Serba-serbi Hari Makanan Pedas Sedunia, Bagaimana Cara Merayakannya?

Di Hari Makanan Pedas Sedunia, Anda bisa merayakan dan melahap beberapa hidangan paling pedas di dunia.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 17 Jan 2024, 06:30 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2024, 06:30 WIB
Makanan Pedas
Ilustrasi makanan pedas. (foto: koolau farmers/Henry)

Liputan6.com, Jakarta - Tanggal 16 Januari adalah Hari Makanan Pedas Sedunia, yaitu hari di mana Anda bisa merayakan dan melahap beberapa hidangan paling pedas di dunia. Seperti apa perayaannya dan apa kebiasaan orang-orang di momen tersebut?

Setiap negara di dunia memiliki gaya dan resep memasaknya masing-masing. Meskipun beberapa negara mengonsumsi makanan ringan, negara lain menyukai makanan pedas dan panas yang akan membuat Anda meneguk segelas air.

Ya, ada beberapa hidangan super pedas yang tersedia dan coba tebak, orang tidak takut untuk mengonsumsinya. Berikut tipnya sebelum Anda makan bumbu, pastikan perut Anda mampu menahan sambal. 

Mengutip dari laman National Today, Rabu (17/1/2024), asal-usul Hari Makanan Pedas Sedunia sebenarnya berawal dari rempah-rempah yang telah dikonsumsi selama lebih dari 6.000 tahun. Rempah ini untuk menambah rasa pada hidangan dan banyak manfaat kesehatannya, misalnya rempah-rempah dapat melawan peradangan dan memiliki khasiat penyembuhan.

Inilah rempah-rempah menjadi populer di zaman kuno. Orang Yunani kuno mengimpor rempah-rempah Timur seperti lada, cassia, kayu manis, dan jahe ke Mediterania karena rempah-rempah dan herba berperan dalam ilmu kedokteran.

Diketahui sekitar 460 hingga 377 SM. Hippocrates menulis tentang herba dan rempah-rempah yang mencakup kunyit, kayu manis, timi, ketumbar, mint, dan marjoram.

"Bapak Botani," begitulah sebutan Theophrastus, dalam dua bukunya, menulis sekitar 600 rempah-rempah dan herba pada periode antara 372 SM dan 287 SM. Bangsa Romawi menciptakan kegunaan lain untuk rempah-rempah,  mereka sering menggunakannya dalam anggur beraroma rempah serta balsem dan minyak beraroma rempah. 

Cara Merayakan Hari Makanan Pedas Sedunia

Cabai Rawit
Pedagang menata cabai rawit dagangannya di pasar Cibubur, Jakarta, Rabu (6/12/2023). (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Beberapa rempah juga digunakan dalam tapal dan plester penyembuhan karena khasiat penyembuhannya. Kurkumin juga digunakan dalam pengobatan Ayurveda untuk mengobati kondisi seperti radang sendi, gangguan autoimun, sakit kepala, dan mual.

Bukan itu saja. Capsaicin, komponen aktif cabai, diketahui mampu menghancurkan sel kanker. Sebuah penelitian di AS dan Tiongkok pada tahun 2015 menemukan bahwa makan makanan pedas enam atau tujuh hari seminggu menurunkan angka kematian sebesar 14 persen.

Jadi jika Anda tidak pernah menyukai makanan pedas, sudah saatnya Anda mengubah pola makan. Percayalah bahwa ini adalah keputusan yang akan Anda nikmati seumur hidup Anda.

Lalu bagaimana cara merayakan Hari Makanan Pedas Sedunia? Untuk merayakan hari dan mencicipi berbagai jenis makanan pedas, pergilah ke restoran yang menyajikan makanan Meksiko atau India.

Masak sesuatu yang pedas di rumah juga jadi bentuk perayaan. Masak hidangan pilihan Anda dan sesuaikan tingkat kepedasannya. Bagaimana dengan cabai yang diisi ayam dan keju?

Ingin membumbui segalanya? Adakan kontes makan cabai yang menyenangkan dan lihat siapa yang dapat memperoleh cabai paling banyak dalam 10 menit.​

Risiko Makan Makanan Pedas

Makanan pedas
Ilustrasi makanan pedas. (Unsplash.com/Ting Tian).

Mengutip dari Tim Health Liputan6.com, Rabu (17/1/2024), seringkali kita melihat para influencer atau pengguna media sosial yang mengunggah video konsumsi makanan yang sangat pedas. Tak tanggung-tanggung, mereka kerap meminta menggunakan banyak cabai sampai berlevel tinggi, bahkan ada yang sampai level 10, 'biar makin mantap pokoknya' kata mereka.

Cleveland Clinic Physician, Allan Capin, memperingatkan bahwa konsumsi makanan pedas memiliki risiko kesehatan lho, terutama jika Anda tidak terbiasa. Allan menjelaskan bahaya dan bagaimana Anda dapat meredakan sensasi terbakar di mulut jika makan pedas berlebihan.

Dikutip dari Cleveland Clinic pada Sabtu 2 September 2023 bahwa risiko kesehatan terbesar dari konsumsi makanan yang sangat pedas adalah Anda jatuh sakit, yang lebih mungkin terjadi jika:

  1. Tidak terbiasa makan makanan pedas
  2. Memiliki masalah pencernaan
  3. Secara genetik lebih sensitif terhadap capsaicin – zat aktif pada cabai yang menimbulkan rasa pedas dan panas
  4. Konsumsi makanan yang mengandung capsaicin dalam jumlah besar

Reaksi Tubuh Saat Makan Makanan Pedas

Tren Makanan Pedas Meroket, UMKM Ini Sukses Raup Cuan Berlipat
Dokumentasi Tokoepedia.

Reaksi Tubuh Ketika Makan Makanan PedasSemakin banyak capsaicin yang Anda konsumsi, baik dengan mengonsumsi makanan pedas dalam jumlah besar atau makanan yang sangat pedas dalam jumlah yang lebih kecil, semakin intens reaksi yang mungkin Anda alami.

Capsaicin punya kemampuan unik untuk memicu reseptor panas di kulit, mengelabui sistem saraf sehingga mengira tubuh Anda kepanasan. Hal ini memberi sinyal pada otak untuk mengaktifkan mekanisme pendinginan.

Anda tidak hanya makan pedas, tapi juga merasakan 'rasa terbakar'. Makanan pedas dapat menyebabkan iritasi, peradangan dan rasa sakit. Dampak yang terjadi dapat berujung:

  1. Nyeri perut
  2. Diare yang terasa seperti terbakar
  3. Nyeri dadaSakit kepala
  4. Muntah-muntah
  5. Asam lambung dari muntah dapat ‘membakar’ kerongkongan dan tenggorokan

"Cabai terpedas, seperti ghost peppers dapat membunuh Anda. Tapi itu sangat tidak mungkin," kata Capin.

"Anda harus memakannya dalam jumlah yang sangat banyak. Misalnya, jika berat badan Anda 150 kilogram, Anda harus makan 3 kilogram ghost peppers untuk menimbulkan reaksi mematikan," ujarnya.

 

Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan
Infografis 7 Penyebab Sampah Makanan. (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya