Liputan6.com, Jakarta - Berkencan di zaman sekarang bisa jadi sulit, namun setidaknya ada satu orang yang tidak membiarkan hal itu menghalangi usahanya. Pada Selasa, 17 Maret 2024, pengguna X, dulunya Twitter, @ShwetaKukreja_ membagikan foto seorang pria yang terlihat mengenakan kaus dengan "tulisan unik" di bagian belakang.
Pesannya berbunyi, "Untuk para lajang," dan tepat di bawahnya terdapat kode QR, rangkum Says, dikutip Rabu, 20 Maret 2024. Pria itu berdiri di tengah kerumunan di Mahalaxmi Race Course, Mumbai Selatan, India, tempat Ed Sheeran tampil pada 16 Maret 2024.
Setelah dipindai, kode QR di kaus tersebut akan membawa Anda ke profil aplikasi kencan Tinder pria tersebut. Laki-laki diketahui bernama Hardik ini menulis deskripsi menggoda di profil Tinder-nya untuk orang-orang yang cukup penasaran memindai kode QR di kausnya.
Advertisement
"Lihat, siapa yang akhirnya menemukan saya!" tulisnya. "Ya, saya adalah pria berkaus kode QR yang kamu lihat di konser. Makan es krim bersama terdengar seperti ide kencan yang menyenangkan, bagaimana menurutmu? Tinder partner. Profil ini bertujuan sebagai media promosi."
Mendapati ini, banyak warganet yang terkesan dengan cara unik pria itu mencari calon pasangan, entah ia serius atau tidak. "Dan saat itulah nak, aku bertemu ayahmu," kata warganet yang memberi anggukan pada sitkom How I Met Your Father. Setelah tersebar lebih luas, ternyata ada warganet yang tertarik memakai kaus serupa. "Ada yang buka PO (kaus ber-kode QR) gak sih?" tulis seorang pengguna.
Â
Aplikasi Kencan
Ada juga pengguna yang berkomentar, "Bahkan AI pun akan takut dengan taktik kencan pria ini😂ðŸ˜." "Bro menemukan cara sempurna untuk memilih seorang gadis dari konser," sahut yang lain. "Anda pikir Anda telah melihat semua cara untuk mendapatkan pacar, dan ini dia kawan.. dia benar-benar menguasai permainan!!"
Aplikasi kencan memang telah digunakan tidak sedikit orang, namun survei AppsFlyer baru-baru menyebutkan bahwa 65 persen pengguna akan menghapus platform itu hanya dalam waktu satu bulan. Mengutip Newsweek, 21 Februari 2024, 90 persen pengguna bahkan akan menghapus aplikasi tersebut melakukannya hanya seminggu, dan mayoritas dari mereka adalah generasi Z.
Gen Z tumbuh dalam budaya kencan online, tapi banyak yang merasa aplikasi tersebut hanya buang-buang waktu dan tidak penting saat ini. Kelompok itu juga mengaku malas memulai obrolan karena jangkauan audiens-nya terlalu luas. Selain itu, Gen Z mengeluhkan soal profil palsu di aplikasi tersebut. Lainnya memutuskan menghapus aplikasi karena frustasi akibat sering kali diabaikan.
Advertisement
Mengapa Hapus Aplikasi Kencan?
Brianna Spinella (24) asal Staten Island, Amerika Serikat, mengaku menghapus aplikasi kencan setelah menyadari semua kriteria yang dimasukkan ke dalamnya tidak penting. "Aplikasi tersebut menunjukkan pada saya siapa pun yang mereka inginkan dan orang-orangnya selalu sama," kata Spinella pada Newsweek.
Pengguna lain bernama Alice juga menghapus aplikasi kencan online. Ia mengatakan bahwa menemukan pasangan di aplikasi kencan sangat sulit karena target audiensnya yang luas. Orang-orang di aplikasi yang sama saling berlomba menemukan pasangannya.
Lebih buruk lagi, ketika memulai obrolan, pengguna harus menyiapkan diri menjalani komunikasi yang bisa saja dibuat-buat dan tidak tulus. Sementara, Madison menghapusnya karena, menurutnya, menjalin hubungan dengan seseorang yang didapat dari aplikasi kencan sangat membuang-buang waktu dan melelahkan.
"Dibutuhkan banyak energi untuk bertemu seseorang dan sering kali itu hanya membuang-buang waktu. Saya telah bertemu seseorang yang saya cintai dari sebuah aplikasi bertahun-tahun lalu, jadi saya tahu itu bisa terjadi, tapi itu sangat melelahkan. Ada ratusan match dan Anda mungkin bertemu satu dari 100," ujarnya.
Pasangan Suami Istri Bertemu Secara Online Mengaku Kurang Bahagia
Melansir New York Post, 5 Oktober 2023, sebuah studi baru menemukan bahwa pasangan menikah yang bertemu secara online kurang puas dengan pernikahan mereka, dibandingkan mereka yang bertemu secara langsung. "Hasilnya membuktikan adanya efek dari kencan online," demikian bunyi analisis oleh para peneliti di Arizona State University pada September 2023.
Mereka menambahkan, "Orang yang berkencan secara online menyatakan kualitas pernikahan yang lebih rendah dibandingkan mereka yang diperkenalkan dengan pasangannya secara offline."Â Di studi tersebut, para penguji menyurvei 923 orang dewasa yang menikah di Amerika Serikat saat berusia di atas 18 tahun.
Sekitar setengah dari kontributor penelitian pernah bertemu pasangannya di situs kencan, sementara subjek lain bertemu pasangannya melalui teman, keluarga, di tempat kerja, atau di klub malam. Para peneliti tersebut berusaha mengetahui pengaruh dari tempat pasangan bertemu, baik dalam aplikasi atau dalam skenario kehidupan nyata, pada kepuasan dan stabilitas pernikahan mereka.
Meski para ilmuwan mencatat bahwa kencan online telah jadi sangat populer selama dekade terakhir, khususnya di kalangan Gen Z dan milenial berusia antara 18 dan 29 tahun, penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa orang-orang di Amerika Serikat masih lebih menghargai hubungan yang dimulai secara langsung daripada online.
Advertisement