Amsterdam Ingin Lepas dari Kesan Kota Vulgar, Turis Diminta Isi Kuis Pra-kedatangan

Amsterdam terkenal dengan distrik lampu merah yang melegalkan prostitusi.

oleh Dyah Ayu Pamela diperbarui 13 Apr 2024, 10:00 WIB
Diterbitkan 13 Apr 2024, 10:00 WIB
20170421-Melihat Kenyamanan Bersepeda di Amsterdam-Antonius
Warga menggunakan sepeda saat beraktivitas di sekitar kawasan Amsterdam, Kamis (20/4). Tak ada yang menampik bahwa kota Amsterdam, Belanda, merupakan surga bagi para pesepeda. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Amsterdam sedang berupaya menghilangkan kesan sebagai kota vulgar dengan distrik prostitusi legalnya. Diketahui saat ini turis yang berkunjung ke kota tersebut datang hanya karena penasaran dengan distrik lampu merah, sebuah area prostitusi legal di Belanda.

Kota ini sedang mencoba pendekatan lebih halus lewat kampanye terbaru mereka. Mengutip Euronews, Senin, 9 April 2024, lewat program bertajuk "Renew Your View," Amsterdam berharap bisa menarik turis dengan tujuan kunjungan yang berbeda.

Menurut otoritas setempat, mereka ingin mendorong wisatawan melihat kota dari sudut pandang penduduk lokal, tanpa mengelaborasi perspektif apa yang ditawarkan. Dibanding mencari sensasi dan hiburan vulgar, kampanye ini mempromosikan sisi kota yang bebas dari perilaku transgresif dan pesta bujangan yang gaduh.

Ibu kota Belanda juga telah meluncurkan kuis pra-perjalanan bagi pengunjung, termasuk pertanyaan terkait narkoba guna menghalangi wisatawan yang hanya ingin bersuka ria. Amsterdam telah meluncurkan situs web di mana mereka yang merencanakan liburan ke kota tersebut dapat mengikuti kuis tentang tujuan kunjungan mereka.

Disebut Amsterdam Rules, peraturan ini diharapkan dapat mengarahkan pengunjung mempertimbangkan kembali rencana aktivitas mereka di kota tersebut. Jika setuju dengan jawaban seperti menginginkan tur berpemandu ke pekerja seks atau penjelajahan pub, situs web tersebut akan menjawab bahwa aktivitas tersebut sekarang dilarang dan menyatakan bahwa kota tersebut bukanlah tujuan terbaik bagi Anda.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Amsterdam Rules

Bagi-Bagi Bunga Tulip Gratis Usai Lockdown di Belanda
Orang-orang menunggu di jembatan untuk mendapatkan karangan bunga tulip gratis di Amsterdam, Belanda, Sabtu (15/1/2022). Toko-toko di seluruh Belanda dengan hati-hati dibuka kembali setelah berminggu-minggu penguncian virus corona. (AP Photo/Peter Dejong)

Pertanyaan lain akan berupa, "Produk terkenal apa yang ingin Anda coba?" dan menawarkan pilihan stroopwafels, poffertjes (mini pancake), tulip, molly (bahasa gaul untuk ekstasi), dan kokain.

Jika memilih salah satu dari dua pilihan terakhir, akan ada pesan yang muncul, "Membeli narkoba dari pedagang kaki lima adalah ilegal. Pedagang kaki lima menjual obat-obatan palsu yang berbahaya bagi kesehatan Anda. Membeli narkoba di jalan dapat mengakibatkan denda."

Namun, jika jawaban menunjukkan aktivitas sesuai peraturan kota, Anda akan diarahkan ke portal pariwisata resmi mereka, Iamsterdam. Menggambarkan kota ini sebagai tempat untuk "ide, inisiatif, dan inspirasi," kampanye "Renew Your View" Amsterdam akan berlangsung hingga akhir 2025.

Pernyataan ini menekankan keberagaman masyarakat dan sudut pandang kota tersebut, dengan mengatakan "Amsterdam membuat Anda melihat... bagaimana Anda bisa jadi diri Anda sendiri, sambil memberi ruang pada orang lain." 


Kampanye Stay Away

Dulu Kotor dan Bau, Ini Penampakan Kanal di Belanda Sekarang
Warga menaiki perahu saat melintasi kanal di kawasan Amsterdam, Belanda (April 2017). Meskipun pada abad ke-19 kotor dan dipenuhi limbah, kini kanal-kanal di Belanda menjadi salah satu objek wisata terkenal di dunia. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Sebelumnya, kampanye Stay Away di Amsterdam awalnya dilaporkan menyasar pria muda Inggris ketika dirilis pada Maret 2024. Kota ini meneruskan pesan tersebut hingga 2024 dan memperluasnya ke pria berusia 18 hingga 35 tahun dari negara-negara Uni Eropa dan Belanda.

Sejak diluncurkan, kampanye ini diklaim telah dibarengi langkah-langkah mengekang perilaku "mengganggu" di pusat kota. Hal ini termasuk larangan merokok ganja, serta penutupan awal restoran dan penjual makanan di Distrik Lampu Merah.

Ini juga memperingatkan bahwa akhir pekan yang berantakan di kota bisa membuat Anda dikenakan denda dan catatan kriminal. Sejauh ini, aturan tersebut tidak membuat wisatawan putus asa secara signifikan, namun telah mengubah citra kota tersebut dan membuat pengunjung lebih sadar akan peraturan tersebut, Wali Kota Femke Halsema mengatakan pada dewan kota.


PSK di Distrik Lampu Merah Demo

Amsterdam, Belanda
Ilustrasi Kota Amsterdam, Belanda. (Photo by Catalina Fedorova on Unsplash)

Sebelumnya, mengutip laporan kanal Global liputan6.com, 21 Oktober 2023, pekerja seks komersial di Amsterdam memprotes rencana pemindahan distrik Red Light ke luar kota. Mereka protes sebab menganggap lokasi sebelumnya mampu mendukung perjuangan mereka.

Puluhan orang yang sebagian besar mengenakan masker untuk melindungi identitas mereka, berbaris di jalan menuju Balai Kota sembari membawa spanduk bertuliskan, "Jika pekerja seks tidak bisa disalahkan, lalu mengapa kami dihukum?"

Wali Kota Amsterdam Femke Halsema ingin mencabut izin distrik Red Light dan memindahkannya ke luar kota. Tujuannya untuk menghilangkan citra Amsterdam sebagai “kota dosa” sekaligus mengurangi masalah kejahatan di daerah tersebut, dikutip dari The Guardian.

Ia menghadapi pertentangan dari warga lokal dan para pekerja seks yang merasa mereka dijadikan kambing hitam. Halsema telah lama menentang distrik Red Light yang sudah berusia berabad-abad, yang dikenal sebagai De Wallen, tempat para pekerja seks berdiri di depan jendela menunggu pelanggan.

Infografis Destinasi Wisata Urban
Wisata urban adalah wisata yang menjadikan ruang-ruang publik kota dan pengalaman hidup di perkotaan sebagai atraksi utama. (Dok: Liputan6.com/Trisyani)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya