Nyaris Rp 1 Triliun Modal Asing Cabut dari Indonesia, Ada Apa?

Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada akhir Januari 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2025, 15:00 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 15:00 WIB
Ilustrasi dolar AS
Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) terus menguat, Jakarta, Kamis (23/10/2014) (Liputan6.com/Johan Tallo)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Bank Indonesia (BI) mencatat modal asing mengalir keluar pada akhir Januari 2025. Sepanjang 2025, tercatat masih banyak modal asing yang keluar dari Indonesia.

Direktur Eksekutif Bank Indonesia Ramdan Denny Prakoso menjelaskan, berdasarkan data transaksi 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun

“Nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 0,82 triliun, terdiri dari jual neto sebesar Rp 0,40 triliun di pasar saham, jual neto Rp 0,43 triliun di pasar SBN, dan beli neto Rp 5 miliar di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI),” kata Ramdan dikutip dari situs resmi Bank Indonesia, Minggu (2/2/2025).

Ramdan menambahkan, Selama tahun 2025, berdasarkan data setelmen sampai dengan 30 Januari 2025, nonresiden tercatat jual neto sebesar Rp 1,72 triliun di pasar saham, beli neto sebesar Rp 2,11 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 12,93 triliun di SRBI. 

“Bank Indonesia terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait serta mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk mendukung ketahanan eksternal ekonomi Indonesia,” jelas Ramdan.

Premi CDS Indonesia 5 tahun per 30 Januari 2025 sebesar 74,74 bps, naik dibanding dengan 24 Januari 2025 sebesar 72,93 bps. Sedangkan Rupiah dibuka pada level (bid) Rp 16.260 per dolar AS dan Yield SBN 10 tahun stabil di 6,96 persen.

Rupiah Akhir Januari 2025

Sebelumnya, nilai tukar rupiah (kurs) melemah pada pembukaan perdagangan hari ini, Jumat (31/1/2025). Rupiah amblas 40 poin atau 0,25 persen menjadi 16.297 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya 16.257 per dolar AS.

Analis Mata Uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar atau kurs rupiah melemah usai Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali mengancam Kanada dan Meksiko atas kebijakan tarif sebesar 25 persen.

"Rupiah diperkirakan akan kembali melemah terhadap dolar AS yang menguat. Dolar AS yang sempat melemah pascadata pertumbuhan PDB AS kuartal IV 2024 yang lebih rendah dari perkiraan berbalik menguat setelah Trump yang kembali mengancam tarif 25 persen kepada Kanada dan Meksiko," ujarnya dikutip dari Antara, Jumat (31/1/2025).

 

PDB Tahunan AS

Tertekan, Rupiah Terjun ke Level Rp16.283 per Dolar AS
Mengutip data Bloomberg, pada penutupan perdagangan awal pekan ini, Senin (13/1/2025), nilai tukar rupiah melemah signifikan terhadap dolar Amerika Serikat (AS). (Liputan6.com/Angga Yuniar)... Selengkapnya

Tercatat, PDB tahunan AS tumbuh 2,3 persen atau lebih rendah dari perkiraan yang sebesar 2,6 persen pada kuartal IV 2024. Hal ini disebabkan defisit neraca perdagangan yang mencapai 237 miliar dolar AS.

Namun, kebijakan tarif yang belakang ini memberikan sentimen positif terhadap dolar AS masih mempengaruhi pelemahan kurs rupiah. "Importir AS sudah jauh hari mempersiapkan diri dengan mengimpor jauh-jauh hari sebelum Trump menjabat," ungkap dia.

 

Rupiah Melemah Terhadap Dolar AS Gara-Gara The Fed

Donald Trump Kalah Pilpres AS, Rupiah Menguat
Petugas menunjukkan uang rupiah di penukaran uang, Jakarta, Senin (9/11/2020). ). Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak menguat pada perdagangan di awal pekan ini Salah satu sentimen pendorong penguatan rupiah kali ini adalah kemenangan Joe Biden atas Donald Trump. (Liputan6.com/Angga Yuniar... Selengkapnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) lesu pada Kamis (30/1/2025). Rupiah turun 13 poin atau 0,08 persen menjadi 16.234 per dolar AS dari sebelumnya 16.221 per dolar AS.

Mengutip Antara, Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong prediksi, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat usai the Federal Reserve (the Fed) memberikan pernyataan hawkish dalam pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada Rabu malam, 29 Januari 2025 waktu setempat.

“Rupiah diperkirakan akan dibuka melemah terhadap dolar AS setelah dalam pertemuan FOMC semalam, The Fed memberikan pernyataan yang condong hawkish akan inflasi yang masih tinggi. The Fed juga mengatakan mereka tidak akan buru-buru menurunkan suku bunga” pungkas dia. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya