihaknya mengharapkan agar kebijakan efisiensi anggaran itu ditinjau kembali.

 

Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia
Infografis Manfaat KTT G20 Bali Bagi Masyarakat Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)... Selengkapnya
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya