Liputan6.com, Jakarta - Kabar duka kembali datang dari Gaza, Palestina. Kali ini menimpa seorang relawan Indonesia bernama Abu Malik atau lebih dikenal dengan nama Doktor Abu Malik. Informasi itu diketahui dari unggahan di akun Instagram seorang penulis bernama Arif Nursalim.
"Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah syahid kordinator relawan perwakilan BM3 di Gz, Doktor Abu Malik," tulis keterangan uhggahan pada Senin, 4 Maret 2024. Menurut unggahan tersebut, Abu Malik adalah rahasia mengapa BM3 tetap bisa menyalurkan bantuan, disaat bantuan lain tertahan di Rafah.
Baca Juga
Abu Malik diduga tewas karena mobil yang ditumpanginya terkena ledakan bom saat sedang mendistribusikan bantuan ke Gaza utara. Mobil kemanusiaan tersebut dijatuhkan bom dari pesawat pasukan Israel dan semua relawan termauk Doktor Abu Malik diyakini tewas di tempat kejadian.
Advertisement
Dalam unggahan itu terlihat mobil yang dkiduga ditumpangi Abu Malik dan para relawan lainnya hancur dan terlihat sejumlah barang bantuan masih berada di sekitar lokasi kejadian. "Banyak yang bertanya ke kami bagaimana bisa menyalurkan bantuan ke Gz berulang kali dengan konsisten sedangkan yang lain masih tertahan di Rafah,” tulis unggahan tersebut.
"Doktor Abu Malik lah orang dibalik layarnya, beliau sangat berani mengambil semua resiko agar bantuan bisa didistribusikan," tambahnya.
Beberapa hari lalu terdengar kabar Abu Malik siap menuju Gaza utara membawa bantuan. Sayangnya, seperti dituliskan sebelumnya, bantuan itu tak pernah sampai karena mobil para relawan termasuk Abu Malik hancur terkena bom. "Mohon doanya untuk komandan garis depan, Doktor Abu Malik. Al Fatihah," tutup unggahan tersebut.
Dilansir dari berbagai sumber, BM3 atau Baitul Maal Merapi Merbabu yang dikenal juga dengan nama LAZ BM3 adalah sebuah lembaga zakat yang menghimpun dan fokus dalam pendayagunaan yang berbasis dakwah. Mereka mengelola dana zakat, infaq, dan sedekah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, transparan dan profesional.
Relawan asal Indonesia Masih Berada di Gaza
Program-program dakwah yang diinisiasi LAZ BM3 juga melibatkan masyarakat sekitar pegunungan yang ada di Indonesia. Seperti program pemberdayaan ekonomi umat, membahagiakan anak yatim dan dhuafa, beasiswa da'i dan santri penghafal Quran, bingkisan guru ngaji, serta masih banyak lagi program-program pemberdayaan umat dan dakwah Islam.
Sementara itu, sejumlah relawan asal Indonesia masih berada di Gaza, termasuk di Rumah Sakit Indonesia sebelum fasilitas itu dihancurkan pasukan Israel. Salah satunya adalah Fikri Rofiul Haq yang pernah bekerja dii Rumah Sakit Indonesia. Setelah gencatan senjata berakhir pada Jumat, 1 Desember 2023, ia mengatakan bahwa suara pemboman militer Israel terdengar di mana-mana.
"Anda sekarang dapat mendengar suara serangan yang terjadi di seluruh Jalur Gaza dan orang-orang sekarat di sekitar kami," kata Haq pada Al Jazeera, dikutip Sabtu, 2 Desember 2023. "Kami masih berlindung di sekolah negeri di Gaza Selatan dan telah berada di sini selama tujuh hari terakhir sejak dievakuasi dari Rumah Sakit Indonesia."
Advertisement
Israel Serang Truk Bantuan untuk Warga Gaza
Haq mengatakan, gencatan senjata singkat telah memungkinkan masyarakat Gaza kembali menjalani kehidupan normal, meski masih ada kekurangan, bahkan dengan bantuan kemanusiaan yang berdatangan setelah jeda pertempuran. "Sekarang gencatan senjata telah berakhir karena Israel menolak perpanjangan," tuturnya.
Gelombang pertama truk bantuan sejak gencatan senjata tujuh hari di Gaza berakhir telah masuk melalui perbatasan Rafah di sisi Mesir, kata Bulan Sabit Merah Palestina. "Kru Bulan Sabit Merah Palestina kini telah menerima truk bantuan melalui penyeberangan Rafah dari mitra kami di Bulan Sabit Merah Mesir," tulis PRCS di X, dulunya Twitter.
Tidak ada truk bantuan yang memasuki Jalur Gaza pada Jumat ketika Israel kembali melancarkan serangannya terhadap wilayah kantong itu. Israel juga dilaporkan melakukan pengeboman di seluruh Jalur Gaza. Sejak gencatan senjata berakhir, fokus penyerangan berada di wilayah selatan Gaza.
Padahal di awal perang, Israel memerintahkan warga di bagian utara untuk mengungsi ke wilayah selatan. Kebanyakan pengungsi yang dievakuasi dari utara tidak dapat kembali.
Pengungsi Gaza
Padahal di awal perang, Israel memerintahkan warga di bagian utara untuk mengungsi ke wilayah selatan. Kebanyakan pengungsi yang dievakuasi dari utara tidak dapat kembali. Para pengungsi telah "diusir" dua hingga tiga kali sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023, lapor Al Jazeera.
Mereka meninggalkan wilayah utara tanpa membawa apapun dan sekarang berada di selatan untuk kembali dihadapkan dengan serangan bom.Pasukan Israel juga menerbitkan peta pada Jumat, 1 Desember 2023, meminta masyarakat di Gaza untuk mengikuti instruksi dan arahan mengenai evakuasi dan daerah aman. Namun, masyarakat tidak memiliki listrik atau internet untuk mengakses peta tersebut.
Peta ini disebut "membingungkan orang-orang dan mereka tidak tahu bagaimana menghadapinya." Di saat yang sama, masyarakat Gaza juga tidak mempercayai pasukan Israel. "Orang-orang merasa tidak ada tempat yang aman (di Gaza)," sebut outlet itu.
Jurnalis Palestina Hind Khoudary mengatakan, warga sipil di Gaza selatan merasa marah, frustrasi, dan takut ketika tentara Israel meminta mereka mengungsi lebih jauh ke selatan menuju Rafah. Rumah sakit, fasilitas yang dikelola PBB, sekolah, dan rumah penuh sesak karena lebih dari satu juta orang pindah ke wilayah selatan sejak perang dimulai pada 7 Oktober 2023.
Advertisement